SEPULUH

1K 235 68
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- SEPULUH -

Suzy mendengar suara-suara dari luar tempat dia menunggu. Wanita itu memasukkan ponsel Myungsoo ke dalam saku depan hoodie, lalu ia bergerak menuju pintu. Untungnya tidak di kunci.

Perlahan, wanita itu menolak lebar-lebar daun pintu. Kakinya melangkah keluar dengan kepala yang lebih ia julurkan ke depan, melihat ke kiri dan kekanan; memastikan tidak ada orang di sekitar. Fakta bahwa tidak ada orang di sana membuat Suzy agak merinding, tempat yang belum sepenuhnya selesai di bangun dan terbengkalai itu menyeramkan.

Suara-suara teriakan dari lantai bawah membuat rasa takut Suzy menguap, ada banyak suara yang terdengar hingga ia memberanikan diri keluar dari ruangan itu.

Tunggu di dalam, dan jangan sekalipun keluar― rasanya belum lama Myungsoo berucap demikian sembari mendudukkan dirinya di kursi ruang tersebut. Namun, rasa penasaran lebih menguasai sekarang hingga Suzy memutuskan untuk mengabaikan perintah Myungsoo. Memangnya kenapa dia tidak boleh keluar? Ternyata ada banyak orang.

Suzy menuruni tangga dengan langkah pelan. Tidak ada lampu, penerangan yang ada hanya berasal dari cahaya bulan yang masuk dari jendela-jendela yang belum memiliki penghalang. Melihat sekitar, Suzy juga memperhatikan langkahnya. Tangga batu itu tidak memiliki railing; pagar pengaman.

Semakin Suzy turun, suara riuh itu semakin terdengar. Mudah bagi Suzy untuk mencari asal suara karena gema yang ada. Dia bergerak ke kiri, kemudian menuruni tangga lagi menuju ruang bawah tanah. Suara riuh semakin jelas dan kuat. Hanya ada satu ruangan yang terdapat lampu, langkah Suzy semakin cepat menuruni tangga.

-oOo-

Suzy menutup mulutnya dengan satu tangan, ada banyak orang di ruangan itu. Lampu di ruangan tersebut tidak terang, hanya fokus menyorot ke bagian tengah ruangan yang tidak dapat Suzy lihat karena tubuhnya kalah besar dan tinggi dari orang-orang yang ada di dalam. Suzy memutuskan untuk semakin masuk.

"Pertandingan yang semakin sengit, bukankah menarik?"

Kepala Suzy mendongak, menatap ke arah atas saat suara itu menggema. Seseorang bicara lewat speaker.

"Siapakah yang akan memenangi pertandingan sengit ini?" Suara pria kembali terdengar lewat speaker, "nilai taruhan akan naik jika babak ini belum juga selesai. Kita diburu waktu." Suara riuh benar-benar memekakkan telinga, Suzy sampai menutup kedua telinganya saat teriakan para pria itu menggema luar biasa.

Suzy bisa menangkap sosok wanita di ruangan tersebut, namun benar-benar sedikit dan terlihat jauh lebih di atasnya. Suzy bergerak ke arah yang tidak terlalu di kerumuni orang. Tudung hoodie sudah ia turunkan hingga menutupi hampir seluruh kepala kecilnya, dia semakin bergerak cepat di belakang orang-orang.

"Ouch! Pukulan yang sangat keras dari L!" Suzy merapatkan tubuhnya semakin ke dinding saat keramaian itu agak menggila.

"Sial! Pria dari Seoul itu kuat juga."

"Benar. Seharusnya aku bertaruh untuknya."

"Berengsek, apakah kita akan kalah besar malam ini?"

"Saat pertarungan berikutnya, aku akan bertaruh untuknya."

Sembari menyelinap, Suzy mendengar para pria menggerutu. Dia terengah, sulit bergerak lebih jauh karena bagian tengah ruangan benar-benar dikelilingi, tak ada tempatnya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di ring. Suzy bisa melihat ring, pembatas besi ring itu cukup tinggi dan Suzy tidak sebodoh itu hingga tidak tau.

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang