DUA PULUH EMPAT

1.4K 230 106
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- DUA PULUH EMPAT -

Suzy terlelap tapi Myungsoo masih belum bisa tidur. Memangku kepalanya dengan sebelah tangan, Myungsoo menatap wajah tenang Suzy yang tidur dengan lelap. Napasnya terdengar teratur membuat Myungsoo tersenyum simpul.

Membelai wajah cantik itu dengan dua jarinya, Myungsoo tidak tau apakah yang ia lakukan bersama Suzy selama ini adalah benar. Tidak ada kata cinta atau suka yang keluar dari mulut mereka masing-masing sejauh ini, tapi Myungsoo tidak bisa menyangkal bahwa dia memiliki perasaan lebih pada Suzy. Dia tidak akan melakukan semua ini jika dia tidak suka, dan dengan pemikiran seperti itu, Myungsoo beranggapan bahwa Suzy juga menyukainya.

"Kita akan terus sama-sama, kan?" Myungsoo merendahkan tubuh, memberikan Suzy kecupan lembut di pipinya. Wanita yang menerima kecupan itu sama sekali tidak bereaksi, tetap terlihat tenang dalam tidur.

Kembali mempertemukan kepalanya dengan bantal, Myungsoo beringsut mendekat, meraih pinggang ramping Suzy dan memeluknya erat. Seakan mencari kenyamanan, Suzy semakin masuk dalam pelukan Myungsoo. Senyuman pria Kim itu semakin lebar.

"Selamat tidur." Bisiknya lembut, "mimpi indah." Mengakhiri komunikasi satu arah itu dengan kecupan cukup lama di kepala Suzy. Setelahnya ia memejamkan mata dan mencoba untuk tidur.

-oOo-

Suzy termenung jauh, bahkan saat ia belum bangun dari kasur sama sekali setelah membuka mata. Myungsoo menghilang dari sisi tubuhnya seperti biasa, pria itu pergi lari pagi dan olahraga, pulang dari melakukan kegiatan rutin tersebut dia akan langsung mandi dan itulah yang pria itu lakukan sekarang. Suara shower dari kamar mandi terdengar samar-samar di telinga Suzy.

Kejadian tadi malam berputar-putar di kepalanya membuat ia merasakan rasa hangat dikedua pipi, menangkup dengan kedua tangan― Suzy sadar bahwa pipinya memerah. Kenapa selalu seperti ini? Dia akan mengingat hal-hal seperti itu ketika bangun tidur kemudian menjadi malu sendiri.

Tangan yang semulanya berada di pipi, kini turun ke leher― mengusap agak vertikal lalu Suzy membanting selimut dengan tendangan tiba-tiba. "Aghhh!" Dia menjerit tertahan dengan seluruh wajah yang ia tekankan pada bantal. Setelah menendang selimut, wanita itu langsung berbalik guna menyembunyikan wajahnya di sana; bantal.

Tadi malam, bibir Myungsoo berakhir di lehernya. Memberikan kecupan-kecupan singkat tak terduga. Mengingat tentang itu membuat ia merasakan rasa geli dan hangat itu lagi di lehernya entah bagaimana. Dia pasti sudah gila. Kenapa dia harus mengingatnya lagi dipagi hari seperti ini? Dan, selalu dipagi hari?

Bunyi pintu kamar mandi yang terbuka membuat Suzy seketika berbaring terlentang lagi, mencoba menarik selimut ke atas dengan menggunakan kaki. Meski tidak menatap terang-terangan Myungsoo yang berjalan keluar dari kamar mandi, wanita itu tetap memantau dengan ekor matanya. Myungsoo bergerak menuju kulkas, dengan kaos hitam dan celana pendek. Jangan abaikan rambut hitamnya yang masih agak basah.

Myungsoo mengambil tiga butir telur dari dalam kulkas, berbalik menuju bagian lain dan mengambil mangkuk. "Kalau sudah bangun, sebaiknya kau ke kamar mandi dan cuci muka." Dia bicara sambil memecahkan telur-telur itu.

Suzy yang sudah ketahuan dan tidak bisa pura-pura perlahan bangkit, dia menyibak selimut lagi dan duduk di tepian kasur. Mengikat rambut hitam panjangnya sembari memperhatikan sosok Myungsoo yang beberapa kali bergerak aktif di dapur guna memasak sesuatu.

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang