ENAM

1K 248 49
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- ENAM -

Suzy menatap sikat gigi berwarna merah muda yang baru mereka beli di mini market, dengan benda itu ditangan Suzy melirik ke arah Myungsoo yang memasukkan beberapa makanan ke dalam lemari penyimpanan.

"Terimakasih." Suzy terharu karena Myungsoo membelikannya sikat gigi. Dengan membeli salah satu pelengkapannya seperti ini, itu tandanya Myungsoo memang menerima keberadaannya di sini, kan?

Sembari menyusun persediaan makanan, Myungsoo melirik Suzy. Wanita itu memegang sikat gigi dengan kedua tangannya, menangkup benda itu di depan dada. Ekspresi senang di wajah wanita itu terlihat sangat jelas, hingga Myungsoo tidak sanggup menatapnya lama-lama. Entah sejak kapan dia lemah dengan wajah memelas wanita.

"Itu hanya sikat gigi."

"Tapikan tetap saja," Suzy membuka bungkus sikat gigi itu. "Ini memiliki arti bagiku." Wanita itu antusias sendiri hanya karena sikat gigi. Myungsoo menyesal menebak-nebak bagaimana Suzy sebelumnya, wanita itu berbeda dari yang ia pikirkan. Alih-alih liar dan dewasa, Suzy kebalikannya.

"Aku duluan yang ke kamar mandi!" Wanita itu bergerak cepat ke arah kamar mandi, seakan-akan dia berebut kamar mandi dengan Myungsoo. Melihat itu, Myungsoo hanya geleng-geleng kepala.

-oOo-

Seperti biasa, Myungsoo bangun pagi untuk lari. Dia bersiap-siap tanpa membangunkan Suzy, bahkan ketika dia kembali dari lari yang cukup lama, Suzy masih belum bangun. Meneguk minumannya, mata Myungsoo tertuju ke arah kasur. Suzy tidur dengan rapi. Dia tidak banyak bergerak ketika tidur.

Pria itu mandi, bersiap dan memasukkan nasi instan ke dalam microwave― selama dia melakukan semua kegiatan itu, Suzy belum bangun. Bahkan tidak terlihat terganggu sama sekali dengan setiap pergerakan yang Myungsoo lakukan.

Membuat lauk untuk nasi instannya, Myungsoo menggoreng sosis yang tadi malam mereka beli. Lalu menggoreng telur. Ketika selesai dan melirik ke arah kasur, Suzy bangun dengan hidung yang mengendus-endus. Dia pasti mencium bau makanan; mungkin telur goreng.

"Cuci wajahmu dan makan."

Suzy mengucek matanya berulang sembari menguap, bangun dengan mata yang belum terbuka sempurna. Wanita itu bergerak ke arah Myungsoo. "Aku suka sosis." Tiba-tiba membuat pengakuan pada sosis di pagi hari.

"Aku juga mengorengnya untukmu."

Mata Suzy terbuka sempurna, "benarkah? Ah, aku lapar." Tanpa sadar Myungsoo tersenyum tipis.

"Ayo makan bersama." Ucap pria itu, langsung menghilangkan senyuman ketika dia sadar dengan tindakan spontan itu. Myungsoo memasukkan satu nasi instan ke dalam microwave lagi, untuk Suzy.

-oOo-

"Kau selalu makan nasi di pagi hari?" Suzy bertanya dengan mulut penuh, dia baru pertama kali ini makan nasi instan. Rasanya cukup enak, Suzy rasa dia bisa makan itu setiap hari.

"Begitulah." Myungsoo mengunyah makanannya sembari memperhatikan Suzy makan, wanita itu makan menu yang sama dengannya. Nasi instan, satu telur mata sapi dan satu sosis ayam besar. Meski sangat sederhana, Suzy tampak menikmatinya. Seakan itu adalah makanan kesukaannya.

"Aku akan cepat lapar kalau tidak makan nasi."

Suzy mengangguk-anggukkan kepala.

"Pekerjaanmu apa?" Suzy mengangkat kepala, mengunyah sosis dengan mata menatap Myungsoo. "Aku lihat jam pergi dan pulangmu tidak tentu, jadi aku penasaran dengan pekerjaan yang kau lakukan."

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang