SEMBILAN BELAS

1.2K 223 116
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- SEMBILAN BELAS -

Suzy meneguk minumannya dengan rakus. Tenggorokannya terasa kering dan kepalanya yang pening membuat ia memanyunkan bibir. Myungsoo yang memperhatikan itu menghela napas kecil, "siapa suruh kau berbohong dengan mengaku bisa minum alkohol?" mengambil gelas dari tangan Suzy, mata pria itu masih memperhatikan. Bahkan ketika Suzy kembali menjatuhkan dirinya ke kasur.

Belum lama sejak kejadian kecupan itu terjadi, tapi mereka sudah bertindak seakan tidak terjadi apapun. Bagi Myungsoo, itu lebih ke― berpura-pura seperti tidak terjadi apapun.

"Jangan mengomel." Suzy menarik selimut, menutupi seluruh tubuhnya dengan benda tebal itu. Helaan napas kecil Myungsoo kembali lepas, "Ya sudah. Istirahat saja. Aku keluar sebentar, beli obat pengar." Myungsoo mengambil ancang-ancang untuk berdiri. Tapi gerakannya kalah cepat dengan gerakan Suzy, karena tiba-tiba saja tangan wanita itu berada di kaki; menahan agar Myungsoo tidak menjauh.

"Jangan pergi." Kepalanya keluar dari selimut tebal, "aku hanya pergi beli obat, sebentar." Suzy menggeleng berulang, membuat Myungsoo mau tidak mau kembali duduk di tepian kasur. "Baiklah, sekarang tidur."

Suzy beringsut menjauh, menepuk sisi kasur yang kosong seakan memberi kode agar Myungsoo ikut bergabung dengannya.

Myungsoo terdiam untuk sesaat, "kenapa? Tidak mau tidur bersama setelah aku memberimu kecupan terimakasih?" Suzy membuat tebakan. Menyipitkan kedua matanya.

Myungsoo menggeleng, "tidak." Agak canggung sebenarnya karena Suzy tiba-tiba menyinggung masalah kecupan tadi. Apakah dia merasa biasa saja? Karena jujur, Myungsoo tidak bisa merasa biasa. "Aku harus berganti pakaian dulu."

Suzy langsung ber-oh ria. Dia mengangguk, "baiklah." Seakan memberi izin. Patuh setelah mendengar kalimat Suzy, Myungsoo berdiri. Menuju lemari pakaian dan mulai menarik celana dan atasan baru. Selama proses itu, mata Suzy terus mengikuti pergerakannya. Myungsoo merasa seperti ditelanjangi dengan tatapan itu. Entah kenapa dia malu.

-oOo-

Suzy mengerang kecil dalam tidur, seperti tidak nyaman membuat Myungsoo bergerak lembut menarik tubuhnya untuk semakin masuk ke dalam pelukan. Myungsoo selalu merasa aneh mereka tidur bersama seperti ini setiap malam, saling berpelukan; disaat mereka bahkan tidak punya hubungan romantis― tapi dia tidak protes sama sekali selama itu membuat Suzy nyaman.

Erangan Suzy menghilang setelah dia sepenuhnya masuk dalam pelukan Myungsoo. Tangan pria itu turun naik di punggung, memberikan usapan lembut agar tidur Suzy semakin nyaman dan itu berhasil. Mencoba untuk memejamkan matanya agar ikut tertidur, Myungsoo tiba-tiba teringat akan kecupan singkat Suzy tadi.

Apakah memberikan kecupan seperti itu adalah sesuatu yang biasa bagi Suzy? Kenapa dia terlihat biasa saja?― Myungsoo benar-benar tidak ingin memikirkan tentang itu lagi, namun kepalanya terlalu berisik.

Dengan tangan yang lain, Myungsoo mengusap bagian belakang kepala Suzy. Wanita itu tidur nyenyak dalam pelukannya, membuat ia tidak sampai hati untuk menjauhkan diri dan meninggalkan kasur. Padahal, Myungsoo pikir kepalanya akan sedikit lebih tenang jika dia pergi lari setidaknya untuk sekali putaran.

Benar, kan? Berhubungan dengan wanita itu memang agak merepotkan―  sisi lain Myungsoo membatin, seakan mengejek sisi lainnya yang terlalu lembut. Dengan mata terpejam dan tubuh sepenuhnya memeluk erat Suzy, Myungsoo tersenyum. Meski sedikit merepotkan, dia suka.

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang