DUA PULUH SATU

1.4K 242 175
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- DUA PULUH SATU -

Saat memutuskan untuk pergi dari mansion, Suzy berharap Dong Wook akan berubah pikiran dan membatalkan rencana pernikahannya dengan Min Ho. Seandainya apa yang ia harapkan tersebut gagal, Suzy ingin menyerahkan dirinya pada orang lain― karena dia tidak ingin Min Ho menjadi orang pertama dalam segala hal yang belum pernah ia lakukan.

Kencan, ciuman bahkan tidur bersama― Suzy tidak ingin memberikan momen momen itu pada pria seperti Min Ho. Orang yang ia benci. Setidaknya, itu lah yang dapat ia lakukan sebagai bentuk penolakan terhadap perjodohan itu.

Jung Hyun sering mengatai Min Ho sebagai pria mata keranjang, meski berkata dia menyukai Suzy dan berharap bisa dekat dengannya, pria itu tetap bermain-main dengan wanita lain. Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum, merupakan salah satu alasan kenapa Suzy enggan berurusan dengannya sejak dulu.

"Maukah kau tidur denganku?" Suzy pikir dia masih punya banyak waktu, namun sepertinya itu salah. Tidak peduli seberapa lama ia melarikan diri, keputusan Dong Wook pasti tidak akan berubah. Perjodohan itu pasti tetap akan dilangsungkan.

"A...apa?" Keterkejutan di wajah Myungsoo membuat hati Suzy menciut, apakah pria itu akan membencinya saat ia bersikap lancang seperti ini? Tapi dia benar-benar tidak punya waktu banyak. Dia harus kembali ke mansion setelah apa yang ia inginkan tercapai.

"Bukan tidur seperti yang biasa, maksudku― tidur yang itu. Tidur denganku, Myungsoo." Saat dia kembali ke mansion, dan menyetujui pernikahan itu, Suzy tidak ingin menyesali apapun. Sebelum itu terjadi, momen-momen romantis pertamanya― harus ia habiskan dengan orang lain selain Min Ho. Itu lah rencana kedua sekaligus terakhir yang ia punya.

Myungsoo menatap tak percaya Suzy, "apa yang kau bicarakan? Tidur denganmu?" tidakkah wanita itu bertindak terlalu jauh?

"Tidak bisakah kau melakukannya denganku?" Suzy tidak baik-baik saja, jelas dia sangat malu. Tapi dia benar-benar tidak punya waktu untuk terus menunda-nunda.

"Pikiranmu sedang kacau," Myungsoo memalingkan wajah ke tempat lain, "kau tidak bisa berpikir jernih karenanya―"

"Aku serius!" Suzy memotong kalimat Myungsoo, "aku sadar benar dengan apa yang aku lakukan, aku ingin tidur denganmu. Tidak bisakah kau mengabulkannya?"

Mata tajam Myungsoo kembali jatuh ke netra Suzy yang tadinya basah karena air mata, pria itu menatap lekat-lekat dengan rahang yang mengeras. "Aku tidak menyangka kau wanita yang seperti ini." Pria itu buru-buru berdiri, berhasil melangkah pergi sebelum Suzy menahannya. Pria itu menutup keras-keras pintu apartemen, meninggalkan Suzy yang bersimpuh tidak jauh dari kasur.

Menatap nanar pintu apartemen yang tertutup, Suzy mengigit bibir bawahnya keras-keras sampai rasanya akan ada luka di sana. Dia malu, sangat-sangat malu. Tapi apakah dia punya pilihan? Dia harus segera kembali ke mansion, namun sebelum itu― dia harus tidur dengan seseorang.

-oOo-

Myungsoo mengusap kasar wajahnya sendiri, gigi yang beradu membuat rahangnya semakin terlihat mengeras. Pria itu berbalik, menatap pintu apartemen yang tertutup cukup lama, setelahnya ia menghela napas keras.

Dia meninggalkan Suzy sendiri, dan wanita itu tidak mengejar sama sekali. Myungsoo ingin tau, apakah dia kembali menangis? Myungsoo tidak ingin Suzy kembali menangis. Namun, meski ia ingin tau. Dia tidak masuk kembali sekarang. Dia harus menenangkan diri terlebih dahulu.

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang