LIMA BELAS

1.1K 240 146
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- LIMA BELAS -

Tangan kiri Myungsoo terasa berat saat ia ingin berganti posisi, hal itulah yang membuat dia membuka mata. Setengah sadar, pria itu merasakan pergerakan dari arah samping. Berpaling― dia seketika membeku.

Tunggu...apa?

Dia dan Suzy tidur di kasur yang sama. Posisinya sekarang, dia terlentang dan Suzy berbaring miring ke kanan. Menggunakan tangan kirinya sebagai bantal sedangkan tangan wanita itu di pinggangnya. Memeluk longgar. Satu kaki menindih kaki Myungsoo yang lain. Wanita itu memeluknya.

Apa yang― "aghh." Myungsoo yang akhirnya keluar dari zona setengah sadar refleks menarik diri, gerakan mundur tiba-tiba itu membuat punggung dan bagian belakang kepalanya membentur dinding.

Meringis sakit, Myungsoo mencoba untuk tidak membangunkan Suzy. Namun sayang, saat ia berpaling ke arah Suzy, mata sang wanita sudah terbuka. Dia menggeliat tidak nyaman karena tangan Myungsoo yang ia jadikan bantal hilang begitu saja.

"Kau mau lari pagi?" Wanita itu bicara dengan mata yang kembali ia rapatkan, meringkuk di kasur di saat Myungsoo terpojok di dinding. "Pertandingannya sudah selesai, tubuhmu juga masih sakit. Bukankah lebih baik kau kembali tidur?" Ucapnya masih dengan mata yang terpejam.

Myungsoo mematung di tempatnya, memegang kedua lutut sembari menyandarkan diri di dinding. Dia dan Suzy tidur sekasur sepanjang malam? Mencoba mengingat apa yang terjadi― Myungsoo seketika mengernyitkan kening.

Tadi malam, saat Suzy berada di kamar mandi, Myungsoo memutuskan untuk berbaring di kasur barang sebentar. Tubuhnya sakit-sakit dan berbaring di lantai bukan ide yang bagus. Karenanya dia memutuskan untuk berbaring di kasur sebentar saja, saat Suzy selesai mandi, dia akan berpindah. Namun, rencana hanya tinggal rencana. Dia terlelap, dan sepenuhnya tidur pulas.

Perlahan, Suzy mengangkat kelopak mata lagi. Dia mendongak dan menatap Myungsoo yang masih setia meringkuk dekat dinding. "Kenapa?" suara seraknya kembali terdengar. Myungsoo menatap. Canggung.

"Kau merasa aku melecehkanmu karena tidur sekasur?" Suzy menarik selimut, dia tidur sangat larut tadi malam, jadi masih belum puas. "Aku mengantuk." Lagi-lagi dia memejamkan mata. Myungsoo yang memperhatikan dan mendengar ocehan baru bangun tidurnya hanya terdiam seribu bahasa.

"Myungsoo?"

Panggilan kecil itu terdengar jelas, "tidur lagi sini." Satu tangan Suzy terangkat, saat Myungsoo menatapnya, mata wanita itu tertutup rapat. "Ayo, kau membuatku malu kalau bereaksi seperti itu." Bibirnya mengerucut kesal. Myungsoo yakin matanya yang tertutup itu bukan hanya karena ingin tidur lagi, tapi karena malu.

"Maaf, aku ketiduran di sini selagi menunggumu mandi."

Mata Suzy terbuka.

"Seharusnya kau membangunkanku."

Netra mereka bertemu.

"Aku sudah membangunkanmu." Suzy tidak tau, apakah bicara dengan nada kecil pada Myungsoo tadi malam bisa termasuk dalam kategori membangunkan atau tidak.

"Kenapa? Kau tidak senang bangun-bangun aku ada di sebelah?"

"Bukan itu masalahnya."

"Jadi masalahnya apa?"

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang