EMPAT

1.3K 251 58
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- EMPAT -

Selain membawakan Suzy sarapan, Myungsoo juga membelikan kompres dingin untuk kram. Selagi Suzy makan sarapannya, Myungsoo mengkompres kaki serta betis Suzy dengan telaten. Melirik singkat ke arah wanita itu, Myungsoo bertanya― "apakah kau deman? Kenapa bergelung selimut terus?"

Suzy tersedak, dia menarik selimut lagi dan malu-malu berkata― "aku tidak memakai dalaman, makanya..."

Untuk sesaat Myungsoo error.

"Aku mencucinya di kamar mandimu, kau tidak lihat?"

Dengan wajah bodoh, Myungsoo menggeleng. Pikirannya ada di tempat lain saat mandi, jadi dia tidak melihat sekitar dengan benar.

"Aku terlalu berkeringat, dan juga kotor― aku tidak bisa memakainya, jadi aku mencuci dalaman dan menjemurnya di kamar mandi." Jawab Suzy jujur, agak malu-malu. Tapi dibandingkan dirinya, entah kenapa Myungsoo tampak jauh lebih malu. Terlihat jelas dari wajahnya.

"Setelah kering aku pakai lagi, maaf." Suzy sama sekali tidak bermaksud apa-apa, dia hanya sangat tidak nyaman memakai benda yang sudah sepenuhnya basah karena keringat dan juga kotor. Bagaimana mungkin dia bisa memakai benda itu setelah mandi dan akan pergi tidur?

Melirik Myungsoo hati-hati, Suzy mendapati sang pria mengatup rapat bibir. Terus mengompres dan fokus dengan itu. Anehnya, Suzy tidak merasa takut pria ini akan melakukan hal yang salah meski mereka benar-benar baru kenal.

Kenapa demikian?

-oOo-

Membiarkan Suzy istirahat di apartemennya, Myungsoo pergi ke tempat latihan. Langsung disambut oleh Kim Sung Oh; sang pelatih, sekaligus― semacam manager. Orang yang mengurus pertandingannya dan hal-hal lain.

"Dasar gila! Aku masih kesal mendengar kau pergi ke Busan sendiri."

Sebelum Sung Oh mengomel lebih jauh, Myungsoo menjatuhkan amplop berisi uang yang sudah ia sisihkan khusus untuk pria itu. Benar saja, mulutnya langsung diam dan matanya berbinar-binar. Manusia mana yang tidak suka uang?

"Kau memberiku sebanyak ini?" Sung Oh menatap kagum Myungsoo. Pria itu mengangguk, "sudah aku bilang taruhan di sana besar."

"Tapi tetap saja," Sung Oh memasukkan amplop berisi uang itu ke dalam saku celana trainingnya, "itu permintaan mendadak, kalau terjadi sesuatu padamu bagaimana? Bulan ini kau banyak pertandingan. Bos besar bisa mengamuk kalau tau."

Sung Oh mengoceh selagi Myungsoo melakukan pemanasan.

Sebenarnya, Myungsoo tidak benar-benar mendengarkan ocehan itu, pikirannya ada di rumah. Lebih tepatnya ke arah wanita yang ia bawa dari Busan, masih tidak mengerti kenapa dia menolong wanita itu dan tidak segera mengusirnya. Berurusan dengan wanita selalu berakhir merepotkan, makanya selama ini Myungsoo tidak suka berurusan dengan yang namanya wanita.

"Kau mendengarkan ku tidak?" Akhirnya Sung Oh sadar bahwa pikiran Myungsoo tidak berada di tempat, dia berkacak pinggang di depan dan menatap lekat Myungsoo― "kenapa? Kau terluka? Coba lihat." Kedua tangannya menghentikan pergerakan Myungsoo, mulai mengecek tempat-tempat vital guna mencari cedera. Namun, tidak ada yang parah. Hanya beberapa lebam.

"Hyung." Myungsoo yang sedari tadi diam tubuhnya dicek oleh Sung Oh, kini menatap pria yang lebih tua darinya tersebut― "sepertinya aku sudah gila."

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang