DUA PULUH TUJUH

2.5K 238 199
                                    

[WARNING]

Cerita di bawah ini mengandung konten dewasa yang hanya bisa dibaca oleh umur tentu. Yang di bawah umur harap lebih bijak memilih bacaan! Dan, bagi yang tidak nyaman dengan konten dewasa, silahkan mundur~

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- DUA PULUH TUJUH -

Suzy sudah jatuh hati dan ia tau itu tidak bagus. Ia harus menghentikan perasaan itu. Myungsoo dan dirinya tidak bisa melangkah bersama lebih lama lagi. Ia tau. Sangat tau. Namun untuk sesaat, Suzy ingin melupakan itu semua. Melupakan tentang alasan sebenarnya ia ingin melakukan ini, lalu orang-orang yang ia kasihani di Busan. Setidaknya dalam pelukan Myungsoo, dia melupakan semua itu.

"Kau gugup." Suara berat Myungsoo membuat Suzy membuka kedua matanya, "seolah-olah kau tidak gugup." Myungsoo menarik sudut bibir, menekan bibir Suzy dengan bibirnya setelah itu membuat jarak. Mata mereka bertemu, saling tatap tanpa bicara.

Bibir mereka kembali bertemu, kali ini tidak hanya sekedar bertemu dan menekan. Melainkan menyesap satu sama lain dan memasukkan lidah, suara decakan terdengar jelas. Suzy meremas lengan Myungsoo ketika ciuman itu semakin dalam dan menuntut hingga Suzy tidak bisa mengimbanginya lagi.

Ketika Suzy fokus dengan pertemuan bibir mereka, Myungsoo menggulung baju kaos oversize wanita itu hingga menyentuh area lehernya. Suzy mengangkat dagu, bersamaan dengan tubuhnya yang melengkung. Myungsoo berhasil melepaskan kait bra hitam Suzy dengan sedikit usaha.

Mudah bagi Myungsoo untuk menarik turun celana piyama Suzy yang tipis saat bibirnya menyentuh kulit perut Suzy membuat wanita itu bergetar. "Myung―" Suzy tidak bisa menyelesaikan nama Myungsoo karena suaranya terdengar aneh, namun Myungsoo menatapnya seakan terpancing. Ciumannya semakin naik, mengecup setiap kulit perut Suzy hingga akhirnya sampai di belahan dada. Suzy menahan napas. Belum ada orang yang melihat payudaranya, itu sangat memalukan.

Seakan mengerti dengan rasa malu Suzy, Myungsoo naik ke atas kembali. Meraih bibir merah muda kesukaan dan mengajaknya beradu kembali. Suzy terbawa suasana ciuman itu, "Hggh." Ia tersentak sedikit ketika tangan besar Myungsoo malah mengusap dadanya. Silih berganti antara yang kiri dan kanan.

Suzy membuka mata, menatap netra Myungsoo yang juga menatapnya. Pria itu tersenyum dengan wajah yang bersemu, Suzy bisa merasakan hangatnya dengan telapak tangannya yang ada di sana. Usapan Myungsoo berubah menjadi remasan pelan, yang kemudian sedikit lebih keras. Suzy yang tidak kuat menatap mata Myungsoo memalingkan wajahnya dengan kelopak mata yang tertutup. Pria Kim itu menyentuh hal yang selama ini ia jaga.

"Hgg―" Suzy benar-benar mencoba menahan suara yang ia anggap aneh tersebut, tapi ketika bibir Myungsoo menjauh dari bibirnya dan berhenti dipuncak yang ia rasa sudah mengeras, Suzy tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Desahan itu keluar, bersamaan dengan hisapan Myungsoo yang membuat Suzy benar-benar bergetar.

"Kau harus rileks." Myungsoo menarik tubuh Suzy hingga mereka duduk berhadapan, "jangan menahan desahanmu. Keluarkan saja." Dia membantu Suzy melepaskan sepenuhnya kaos oversize yang masih tergulung. Myungsoo melempar itu ke samping kasur bersamaan dengan bra hitam Suzy.

Keduanya kini sama-sama bertelanjang dada.

Suzy menyilangkan kedua tangannya di dada, memandang ke arah lain dengan mulut yang mencicit, "bagaimana aku bisa rileks?" pelan namun Myungsoo masih bisa mendengarnya.

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang