DUA PULUH DUA

1.3K 236 155
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- DUA PULUH DUA -

Suzy biasanya bangun ketika Myungsoo sudah menyingung masalah sarapan, namun pagi itu sang wanita Bae tetap meringkuk di kasur. Tidak bergerak bangun meski Myungsoo sudah memanggilnya untuk sarapan.

Mendekat ke arah Suzy, Myungsoo bicara lembut― "kau tidak lapar?" hampir seperti berbisik. Suzy menggeliat kecil, menarik selimut sampai menutupi kepala dan samar-samar Myungsoo mendengar wanita itu berkata, "aku mengantuk."

Tersenyum simpul, Myungsoo mengusap punggung Suzy karena wanita itu berbaring membelakanginya, "baiklah." Mungkin karena tadi malam mereka tidur sangat larut, jadi Suzy masih mengantuk. "Sarapannya ada di meja, bangun dan makan saat kau lapar. Aku harus pergi bekerja." Tidak ada respon dari Suzy, membuat Myungsoo berpikir bahwa wanita itu sudah kembali terlelap dalam tidurnya.

Tidak ingin mengganggu lebih lagi, Myungsoo pun bergerak menjauh.

Dia memakai jaketnya, kemudian bergerak menuju pintu apartemen. Biasanya, saat ia pergi, Suzy akan menatapnya hingga ia menghilang di balik pintu, namun hari ini yang Myungsoo lihat hanyalah punggung wanita itu yang tertutupi selimut tebal.

Dia pasti sangat mengantuk.

-oOo-

Setelah bunyi pintu yang tertutup, tidak ada suara lainnya yang berarti. Menunggu beberapa saat; seakan memastikan sesuatu, Suzy akhirnya menarik turun selimut dan mengubah posisi. Dia berbaring miring mengharap pintu apartemen, menatap pintu itu cukup lama setelahnya dia meremas rambutnya sendiri. Cukup kuat hingga ia sendiri meringis kesakitan.

"Aku benar-benar gila. Memalukan sekali!" Dia menendang-nendang selimut hingga benda itu jatuh ke sisi lain, tidak ada penghalang, kini Suzy menendang-nendang udara.

Ketika ia membuka mata, dia langsung teringat akan kejadian tadi malam. Dia dan Myungsoo berciuman, cukup intim. Tidak― sangat intim sampai Suzy masih bisa merasakan di bibirnya sekarang.

"Ahhh! Bagaimana ini! Aku tidak bisa menatap wajahnya!" Suzy tengkurap, membenamkan wajahnya di bantal dengan kedua kaki yang masih bergerak liar. Dia terlalu malu untuk menatap wajah Myungsoo pagi ini, hingga ia harus berakting tidak bisa bangun karena terlalu mengantuk.

"Kami berciuman. Ya Tuhan, kami berciuman!"

Mengubah posisi lagi dengan cepat, Suzy kini terduduk di kasur yang benar-benar berantakan karena ulahnya sendiri. Wanita itu menyentuh dadanya dengan kedua tangan, "jadi seperti itu rasanya ciuman." Kedua tangan itu naik, menangkup kedua pipi yang memerah. "Itu membuatku gila." Senyuman lebar tidak bisa ia tahan sama sekali, sampai Suzy rasa pipinya sakit karena terlalu lebar tersenyum.

Apakah Myungsoo juga merasakan hal yang sama?

-oOo-

Selesai dengan sesi kerjanya hari itu, Myungsoo duduk di ruang ganti pegawai. Dia mengambil ponselnya dari dalam loker, membuka sebuah situs dan menulis sesuatu setelah cukup lama diam guna berpikir apakah dia harus melakukannya atau tidak. Setelah dirasa cukup berdebat dengan diri sendiri sedari dalam bus menuju gym, Myungsoo akhirnya memutuskan untuk melakukannya.

Aku tinggal bersama seorang wanita belum lama ini― pria itu mengetik, membuat sebuah postingan di situs berbagi pendapat yang cukup terkenal. Banyak orang yang membuat postingan random secara anonim di sana, meminta pendapat dan sebagainya. Selalu ada yang merespon.

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang