--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
- DUA PULUH TIGA -
Memperhatikan Suzy yang sedang menyesap minuman dinginnya, Se Kyung tersenyum cerah. Dia memangku tangan sembari menatap lekat-lekat wanita yang ia paksa untuk ikut ke café depan tempat gym tanpa sepengetahuan Myungsoo.
"Suzy."
"Ya, eonni?"
"Kau tidak ada perkerjaan, kan?"
Suzy menggeleng, "sangat sulit mencari pekerjaan." Ungkapnya, tapi tidak bicara tentang tanda pengenalnya yang tidak ada. Wanita itu menyengir polos. Siang itu dia ikut Myungsoo ke tempat gym karena bosan di apartemen, berakhir bertemu dengan Se Kyung yang ternyata memiliki jadwal training.
"Aku punya pekerjaan yang sangat cocok untukmu, kau mau ikut?"
Suzy menjauhkan sedotan minuman dingin dari bibirnya, menatap lekat-lekat Se Kyung namun tanpa kata. "Sebenarnya, eonni mu ini adalah seorang model." Se Kyung menyerahkan kartu namanya pada Suzy, ada nama perusahaan modeling di sisi lain nama Se Kyung pada kartu itu. "Kau tertarik untuk bergabung?"
Kepala Suzy terangkat, yang tadinya membaca kartu itu, kini kembali menatap Se Kyung.
"Sejak pertama kali melihatmu, aku tau kau sangat cocok dengan pekerjaan ini. Semua jenis pakaian, dan semua warna, pasti akan terlihat cantik padamu." Se Kyung menangkup tangannya di depan dada.
Dia bicara jujur apa adanya, saat pertama kali melihat Suzy, itulah yang ia rasakan. Suzy akan sangat cocok menjadi model. Tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih dan tampak sehat. Ditambah fitur-fitur wajahnya yang jelas. Bahkan sebagai seorang wanita, Se Kyung jatuh cinta pada kecantikan yang Suzy miliki.
Suzy menatap wajah Se Kyung dan kartu nama itu bergantian, menjadi model? Dia? Apakah bisa?
"Aku tidak memaksamu langsung setuju sekarang, tentu kau ada pertimbangan tersendiri." Se Kyung tertawa singkat, "simpan saja kartu nama itu, saat kau ingin bergabung, hubungi aku. Bagaimana?"
Suzy tersenyum simpul. Sembari menganggukkan kepala, dia menjawab― "baiklah. Terima kasih sudah menawariku pekerjaan eonni." Dengan sopan, Suzy menempatkan kedua tangannya di perut, membungkuk ke arah Se Kyung sebagai tanda terima kasih.
Se Kyung yang gemas melihat itu langsung menarik kursinya mendekat ke arah Suzy, dia mengambil ponsel dan membuka kamera― "ayo foto bersama. Kau terlalu cantik untuk tidak diajak foto." Wanita Shin itu tergila-gila dengan wanita cantik.
-oOo-
Suzy langsung memeluk lengan Myungsoo ketika ia mendapati sorot tajam dari mata sang pria ketika ia ketahuan pergi tanpa pamitan. Bagaimanapun juga, Se Kyung menawarinya pergi makan camilan dengan rayuan yang sangat sulit untuk ditolak. Suzy tidak tega mengabaikan ajakan tersebut.
"Aku pergi dengan Se Kyung eonni." Dia semakin mengeratkan pelukan itu karena Myungsoo tidak merubah raut wajahnya. "Hanya ke café depan." Dia cengengesan, berharap itu bisa meluluhkan Myungsoo.
"Kau tau betapa paniknya aku mencarimu?"
Suzy merengut sedih, "maaf." Hanya kata itu yang bisa ia ucapkan.
"Aku tidak bisa masuk ke dalam untuk memberitahumu, makanya―" kedua tangannya turun dari lengan, beralih meraih tangan besar Myungsoo dan menggenggamnya dengan kedua tangan. "Jangan marah."
![](https://img.wattpad.com/cover/302390111-288-k385875.jpg)