DUA PULUH LIMA

1.5K 230 188
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- DUA PULUH LIMA -

Suzy masih menertawakan Myungsoo, bahkan setelah mereka naik bus selepas meninggalkan cafe tempat keduanya menghabiskan waktu santai. Ditertawakan oleh Suzy, Myungsoo hanya bisa parah.

Perbuatan mereka di café tadi tentu saja ketahuan, tidak peduli seberpa sudutpun mereka memilih tempat duduk. Karyawan café serta bebera pengunjung melihat keduanya setelah kejadian itu, mudah bagi Suzy untuk berlindung di balik tubuh besar Myungsoo. Sedangkan pria itu? Dia tidak bisa sembunyi, sehingga dia lah yang harus menerima semua lirikan-lirikan itu.

Suzy terbatuk-batuk karena terlalu asik tertawa, akhirnya berhenti melakukan hal tersebyt ketika merasa sudah cukup puas. Myungsoo akhirnya melirik Suzy lagi setelah mengabaikan wanita itu dengan tawanya yang tak berhenti.

"Puas tertawa?" Suzy mengangguk, "tadi itu sangat menyenangkan." Kekehannya keluar, "wajahmu benar-benar merah tau. Sangat lucu."

Myungsoo memutar pandangan, "aku tidak akan mengabulkan keinginanmu yang seperti itu lagi lain kali." Suzy merespon dengan raut wajah tidak yakin, pria Kim itu sudah terbiasa dengan skinship diantara mereka, jadi dia tidak yakin dengan kalimat yang barusan pria itu lontarkan.

"Apakah kau yakin?" Dia memiringkan kepalanya, memandang Myungsoo dengan tatapan menggoda. Tidak mau memberi respon, Myungsoo memalingkan wajah ke arah lain. Melihat itu Suzy mengulum senyum, menggoda Myungsoo adalah hal yang menyenangkan. Responnya benar-benar terasa baru bagi Suzy, dan dia menikmati itu. Apakah dia akan bisa merasa seperti ini lagi kedepannya?

-oOo-

Melon tadi malam yang Myungsoo beli baru bisa mereka cicipi sore itu. Myungsoo mengeluarkan benda hijau itu dari bagian terbawah kulkas, lalu memotong bentuk dadu. Menempatkan potongan-potongan itu dalam piring, setelah selesai dia bersiap-siap untuk pergi bekerja. Ada janji di gym saat sore, dan akan selesai larut malam. VIP kadang sering membuat janji dijam-jam seperti itu.

Suzy mengunyah melon sembari memperhatikan Myungsoo bersiap, karena tidak ada kamar terpisah selain kamar mandi di unit kecil itu, Suzy bisa melihat bagaimana Myungsoo melepas kaosnya dan berganti dengan kaos yang baru.

Melihat pria bertelanjang dada secara langsung bukan hal yang baru bagi Suzy, dia sering melihat itu kalau ikut Ha Joon ke semacam markas lain tempat olahraga dan men-training orang-orang baru yang akan bekerja di club, bar dan lainnya.

Suzy tidak pernah bersemu melihat pria bertelanjang dada, kadang Suzy merasa ngeri jika melihat tubuh pria yang terlalu terbentuk, mereka terlihat seperti hulk. Namun― ya, yang satu ini pengecualian. Suzy suka melihat Myungsoo bertelanjang dada. Ototnya terbentuk sebagus Ha Joon, 'roti sobek' nya bahkan ada enam potong.

Hehehe― Suzy tersenyum mesum, bahkan saat membatin.

"Aku pulang agak larut, jadi tidak perlu menunggu." Saat Suzy tersadar, Myungsoo sudah memakai jaket. Wanita itu mengangguk-anggukkan kepala, menusuk potongan melon lagi dengan garpu dan membawa potongan itu ke dalam mulut.

Suzy pikir Myungsoo akan langsung pergi seperti biasa, tapi tebakannya salah karena Myungsoo melangkah mendekat, berjongkok di depannya dan meraih dahu dengan telunjuk dan jari jempol.

Sedikit mendongak, wanita itu membalas tatapan Myugsoo dengan binggung. Punggungnya tiba-tiba menegang ketika bibir mereka bertemu, dengan satu tangan Suzy memukul lengan Myungsoo tidak terlalu keras. Bukan karena tidak senang dengan ciuman tersebut, melainkan dengan kerja lidah Myungsoo yang mencuri potongan melon di dalam mulutnya yang belum sempat ia kunyah.

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang