Park Serim

1.6K 143 32
                                    

Park Serim (25 y/o)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Park Serim (25 y/o)

Ok. Satu kata untuk kakak sulung Jeongwoo,
Tampan.

Si tampan putra sulung keluarga Park ini tentunya adalah pimpinan dari Park Corporation generasi penerus sang ayah yang telah tiada. Pemuda yang hampir menginjak kepala tiga ini adalah orang pendiam yang sulit ditebak, sifat dingin dan raut datarnya menambah kesan misterius padanya.

Huh. Bahkan Jeongwoo selalu dibuat kesal dengan sikap yang terkesan kelewat cuek pada sekitarnya. Dan yang lebih menyebalkan lagi adalah saat Serim menunjukkan sifat overprotective pada adik-ariknya terutama si bungsu yang membuatnya risih dan berakhir merajuk seharian pada sang kakak.

Tapi dibalik sifatnya yang sedingin balok es itu, Serim hanya ingin melindungi dan menjaga keluarganya dari bahaya. Menjadi putra sulung, tulang punggung keluarga dan pimpinan perusahaan membuatnya tertekan dan lelah. Tapi semua ia sembunyikan agar tak terlihat lemah dimata yang lain.

Karna Serim adalah tameng keluarga Park yang tak boleh retak.

🐺🐺🐺

"Serim"

Manik tajam matanya menatap lekat pemuda manis yang baru saja datang memasuki ruang kerjanya. Kini netra si pemuda dingin teralihkan sepenuhnya pada sang kekasih yang berjalan mendekat dan menaruh kotak makan diatas mejanya.

"Kau tak bilang akan kemari, By" ucap Serim bangun dari duduknya dan meraih tangan sang kekasih dengan lembut.

"Kejutan? Makanlah, aku tau kau belum makan. Makanya aku datang membawakan bekal"

Serim menggeleng lalu tersenyum pada yang lebih muda. "Aku belum lapar"

Oh baiklah. Lupakan sifat balok es-nya, karna sekarang es itu sudah mencair saat berada didekat kekasih hatinya. Sepertinya pengecualian untuk si terkasih ini, seorang Park Serim tidak bisa berlaku dingin padanya.

Katakan saja bucin. Jeongwoo memaksa.

Veni vidi vice yes my~ world~

Dering ponsel yang bernada indah itu mengganggu pendengaran Serim yang tengah jatuh dalam pesona kekasihnya. "Menyebalkan" umpat si tampan pelan yang mendapat kekehan singkat dari si manis.

Dengan sigap jemarinya meraih benda pipih berlogo apel digigit itu dan menjawab panggilan dari si penelepon.

"Hal--"

"Hei pak tua! Makan bekalmu! Jangan menyia-nyiakan kerja kerasku yang sudah berkutat setengah jam didapur demi membuatkan sarapan menjelang makan siang untuk kakak sulung tercintanya! Kau pikir memasak itu tidak pakai tenaga dan usaha?

Makan! Sebelum kau tidak bisa lagi merasakan nikmatnya makan didunia! Aku tidak mau mengurus mayatmu dan datang diacara pemakaman kalau nantinya kau mati konyol karna kelaparan! Jangan berpikir aku tidak memantau, jadi jangan coba-coba untuk membuangnya! Atau aku akan membuang simpanan wine dikamarmu!

Sudah ya, kututup dulu! Jeongwoo sayang kak Serim banyak-banyak~
Untung rumah tidak kebakaran karna kompor meletup tadi..."

"H-hei--!"

Tut.. Tut.. Tut..

Serim melongo ditempat, masih terdiam mencerna kalimat demi per kalimat yang tadi adik bungsunya ocehkan disambubgan telepon yang baru saja diputus secara sepihak tanpa sopan santun. Si sulung mendengus saat mendapat kiriman pesan diruang percakapan dengan celotehan yang sama dari sang adik.

"Si bocah sialan itu" geram Serim melempar asal ponselnya. Rusak tinggal beli baru.

"Haha.. Jangan kesal begitu, adikmu hanya khawatir kakaknya akan jatuh sakit kalau terus melewatkan jam makan" tegur sang kekasih yang masih berdiri ditempatnya.

"Aku sangat tersentuh dia khawatir, tapi aku lebih khawatir akan sakit perut setelah memakan masakannya, dan tidak ku sangka kau mau saja mengantar bekal buatan Jeongwoo untuk ku, Woobin-ah"

Yang dipanggil Woobin tadi kembali terkekeh lalu mencuri satu kecupan dari Serim. "Kali ini aku memihak adikmu"

Woobin beranjak untuk meninggalkan ruang kerja Serim, karna si lelaki manis pun masih punya jadwal untuk membantu dosennya dikampus. "Lagi pula kalau aku tidak datang, mungkin rumahmu sudah jadi abu dengan mayat adikmu disana Park.. Kompornya meletup saat dia meneleponku" ujarnya sebelum benar-benar pergi.

Serim memutar bola matanya malas.

Tunggu.. Apa tadi? Kompor meletup? Oh..

Baiklah, si sulung panik. Serim membulatkan matanya dengan sempurna dan segera meraih ponselnya yang dilempar asal tadi dan mengetikkan beberapa pesan pada sang adik. Memastikan si bayi serigala itu masih hidup dirumah, dan balasan yang Serim dapatkan adalah makian penuh cinta.

Adiknya itu sepertinya benar-benar tidak ingin Serim hidup tenang.

🐺🐺🐺

_________

𝕋𝕙𝕖 ℙ𝕒𝕣𝕜 𝔽𝕒𝕞𝕚𝕝𝕪

__________

To be continued..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Night love ♡

The Park Family (HJW) ✔Where stories live. Discover now