Happy reading love
.
.
.
.
.
.
.
[The Park Family-Hajeongwoo]
___
"Kak"
"Ya, bun?" balas Taki saat Jeongwoo memanggilnya.
"Kemana kembaranmu?"
"Bukannya di kamar?"
"Tidak ada, kalian tidak pulang bersama?" Taki menggeleng.
"Mungkin ke rumah aunty Ji"
Jeongwoo mengerutkan keningnya, "sedang apa?"
"Menggoda Sunoo mungkin"
"Astaga" gumam Jeongwoo. Anak dan ayah sama saja, tukang goda.
"Bunaaaaaaa~" panggil suara riang itu seraya berlari lalu melompat memeluk Jeongwoo.
"Uuff! Haha.. Kenapa Harua?" tanya Jeongwoo lembut pada putra bungsunya.
"Aru malam ini izin ya buna, Aru mau ikut ayah"
"Ikut kemana?"
"Pameran! Ada pameran kalung baru di tengah kota malam ini, ayah kan salah satu tamu yang di undang, aku ingin ikut lihat" ujar Harua.
Jeongwoo tampak berfikir, bukan masalah tidak bolehnya, tapi Jeongwoo takut saja ada 'maksud lain' dari pameran itu. Lagipula ia yakin sebenarnya Haruto ada misi memburu mangsa yang berstatus musuhnya disana.
"Sudah bilang dengan ayah?"
"Kata ayah boleh! Tapi katanya izin buna dulu, makanya.. Boleh ya bun? Boleeh yaaaa?" rayu Harua dengan mata memelasnya.
Ingatkan Jeongwoo untuk mengomeli Haruto setelah ini karna membolehkan anaknya ikut masuk dalam bahaya. "Baiklah, tapi jangan jauh-jauh dari ayah hm?"
"Ok!! Yeeayyy~ sayang bunaaa!!" pekik Harua senang lalu mencium pipi Jeongwoo senang.
Taki menatap aneh kepergian adiknya yang kelewat riang, alisnya mengerut melihat tingkah Harua yang sedang berlari menuju kamarnya.
"Bunda yakin memberi izin pada Aru ikut pameran? Maksudku.. Ayah kan ikut pameran itu karna akan mengincar musuh"
"Makanya, cepat telpon pulang kembaranmu dan bersiap, kita akan ikut juga"
"Lah?!"
"Yang di undang itu atas nama keluarga Watanabe, bukan ayahmu saja! Ayo cepat"
Taki itu terkadang tidak paham dengan alur pikir keluarga nya. "Memang hanya aku yang waras disini"
---
"Selamat datang di pameran kami tuan Watanabe" sambut seseorang.
"Ah ya, terima kasih"
"Datang dengan keluarga?"
"Ya, sudah lama juga kami tidak pergi bersama" jawab Haruto disertai senyum tipis.
