Empat

714 109 4
                                    

Ali, Prilly dan Syifa sampai di sebuah mall. Ketiganya berkeliling, lebih tepatnya Ali menemani kedua perempuan itu mencari baju dan keperluan camping. Iya kampus mereka mengadakan acara camping untuk mendekatkan mereka semua. Ini khusus untuk mahasiswa dan mahasiswi semester lima.

Ali menundukkan kepalanya saat Prilly di depannya, memperlihatkan sebuah gaun tidur.

"Calon suami bagus ga buat aku?" Ujarnya senang.

"Tidak."

"Ih ini sexy dan pas buat aku loh."

"Carilah pakaian yang tertutup, apalagi kamu akan menginap di ruang terbuka dan banyak laki laki disana."

Prilly tersenyum, ia berpikir jika Ali cemburu, "Cemburu kamu casu?"

"Untuk apa? Tidak penting." Ketus Ali.

"Astaga ga boleh gitu casu sama calis."

"Pergilah, kita bukan muhrim yang bisa dekat seperti ini."

"Kan aku calis kamu."

"Calis? Apa lagi?"

"Ih calis tuh calon istri, dasar casu ga peka."

"Sudahlah jangan membuat keributan, cepat bayar dan pulang. Saya capek dengan tingkah kamu."

"Kalo casu capek, aku bisa loh mijitin."

Ali memijat dahinya yang berkerut, ia tak habis pikir dengan sifat Prilly yang tidak tau malu ini. Ia juga harus menjaga namanya karena beberapa orang sudah meliriknya dan Prilly, sebagai ustadz dia harus memberikan contoh yang baik pada masyarakat.

"Abang."

Ali mendongak, "Udah?"

"Udah bang, ini Syifa mau bayar dulu."

Ali membuka dompetnya dan menyerahkan kartu debit pada Syifa, "Ini buat bayar pakaian kamu sama teman kamu."

"Aduh casu, aku kan jadi makin cinta." Ujar Prilly menyerobot Syifa.

"Sana bayar."

Syifa segera menarik Prilly menjauh dari Ali, wajah Abang nya sudah merah menahan emosinya yang hampir saja meledak.

"Ih Syifa kenapa di tarik sih? Kan gue mau temenin calon suami."

"Astaghfirullah Pril, kan udah di bilang Abang aku ga bakal melirik kamu, kalo kamu aja masih pake pakaian kebuka kayak gini." Jelas Syifa.

"Gini ya Syifa cantik adiknya ustadz Ali ganteng, gue yakin Ali pria normal dan pasti dia bakal tergoda sama tubuh gue dan bakal luluh."

"Astaghfirullah hal adzim." Syifa beristighfar mendengar penuturan Prilly, ia benar-benar tak habis pikir dengan sahabatnya ini.

"Ck istighfar mulu kek apaan tau."

"Capek ah ngomong sama kamu."

"Ih yaudah ga usah ngomong."

Syifa mengalihkan pandangannya dan fokus mengantri, sedangkan Prilly menatap Ali yang duduk di kursi tunggu, sesekali ia mengedipkan matanya serta memoyongkan bibirnya menggoda Ali. Ali hanya beristighfar dalam hati melihat tingkah Prilly, ia juga harus fokus menjaga pandangannya dari aurat Prilly yang terpampang nyata.

"Astaghfirullah semoga kamu cepet dapet hidayah dari-Mu yang Allah." Batin Ali mendoakan Prilly agar segera bertaubat.

Setelah membayar, Ali mengajak keduanya untuk makan. Ia membawanya ke restoran favorit keluarganya.

"Adek mau makan apa?"

"Mau sop ayam sama jus jeruk."

Ali segera memanggil pelayan hal itu membuat Prilly protes, "Ih kok casu ga nanyain aku sih!"

Sujud BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang