Sepuluh

786 124 9
                                    

Setelah kejadian Ali dan Syifa yang datang menjenguknya, Prilly kini sudah tak ingin mengganggu Ali lagi, masih jelas di ingatannya bahwa Ali hanya ingin menikah perempuan sholehah dan juga perempuan yang dicintainya.

Kini Prilly duduk manis di kantin, ia baru saja selesai kelas pertama. Prilly memainkan game di ponselnya.

"Pril."

"Eh kenapa Fa?"

"Kamu kenapa sih? Dari kemarin diem doang."

"Perasaan lo doang kali, gue gapapa kok."

"Tapi kamu aneh banget, ga biasanya diem."

"Tau ah serba salah kayaknya nih, diem salah, berisik apa lagi." Gerutu Prilly berusaha meyakinkan Syifa jika ia baik-baik saja.

"Ya ga gitu juga, aku cuma khawatir takutnya kamu lagi ada masalah."

"Enggak kok, kan gue bakal cerita juga kalo ada masalah."

"Iya deh."

"Abis ini kelas siapa?"

"Mister Doka."

"Huh males banget gue sama mata kuliah tuh dosen."

"Itu karena kamu benci dosennya makanya ke bawa ke pelajarannya."

"Iya abis dia tuh suka banget kuis dadakan, bisa serangan jantung gue lama lama."

"Astaghfirullah hal adzim, ga boleh ngomong gitu."

"Ya abis gue kesel."

"Terserah kamu deh, mending aku makan."

Syifa mulai menyantap soto ayam yang baru saja datang, ia dengan lahap memakannya. Prilly yang melihat itu jadi lapar lagi, ia pun memesan soto betawi.

"Alexa?"

"Denand ngapain lo?"

"Ya main aja, pacar gue kuliah disini juga."

"Oh iya lupa gue, hm jangan deketin gue lagi ya. Gue males banget ladenin pacar lo yang jelek itu."

"Maksud lo apaan?"

"Waktu cewek lo labrak gue buat jauhin lo, padahal yang sebenarnya itu lo yang deketin gue."

"Sorry."

"Hm. Udah yuk ke kelas fa." Prilly beranjak berdiri dan mengajak Syifa ke kelas.

Denand menatap punggung Prilly yang menjauh, sungguh ia jatuh cinta pada Prilly padahal awalnya buat main-main saja eh malah jatuh cinta beneran, "Sialan." Umpatnya.

Syifa mengikuti langkah Prilly yang menjauh dari kantin, padahal kelas mereka masih lama.

"Itu siapa Pril?"

"Denand, gue kenal dia di club."

"Astaghfirullah hal adzim, kamu masih suka kesana?"

"Hm."

"Kan aku udah pernah bilang, jangan pernah kesana lagi. Ga baik, apalagi kalo sampe Abang tau, Abang malah semakin susah buat kamu gapai."

Prilly diam, "Kalo pun gue ga kesana lagi, kita emang ga bakal bisa nyatu Fa." Batin Prilly.

"Udah jangan bahas Abang lo."

"Kenapa? Tumben banget, kamu nyerah?"

"Gue enggak nyerah, cuma lagi males aja."

"Udah ah, mending kita nunggu di perpus deh sekalian ngadem." Ajak Prilly.

"Oke."

Keduanya berjalan menuju perpustakaan yang berada di lantai tiga. Perpustakaan lantai tiga merupakan perpustakaan utama di kampus ini, banyak mahasiswa ataupun mahasiswi yang belajar disana.

Sujud BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang