Malam ini lagi dan lagi Prilly pergi ke club bersama dengan Mia. Prilly duduk di kursi biasanya dan menunggu Mia yang belum juga menampakkan hidungnya, padahal dia yang mengajak namun dia juga yang belum datang.
"Ck nih bocah mana sih!" Decaknya.
Tak lama ponselnya berdering tertera nama Mia disana, ia segera mengangkatnya.
"Halo."
"Pril, sorry gue ga jadi ke club."
"What?! Ngeselin lo anjir."
"Sorry pril, ini doi gue tiba tiba ada di kosan."
"Ah tai lo."
Prilly mematikan sambungannya, "Ck tau gitu gue ga ke club." Umpatnya.
Prilly melihat sekeliling yang semakin ramai dengan orang-orang berdosa hahaha termasuk dirinya. Dengan malas Prilly menuangkan wine ke dalam gelasnya dan menenggaknya.
"Sialan Mia."
Prilly menyandarkan tubuhnya pada belakang sofa. Matanya mengedar ke seluruh ruangan hingga matanya menangkap sosok sang adik yang terkejut ia memergoki dirinya.
Ia berdecak dan menghampiri Alex, "Ngapain sih lo?"
"Gue ngawasin Lo, please kak pulang, Papi butuh lo."
"Dan gue ga butuh Papi."
"Kak Lo ga boleh gitu. Gue tau papi salah, tapi papi lakuin itu karena dia sayang sama lo."
"Bodo amat Lex, gue udah bahagia sama kehidupan bebas gue. Sekarang lo pergi dan bilang ke papi jangan pernah cari gue lagi."
Prilly beranjak meninggalkan club, ia semakin malas disana. Prilly mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi tak peduli banyak pengendara lain yang mengumpati dirinya, ia hanya ingin segera sampai di apartemen.
Begitu sampai basement dengan langkah cepat yang menuju lift dan menekan angka delapan.
Dengan kasar ia merebahkan tubuhnya pada ranjang membiarkan kakinya menjuntai ke lantai.
"Huh sialan, kenapa hidup gue gini banget sih."
"Mami, Prilly kangen hiks." Tangisnya pecah, ia meraih figura foto berisi dirinya dan sang Mami. Keduanya saling berpelukan, tampak jelas sekali ia bahagia bersama sang Mami.
"Prilly kangen Mi."
"Kenapa Mami tinggalin Prilly?"
"Prilly sendiri mi, papi jahat sama Prilly."
"Mami hiks."
Prilly larut dalam tangisnya hingga ia pun tertidur dengan posisi yang sama dan juga pakaian yang belum di ganti.
Paginya ia terbangun dan tubuhnya terasa nyeri, "Ah sialan kenapa sakit banget pinggang gue."
"Udah lah gue bolos aja."
Prilly meraih ponsel dan menghubungi nomor Syifa.
"Halo Syifa."
"Assalamualaikum Prilly, kenapa?"
"Izinin ya gue ga masuk, sakit."
"Kamu sakit apa?"
"Demam." Alasannya.
"Yaudah nanti aku izinin. Pulang nanti aku ke apartemen kamu."
"Oke. Eh nanti gue nitip bubur yang ada di perempatan sebelum apartemen dong."
"Oke nanti aku beliin, yaudah aku matiin ya dikit lagi dosen masuk, assalamualaikum."
"Iya bye."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sujud Bersamaku
FanfictionPerempuan cantik yang terlalu jauh dari kehidupan yang baik, hobinya keluar masuk club, minum alkohol dan kebiasaan buruk lainnya hingga perempuan itu bertemu dengan laki-laki Sholeh yang membuat jatuh cinta. Bisakah perempuan itu menggapai cintany...