Dua hari setelah pertunangan Ali Prilly dan Alex Annisa, keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ali dan keluarganya masih berada di London sampai seminggu ke depan.
Prilly sudah siap dengan pakaiannya dan juga hijab yang menutupi rambut indahnya. Ia bersiap menuju restorannya untuk mengecek dan juga mengadakan rapat dadakan.
"Kak."
"Kenapa Lex?"
"Aku berangkat duluan ya ke kantor, Annisa juga udah nunggu." Ya Alex, juga akan mengantarkan Annisa ke kampus.
"Yaudah hati hati."
"Iya kak, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Begitu Alex berlalu, Prilly membuat sandwich dan juga salad untuk sarapan tak lupa juga jus apel favoritnya. Memakannya dengan lahap dan setelahnya ia pun berangkat.
Prilly mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, ia sudah tak berani melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri.
Tak lama ia pun sampai di restoran, setelah memarkirkan mobilnya Prilly masuk ke dalam restoran, para pekerja yang melihat Prilly langsung menyapanya.
"Pagi Lexa."
"Pagi Dara."
"Oh iya nanti tolong kumpulin semua pekerja ke ruangan saya ya, ada hal yang mau saya sampaikan."
"Siap."
Prilly melanjutkan langkahnya menuju ruangannya. Ia duduk di kursinya dan membuka ponselnya, terdapat banyak pesan dan panggilan masuk dari Ali casu nya.
"Kenapa ya?"
Prilly memilih menelpon balik, "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, akhirnya kamu telpon aku juga."
"Kenapa memangnya casu?"
"Kangen aku sama calis."
Pipi Prilly merona mendengarnya, "Apa sih kamu."
"Jujur aku nih, padahal baru dua hari gimana dua bulan, agak nyesel aku bilang gitu ke Abi. Rasanya mau nawar sama Abi."
"Udah ah, nanti juga ketemu kan. Aku juga harus belajar memperbaiki diri."
"Alhamdulillah. Nanti kalo udah resmi aku bakal bimbing kamu ke jalan Allah SWT."
"Aamiin, insyaallah casu. Kamu lagi dimana?"
"Di kamar mau siap siap pergi jalan jalan, biar ga kangen sama kamu."
"Hahaha kamu nih. Sabar ya."
"Pasti calis, yaudah kamu semangat ya kerjanya. Love you, assalamualaikum."
"Love you too, waalaikumsalam casu."
Prilly menaruh ponselnya dengan senyum yang terukir di bibirnya. Tak lama pintu ruangannya di ketuk, ia mempersilakan masuk.
Kini semua karyawannya berdiri di depan mejanya, "Oke disini saya kumpulin kalian semua mau ngasih tau bakal ada menu baru buat restoran ini. Untuk resep dan cara masaknya akan saya ajarkan......" Dengan rinci Prilly menjelaskannya.
"Mengerti?"
"Mengerti."
"Yaudah boleh balik kerja ya, makasih buat waktunya."
Mereka pun keluar menyisakan Prilly disana. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang lumayan banyak, karena harus meneliti semua laporan keuangan dari bulan kemarin.
Disisi lain Ali sudah berada di sebuah taman bersama dengan Syifa. Keduanya memilih menikmati liburannya.
"Bang."
"Kenapa?"
"Aku seneng akhirnya Abang sama Prilly bisa bersatu."
Ali tersenyum, "Alhamdulillah dek, Abang pun seneng bisa bersatu sama perempuan yang Abang cinta setelah Umi sama kamu."
"Syifa harap kalian akan bahagia terus nantinya hingga maut yang memisahkan kalian."
"Aamiin, semoga doa baiknya juga balik ke kamu ya. Abang sayang sama kamu." Ali mengecup puncak kepala Syifa.
"Sekarang mau beli apa?"
"Syifa mau ice cream bang." Tunjuk pada kedai ice cream yang tak jauh dari taman.
"Yaudah kamu tunggu sini, biar Abang yang beliin."
"Iya bang."
Ali berlalu menuju kedai ice cream, ia membeli dua, satu untuk Syifa dan satu untuknya. Tak lama ia kembali dan menyerahkannya pada Syifa.
"Nih dek."
"Makasih bang."
Keduanya duduk dan menikmati ice cream juga hembusan angin yang menerpa kulit wajah mereka.
***
Setelah membicarakan tentang pernikahan Ali Prilly yang akan dilaksanakan dua bulan lagi bersamaan dengan Alex Annisa.
Ali dan keluarga sudah kembali ke tanah air dikarenakan Abi yang memiliki jadwal dakwah yang sangat padat, begitupun dengan Ali.
Ali sudah berada di restoran miliknya, ia kembali berkutat dengan laporan keuangan dan laporan lainnya.
Restorannya semakin berkembang pesat, bahkan semakin ramai dikarenakan banyak yang menyukai menu kolaborasi dengan restoran Alsa. Menu favoritnya dan Prilly yang disebar luaskan agar yang lain dapat mencobanya, dan mereka semua menyukainya.
Saat ia serius membaca laporan ponselnya berdering tertera nama Syifa, ia pun mengangkatnya, "Waalaikumsalam, kenapa dek?"
"Abang sibuk?"
"Kenapa emang?"
"Jemput Syifa bang."
"Yaudah kamu tunggu sana ya, biar Abang jalan sekarang."
"Yeay makasih Abang, bawa mobilnya jangan ngebut ngebut ya."
"Iya sayang, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Ali memasukan ponselnya dan ia beranjak untuk menjemput Syifa di kampusnya. Ia sudah berpesan pada Novan untuk mengurus semuanya.
Melajukan mobilnya menuju kampus Syifa, begitu tiba ia melihat Syifa yang sudah ada di lobby menunggu dirinya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, gimana kuliahnya?"
"Alhamdulillah lancar bang, walaupun tadi agak kesusahan sedikit."
"Alhamdulillah, semoga nilainya bagus ya."
"Aamiin, Makasih Abang."
"Mau jalan dulu?"
"Mampir bentar ke McD bang, Syifa mau ice cream, kentang sama ayam Krispy yang spicy."
"Yaudah."
Ali menjalankan mobilnya menuju McD yang memang selalu mereka lewati ketika pulang. Mereka Drive thru agar lebih cepat, dan mereka akan makan dirumah.
Setelah mendapatkannya kembali melanjutkan perjalanan pulang, begitu sampai di rumah keduanya masuk ke dalam dan membersihkan tubuhnya.
***
Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan comment!!!!,Salam Dilan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sujud Bersamaku
FanfictionPerempuan cantik yang terlalu jauh dari kehidupan yang baik, hobinya keluar masuk club, minum alkohol dan kebiasaan buruk lainnya hingga perempuan itu bertemu dengan laki-laki Sholeh yang membuat jatuh cinta. Bisakah perempuan itu menggapai cintany...