Sebelas

828 121 18
                                    

Hari ini Prilly, Syifa dan teman seangkatannya akan pergi camping untuk makrab. Prilly sudah rapi dan siap dengan barang-barangnya. Ia sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kampus. Syifa akan menjemputnya karena ia malas naik mobil. Ia tahu pasti nanti ada Ali yang mengantar Syifa, huh ia harus siapkan hatinya.

Karena malas sarapan pagi ini ia hanya membuat sandwich dan juga buah-buahan tak lupa juga yogurt favoritnya. Hanya butuh waktu tiga puluh menit sarapan, ia pun menunggu Syifa dan Ali yang masih dalam perjalanan.

Tak lama terdengar ponselnya berbunyi, tertera nama Syifa disana.

"Assalamualaikum Pril."

"Udah sampe?"

"Jawab Salam dulu kebiasaan deh. Iya aku udah di lobby."

"Iya lupa, yaudah gue ke bawah."

Prilly menyambar tas ranselnya dan turun ke bawah. Di lift ia hanya sendiri membuatnya bisa bebas berkaca, membenarkan rambutnya takut berantakan.

Lift berdenting ia sampai di lantai dasar. Melangkah ke lobby dan melihat mobil Ali disana, ia pun masuk ke dalam.

"Pagi Syifa."

"Waalaikumsalam." Sindir Syifa dan Prilly hanya menyengir.

"Yaudah ayo berangkat." Ujarnya tanpa menyapa Ali.

"Iya ayo bang jalan, nanti kita di tinggal."

"Hm."

Ali segera melajukan mobilnya menuju kampus.

"Lo udah bawa semuanya kan Fa?"

"Iya udah kok, kamu?"

"Gue cuma ga bawa obat obatan."

"Kamu tuh kebiasaan deh ngabain penyakit kamu."

"Males minum obat gue."

"Kalo tau punya sakit itu harus bawa obat biar tidak merepotkan yang lain." Ujar Ali membuat Prilly bungkam.

"Yaudah nanti gue beli di kantin sekolah."

"Nah gitu dong."

Mobil Ali pun memasuki area kampus dan berhenti di depan lobby. Prilly dan Syifa turun, mereka bersiap menuju lapangan untuk pembagian kursi bus.

"Lo duluan aja ke lapangan gue mau beli obat dulu."

"Kamu langsung saja sama Syifa, biar saya yang belikan."

"Ga usah."

"Sudahlah jangan berdebat."

Ali segera pergi menuju kantin meninggalkan Prilly dan Syifa. Prilly menatap punggung Ali yang menjauh, "Aa kenapa kamu jadi perhatian sih casu, gue jadi ga bisa move on." Batin Prilly.

"Udah ayo Pril ke lapangan, nanti Abang juga balik lagi."

"Hm."

Keduanya baris sesuai fakultas mereka. Para panitia mulai membagikan nomor kursi pada mereka. Prilly dan Syifa satu namun berbeda nomor, tapi jaraknya berdekatan.

"Kalian semua sudah bisa naik ke bus sesuai dengan nomor yang tertera ya, jangan berebutan naiknya."

Saat Prilly dan Syifa akan naik, Ali memanggilnya, "Prilly."

"Iya casu?"

Ali mengernyitkan dahinya, sepertinya perempuan ini sudah seperti semula, "Nih."

"Makasih casu, perhatian banget sih."

Ali mengalihkan pandangannya dan menatap Syifa, "Abang naik mobil kesananya."

"Oh Abang jadi ikut acara ini?"

Sujud BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang