Tujuh belas

882 143 6
                                    

Hari ini Ali pergi keluar kota tepatnya ke Yogyakarta. Ia ditemani oleh Abi, karena keduanya akan mengisi sebuah acara isra mi'raj. Keduanya baru saja tiba di hotel yang sudah dipesan oleh Syifa.

"Abi."

"Kenapa bang?"

"Kita ga lama kan di Jogja?"

"Enggak, kenapa emang?"

"Gapapa Ali ga bisa ninggalin yang di Jakarta."

"Siapa?"

"Dia Abi."

"Ternyata kamu serius dengan ucapan kamu bang, Abi bulan mau melarang tapi Abi hanya ingin kamu dapat yang lebih baik."

"Ali ngerti bi, tapi perasaan Ali udah ga bisa Ali tahan. Ali sayang dia bi." Lirih Ali.

Abi menghela nafasnya, "Abi cuma mau yang terbaik buat kamu, kalo memang dia yang ditakdirkan untuk kamu, Abi sama Umi hanya bisa merestui."

"Aamiin, Ali pun berharap dia memang jodoh Ali."

Abi tersenyum melihat putranya yang baru kali ini merasakan jatuh cinta, namun cintanya tak berlabuh sesuai impiannya. Cinta putranya jatuh pada sosok yang berbeda dengan mereka, hal itu rasanya sangat sulit untuk diterima namun ia hanya bisa pasrah dan berserah pada Allah SWT.

Setelah mengatakan itu Ali beranjak untuk membasuh wajahnya, kebiasaan sebelum beristirahat. Mereka memang sampai pada siang hari, jadi mereka gunakan untuk istirahat masih ada dua jam sebelum masuk sholat ashar. Sedangkan mereka akan berangkat ke tempat acara jam lima sore.

Ali yang sudah mencuci wajahnya langsung merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Ia mulai memejamkan matanya.

Tepat pukul lima Ali dan Abi pun berangkat menggunakan mobil yang mereka sewa untuk dua hari. Ali mengendarai mobil menuju lokasi tempat mereka akan mengisi acara. Acara di adakan setelah sholat Maghrib dan akan kembali di teruskan setelah sholat isya.

Hanya butuh waktu empat puluh menit mereka pun sampai di masjid agung. Ali memarkirkan mobilnya dan keduanya pun keluar, keduanya di sambut oleh pembuat acara.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Selamat datang ustadz Sufyan dan ustadz Ali."

"Terimakasih."

"Ah iya silakan."

Di dalam masjid sudah banyak jama'ah yang memang sangat ingin bertemu dengan ayah dan anak ini. Terlebih kaum hawa yang begitu memadati shaf perempuan untuk melihat ketampanan Ali.

Sudah waktunya adzan Maghrib, Ali pun di minta untuk adzan. Ali mulai melafalkan adzan untuk memberikan pada masyarakat sekitar sudah waktunya sholat Maghrib. Mereka pun sholat Maghrib terlebih dahulu dengan Abi yang menjadi imamnya.

Setelah sholat Ali pun memberikan beberapa kajian Islam untuk mereka semua. Mereka mendengarkan dengan baik semua yang Ali sampaikan agar tidak terlewat dan bisa diterapkannya.

Hingga waktu isya pun tiba, mereka sholat isya terlebih dahulu. Selesainya giliran Abi yang memberikan kajian pada mereka. Acara pun ditutup dengan membaca shalawat.

"Sekali lagi terimakasih ustadz Sufyan dan ustadz Ali mau menerima undangan kami."

"Sama sama Pak."

"Sebelumnya maaf ustadz Sufyan, saya mau tanya apakah ustadz Ali masih sendiri?"

Ali yang mendengar itu pun malas, ia sangat bosan mendengar pertanyaan itu dan pasti ujung-ujungnya mereka akan mengenalkan putri mereka.

Abi melirik Ali yang malas membuka suaranya, "Ah iya maaf Pak anak saya sudah memiliki calon istri."  Bohong untuk kebaikan tidak papa kan? Hehehe.

"Oh begitu, baru saja saya mau kenalkan putri saya."

Abi tersenyum tipis pantas saja Ali selalu tidak suka jika ditahan dulu, harusnya mereka memang langsung pulang saja.

"Oh iya kalo gitu kami permisi ya Pak sudah malam juga."

"Ah iya silakan, sekali lagi makasih ustadz."

Ali dan Abi pun kembali ke hotel untuk beristirahat. Besok mereka akan pulang setelah membeli oleh-oleh untuk keluarga.

***

Pagi ini Prilly mendapatkan telpon dari pengacara Altaf, jika ia akan datang siang nanti untuk membicarakan tentang warisan Altaf. Dan hal itu membuatnya memutuskan untuk tidak masuk kuliah hari ini, ia juga sudah menyuruh Alex juga.

Prilly mengambil ponselnya dan menghubungi Syifa, "Halo Syifa."

"Waalaikumsalam Prilly. Kenapa?"

"Tolong izinin gue ya, hari ini ga bisa masuk."

"Loh kamu kenapa?" Terdengar suara panik Syifa di ujung sana membuat Prilly tersenyum.

"Aku gapapa, hanya ada urusan penting saja."

"Oh gitu, yaudah nanti aku izinin kamu."

"Thanks fa, kalo gitu gue matiin ya."

"Iya Pril, assalamualaikum."

Prilly memutuskan panggilannya. Ia menuju dapur untuk membuat sarapan dan juga jamuan untuk pengacara Papinya.

Untuk sarapan Prilly hanya membuat roti panggang dan jus apel. Sedangkan untuk jamuan ia membuat cookies.

"Kak."

"Kenapa Lex?"

"Pengacara Papi dateng jam berapa?"

"Jam sebelas, kenapa emang?"

"Jam satu aku ada tugas dari dosen, jadi mau ngerjain bareng kelompok aku."

"Yaudah nanti kamu pergi aja."

"Gapapa aku tinggal sendiri?"

"Gapapa Lex, kakak biasanya juga sendiri kan. Mending kamu sarapan nih."

"Makasih kak."

Alex pun mengambil dua lembar roti panggang lalu mengoleskan selai kacang kesukaannya, juga menuangkan jus apel ke gelas miliknya. Prilly juga melakukan hal yang sama sebelum ia akan membuat makanan cookies.

Tepat pukul sebelas pengacara Papinya datang. Ia mempersilakannya duduk di sofa ruang tamu.

"Jadi ada apa ya Pak?" Tanya Prilly.

"Begini Pak Altaf mewariskan beberapa kekayaannya pada kalian. Untuk nona Prilly seluruh cabang restoran Alsa, rumah ini, dan juga seluruh villa di Bandung bersamaan dengan Alex." Prilly dan Alex terkejut mendengarnya.

"Dan untuk den Alex perusahaan Alta Corp, rumah mewah tepat disebelah rumah ini."

"Rumah disebelah rumah papi?"

"Iya Pak Altaf membeli tiga tahun lalu." Keduanya terkejut mendengarnya, harta Papi sangat banyak dan mereka akan mengelolanya dengan baik.

"Ini silakan ditanda tangan dulu, untuk pemindah nama kepemilikan." Prilly dan Alex pun menandatangani surat itu.

"Baik saya akan mengurusnya jika sudah selesai akan saya temui lagi."

"Terimakasih Pak, ayo makan dulu saya sudah masak banyak."

"Ah maaf jadi merepotkan."

"Tidak papa Pak."

Mereka pun makan siang bersama. Dan setelah makan pengacara itu pamit untuk mengurus semua surat-surat penting itu, Alex juga pamitan untuk belajar kelompok, kini hanya ia yang berada di rumah menikmati kesepian yang ada.

***
Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan comment!!
Semangat ya puasanya!

Salam Dilan...

Sujud BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang