Dua dua

905 134 7
                                    

Ali dan Syifa sudah berada di restoran milik Ali, mereka sedang menunggu Prilly yang masih berada di jalan. Mereka ada di ruang pribadi Ali, menunggu kedatangan Prilly.

Tak lama pintu di ketuk dan Ali mengizinkan masuk ternyata Prilly, Ali berdiri dan menatap Prilly tajam, gimana tidak Prilly memaki pakaian yang memperlihatkan auratnya.

"Maksud kamu apa!" Sentak Ali.

"Apa sih Li, baru dateng di omelin."

"Baju kamu habis hm sampe pake  baju kurang bahan gitu?"

Prilly menundukkan kepalanya melihat ke arah pakaiannya, yang memang memperhatikan pusarnya dan juga bahunya.

Ali melepaskan jaketnya dan memberikan pada Prilly, "Pake ini jangan lepas kalo di luar."

"Iya Ali."

Syifa hanya menyimak keduanya, duduk tenang di kursinya. Hingga saat Prilly menyadari kehadirannya ia berdiri dan memeluk Prilly.

"Kamu kenapa ga bilang kalo keluar dari kampus?"

"Maaf gue cuma ga enak ngomong sama lo."

"Kamu tuh ya."

"Sorry."

"Udah ketemu kan sekarang kamu pulang sana, Abang mau ngomong sama Prilly." Usir Ali.

"Heh ga boleh berduaan Abang."

"Ga berdua, bakal ada Abang, Prilly, chef Arnold, chef Juna sama chef Renata."

"Oh kirain berdua doang."

"Udah sana."

"Ih iya Abang. Pril aku balik ya, jangan gini lagi loh."

"Iya Fa."

Syifa berlalu, meninggalkan Ali dan Prilly saja. Tentang chef yang Ali sebutkan hanyalah rekayasa semata, Ali memang hanya ingin berdua dengan Ali, astaghfirullah Ali!

"Kenapa kamu bilang gitu ke Syifa?"

"Gapapa."

"Ga boleh berdua kan, kamu sering bilang gitu ustadz Ali."

"Iya tapi aku kangen kamu."

Prilly menatap Ali aneh, "Aku rasa kamu bukan Ali, Ali yang aku kenal ga gini."

"Aku beneran Ali, casu nya kamu."

"Huh udahlah mending sekarang omongin semua kerja sama kit aja. Aku masih ada kerjaan di resto."

"Iya calis."

Mereka pun mulai membicarakan semuanya, keduanya pun sepakat menu ini akan launching bulan depan. Setelah membicarakan semuanya Prilly pamit pada Ali karena benar-benar masih ada kerjaan.

"Aku balik ya."

"Disini dulu aja sih, nanti aku anterin."

"Ga bisa, aku masih banyak kerjaan."

"Yaudah deh, hati hati nanti kabarin aku."

"Iya Ali."

Prilly pun berlalu meninggalkan Ali yang kini masih saja tersenyum lebar menunjukkan betapa bahagianya ia hari ini. Hingga ponselnya berdering.

"Waalaikumsalam."

....

"Baik Pak, nanti sore saya akan kesana mengisi acaranya."

...

"Waalaikumsalam."

"Alhamdulillah, semoga nanti sore banyak yang datang dan ilmu yang ku berikan bermanfaat bagi orang lain aamiin."

Iya barusan ia mendapat telpon untuk mengisi dakwah di acara pengajian komplek perumahan. Dan nanti sore ia kesana sendiri. Ali kembali melanjutkan pekerjaannya yang tinggal beberapa lagi, ia harus segera menyelesaikannya agar kerja samanya dengan Prilly bisa terlaksana secepatnya.

***

Prilly langsung mengerjakan semua pekerjaan yang ada, bahkan sampai melewatkan jam makan siang. Ia juga belum mengabari Ali, laki-laki yang kini menunjukkan ketertarikannya. Prilly tentu saja senang dengan perubahan Ali walaupun terkadang sangat menyebalkan.

"Permisi."

"Ya masuk."

Siti masuk dengan beberapa berkas ditangannya, ia duduk di kursi depan Prilly.

"Ini file nya mbak Prilly minta."

Prilly menerima berkas tersebut, berkas rekap keuangan dari tahun dua ribu delapan belas hingga tahun ini. Ia melihatnya dengan teliti dan begitu banyak kecurangan disana, tentu saja ini ulah Meli si tua bangka.

"Saya minta rekap dengan sebaik mungkin laporan bulan ini, jangan sampai ada kejanggalan jika kamu ga pengen saya pecat!"

"Baik Mbak."

"Yaudah kamu boleh keluar, eh tunggu tolong pesankan saya soto betawi sama es jeruk."

"Oke mbak."

Siti berlalu dan Prilly kembali melanjutkan pekerjaannya yang masih banyak dan sangat menumpuk. Begini saja ia sudah kwalahan gimana dengan adiknya yang mengurus perusahaan yang kerjaan sangat sangat banyak.

"Permisi Mbak pesanannya."

"Ah iya makasih."

Prilly menghentikan kerjaannya, ia makan siang terlebih dahulu. Makan dengan lahap ini semua karena tadi malam ia menonton salah satu series Indonesia dan terdapat makanan soto Betawi yang membuatnya ngiler.

Setelah menghabiskan makanannya kembali ia bekerja. Menghela nafasnya sebentar dan menyemangati diri sendiri, "Semangat dikit lagi."

Sorenya Prilly menyempatkan diri untuk mampir ke perusahaan. Ia ingin melihat suasana perusahaan yang kini di pimpin oleh Alex.

Menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang hingga hanya butuh beberapa menit ia pun sampai di lobby perusahaan, ia meminta pada satpam yang mengenalnya untuk memarkirkan mobilnya.

Prilly dengan wajah datarnya masuk ke dalam, di lobby banyak melihat ke arahnya. Ada yang menatap sinis dan juga kagum. Prilly tak peduli toh ia kesini untuk melihat adiknya. Ia menaiki lift dan membawanya ke lantai teratas untuk mencapai ruangan adiknya.

Begitu sampai di lantai yang memang khusus untuk Alex, ia melihat adiknya itu dengan serius menatap berkas di hadapannya dan juga mendengar dengan seksama apa yang sekertaris yang menjelaskan detail ya.

"Oi serius amat."

"Kak astaga ngagetin aja lo."

"Hahaha muka lo lucu banget."

"Bodo, lagian ngapain Lo kesini?"

"Mau liat kantor sekalian mau liat lo pusing."

"Sialan."

Prilly terkekeh melihat wajah merah Alex yang menahan marah padanya. Ia menggelengkan kepalanya dan mulai merebahkan tubuhnya di sofa yang ada.

"Kalo mau istirahat di kamar aja." Tunjuknya pada sebuah pintu.

Prilly mengangguk dan memasuki kamar, ia segera melepaskan sepatu dan tas yang melekat. Merebahkan tubuhnya dengan nyaman dan ia pun terlelap.

***
Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan comment!!!
Maaf banget baru update, aku sibuk kerja makanya ga update. Aku usahain akan update setiap hari ya.

Salam Dilan....

Sujud BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang