Dua enam

932 141 18
                                    

Hari ini Ali melaunching menu collaborasi nya bersama Prilly, kedua orang tuanya dan adiknya turut hadir namun sayang orang yang ia inginkan tak hadir dikarenakan kepergiannya.

"Menu kita udah launching Pril, kamu kemana sebenarnya?" Batin Ali.

Tak hanya Ali dan keluarga, Siti sebagai penanggung jawab Alsa pun turut hadir. Padahal ia berharap jika Prilly akan muncul saat launching ini.

Banyak pelanggan setia nya dan Alsa turut hadir untuk mencicipi makanan baru itu. Bahkan ramainya antusias membuat restoran penuh dan juga antrian panjang.

Acara berjalan dengan lancar, banyak komentar baik yang datang untuk makanan baru tersebut. Mereka menyukai kombinasi keduanya yang sangat cocok, rasanya pun sangat lezat. Dalam waktu satu jam saja menu baru tersebut langsung habis terjual. Padahal sudah disiapkan dengan banyak namun karena ramainya pembeli membuat semua stok habis.

"Selamat ya ustadz Ali."

"Ya makasih."

Saat ini Ali malas berbicara dengan orang lain, ia masih memikirkan keberadaan Prilly yang jauh disana. Apalagi banyak teman Abi yang memberikan selamat sekaligus memperkenalkan putri mereka, sudah jelas ia tolak karena di hatinya cuma Prilly seorang.

"Pril kangen."

"Ali pulang duluan ya, Bi, umi."

"Mau kemana?"

"Pulang, capek Ali mau istirahat."

"Yaudah hati hati."

Ali menyalami tangan keduanya dan segera memasuki mobilnya. Ia mengendarai menuju rumahnya.

Begitu sampai di rumah, Ali menuju kamarnya dan menguncinya. Ia tak ingin diganggu saat ini. Ke kamar untuk membersihkan tubuhnya dan juga mengambil wudhu, ia akan mengaji untuk menenangkan diri dan pikirannya.

Ali menggelar sajadah, memakai sarung dan peci, ia mengambil Al Qur'an dan mulai membaca basmalah. Lantunan ayat suci Al-Qur'an terdengar memenuhi kamar Ali. Ustadz muda ini begitu khusyuk memanjatkan doa pada Allah SWT.

Setelah merasa tenang Ali menyudahinya, ia kembali menaruh Al-Qur'an ke tempat semula.

Dua bulan berlalu...

Ali sudah ikhlas dengan kepergian Prilly, namun rasa cintanya tetap hanya untuk gadis itu. Ali kembali fokus pada berbagi ilmu dan juga restoran miliknya.

Hari ini Ali dan keluarga akan berlibur ke salah satu negara. Mereka kesana dikarenakan adanya salah anak didik Abi sekaligus wali yang kuliah disana akan dilamar seseorang.

Mereka sudah tiba di bandara Soekarno Hatta. Setelah check in mereka menunggu untuk masuk ke kabin.

Panggilan terdengar mereka segera masuk ke kabin dan duduk di kursi sesuai dengan nomor tiket. Ali yang duduk dekat jendela menatap keluar, pesawat sebentar lagi akan lepas landas.

Begitu pesawat mengudara, Ali memilih berzikir agar selamat sampai tujuan, tak lupa ia juga bershalawat. Tak lama para pramugari menawarkan makan siang, Ali memesan nasi ayam, salad buah dan juga jus apel.

Selesai makan Ali menonton film yang ada untuk menghilangkan kebosanan namun tak lama matanya terasa berat, ia pun memutuskan untuk tidur selama terbang.

***

Prilly dan Alex sudah rapi dengan pakaiannya. Malam ini keduanya sudah ada janji ketemuan di restoran milik Prilly. Prilly sudah menyiapkan ruang vip.

"Kak udah siap semuanya kan?"

"Udah Lex, kenapa sih?"

"Deg degan gue kak."

"Alah, biasa aja."

"Ih beneran ini."

"Udah doa aja."

Alex mengangguk ia memejamkan matanya dan memanjatkan doa. Prilly pun melakukan hal yang sama.

"Semoga lancar deh ya."

"Aamiin."

"Yaudah mau berangkat sekarang?"

"Boleh deh tapi nanti mampir bentar ke toko perhiasan ya kak."

"Mau ngapain?"

"Ada yang mau di ambil."

"Oh udah beli, yaudah nanti kasih tau aja tokonya."

"Iya kak."

Keduanya pun berangkat dengan mobil Prilly. Menempuh perjalanan yang cukup lama dikarenakan macet akhirnya mereka sampai di restoran. Keduanya masuk ke dalam ruang vip yang sudah di siapkan.

"James tolong siapin ya makanannya."

"Siap bos."

Prilly tersenyum, James memang sangat suka menyebutnya bos padahal ia sudah minta untuk panggil Alexa saja.

Sembari menunggu Prilly dan Alex membicarakan restoran dan juga perusahaan Altaf yang ada di Indonesia. Keduanya mendapat info dari Siti dan Novan jika semuanya berjalan dengan lancar dan juga semakin berkembang, Prilly juga tau bahwa menu kolaborasi nya dengan Ali banyak disukai oleh pembeli setia mereka. Tentu saja ia senang dan mengingat itu Prilly jadi semakin merindukan Ali.

"Kangen kamu Li, Bahagia ya sama dia." Batinnya lirih.

***

Begitu sampai di bandara mereka menemui anak didik Abi. Disana terlihat gadis itu sudah menunggunya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam Abi, Umi."

"Gimana kabar kamu?"

"Alhamdulillah sehat umi. Umi sehat?"

"Alhamdulillah."

"Jadi mereka nunggu dimana?"

"Di restoran Abi."

"Eh iya kenalin ini anak Abi sama Umi, Ali sama Syifa."

"Salam kenal kak."

"Iya salam kenal."

"Yaudah berangkat sekarang ya?"

"Iya Abi."

Mereka pun berangkat namun sebelum itu mereka akan menaruh koper ke apartemen. Barulah mereka menuju restoran.

Sampainya di restoran mereka menuju ruang vip yang sudah disiapkan dan tempat yang ditentukan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Deg...

Di depannya terdapat sosok yang sangat ia rindukan, bahkan kini perempuan itu semakin cantik dengan pakaian kaftan dan juga hijab yang menutupi rambutnya.

"PRILLY."

***
Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan comment!!!
Semangat puasanya!

Salam Dilan..

Sujud BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang