Chapter 30

3.1K 306 26
                                    

16.30

"Terimakasih pak Berm atas waktunya, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik kedepannya" ucap mew sambil mengajak clientnya berjabat tangan.

Berm mengangguk lalu menerima jabatan tangan tersebut sambil tersenyum "sama-sama pak Mew, kalau begitu saya permisi dulu"

"mari silahkan pak" ucap mew membukakan pintu ruangan untuk orang tersebut.

Setelah orang tersebut sudah berjalan cukup jauh mew menghela nafasnya lega, ia melihat ke arah sekretarisnya lalu memberikan kedua jempol miliknya.

"mantap mew, mission success" balas Ann semangat.

Mew tersenyum senang karena berhasil mendapatkan investor baru, ia merasa bangga karena berhasil membuat pak berm percaya dengan kemampuannya.

"Ann ku duluan ya" pamit mew sambil mengambil tas miliknya di atas meja lalu keluar dari ruangan rapat.

Mew melangkahkan kakinya dengan semangat menuju ruangan tempat gulf bekerja, ia tidak sabar untuk bercerita tentang hal ini kepada sang istri, ia juga ingin membuat gulf merasa bangga karena memiliki suami hebat seperti dirinya.

Namun sepertinya niat ia untuk bercerita harus ia tunda dulu karena sosok yang ia cari sama sekali tidak terlihat di ruangannya.

gulf kemana ya? - batin mew lalu merogoh sakunya untuk mengambil handphone miliknya.

1 kali

2 kali

sampai 3 kali percobaan telepon mew sama sekali tidak diangkat oleh sang empuh, membuat dirinya tiba-tiba merasa khawatir.

"huft semoga kali ini di angkat" ucap mew kembali memencet tombol hijau di layarnya.

"..."

"ah syukurlah kamu angkat juga, kamu dimana gulf? kok tidak ada di kantor?" tanya mew sesaat gulf menerima panggilannya.

"saya lagi di jalan mau pulang" jawab gulf datar.

Mew melirik ke arah jam tangannya yang ternyata memang sudah memasuki jam pulang.

"loh kamu pulang duluan? kok gak nungguin saya?" tanya mew memelas.

"ngapain saya nungguin mas? biasanya juga pulang sendiri" jawab gulf dengan nada yang terdengar kurang menyenangkan.

Deg

Mew tertegun mendengar jawaban gulf, ia meremat celana miliknya lalu mengedipkan matanya beberapa kali berusaha menghilangkan rasa nyeri di hatinya.

Mew meneguk ludahnya kasar karena  perkataan gulf barusan ada benarnya 'biasanya juga pulang sendiri' ya kalimat itu berisikan fakta bahwa mereka biasanya selalu pulang secara masing-masing, namun apakah tidak boleh jika mew ingin menggantikan kebiasaan itu?

"udah ya mas saya lagi nyetir-TUT" gulf mematikan panggilan mereka sepihak membuat mew tersenyum miris.

Rasa bahagia yang tadi bersarang di hati mew kini pergi entah kemana hanya karena mendengar suara gulf yang sama sekali tidak ramah kepada dirinya.

Namun mew tetap ingin berfikir positif, mungkin saja gulf sedang lelah karena pekerjaannya, mengingat ia adalah anak magang disini dan pastinya akan selalu mendapat pekerjaan dari para karyawan yang membutuhkan bantuannya.

Oleh karena itu mew langsung saja bergegas ke arah parkiran dan segera pulang menuju rumahnya untuk mengecek keadaan sang istri.

♡ ⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊⋆ ♡̷̷̷ ⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊

Stranger to lover (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang