|ᴜɴᴅᴇʀ ᴛʜᴇ ᴄɪᴛʏ|
BUGH!!
satu pukulan berhasil mendarat tepat di pipi sebelah kanan Senior itu.
Suasana pun langsung ramai dan senior yang di pukul itu langsung berdiri merasa tidak terima.
"Sial! Apa apaan kau?!" Kesal Senior itu.
"Saat temanmu bilang berhenti seharusnya kau berhenti, jangan malah melewati batas seperti ini." Ucap Juyeong pelan dengan tatapan yang benar benar menyeramkan.
"Melewati batas? Kau yang melewati batas berani beraninya memukul senior mu!" Kesal Senior itu menarik kerah Juyeong.
Juyeong tertawa remeh mendengar itu, "senior? Kau pikir kau pantas di sebut senior dengan kelakuan mu yang seperti ini?"
"Apa?!"
"Kau tau? Senior itu bukan hanya orang yang lebih tua dari kita, tapi dia juga harus memiliki sifat yang baik agar bisa di tiru oleh adik adiknya. Apakah kau pikir sifat yang kau tunjukkan itu dapat di tiru oleh adik adik kelas mu? Tidak bukan. Kau tidak pantas disebut senior."
"Bajingan sialan!" Kesal Senior itu dan berniat memukul wajah Juyeong.
Namun Juyeong dapat menghindarinya dan memukul balik wajah seniornya itu. Dan yang terjadi tentu saja mereka bertengkar di tempat makan itu.
Juyeong memang mendominasi saat pertengkaran itu terjadi, senior cewe sudah mulai berkumpul karna takut melihat kejadian itu, para junior cowo tidak berani mendekati senior mereka. Jadi seharusnya para Senior cowo yang memisahkan mereka.
Namun sayangnya beberapa senior cowo disana bahkan tidak berani untuk melerai mereka, karna mereka dapat melihat Juyeong yang benar benar emosi ditambah memang teman seangkatan mereka salah karna berbicara seperti itu.
Hingga Hamin, teman SMA Juyeong yang berada di kampus dan jurusan yang sama itu datang mencoba memisahkan mereka.
"Yak! Jeon Juyeong berhenti!" Teriaknya dari luar pintu
Dia masuk dan langsung menarik lengan Juyeong dan mengisyaratkan pada senior lainnya untuk menahan teman mereka itu.
Hamin mendorong Juyeong ke pojok ruangan, "kau gila! Kau sadar apa yang kau lakukan? Kau memukul senior, kau tau itu?" Kesal Hamin.
Juyeong tidak memperdulikan perkataan Hamin, dia mengelap darah yang keluar dari ujung bibirnya.
Senior itu juga kini sedang memegangi wajahnya yang lebih parah dari Juyeong, banyak sekali luka lebam yang disebabkan oleh pukulan Juyeong.
Hamin mengatur nafasnya, dia mendengar bisikan bisikan dari orang orang disana kenapa Juyeong bereaksi seperti itu. Hamin tidak bisa melarang Juyeong untuk marah, Juyeong berhak marah karna dia tau Juyeong memang dekat dengan Hiyyih.
Selama ini yang jadi tempat curhatnya saat Hiyyih sulit di hubungi ya hanya Hamin saja.
"Aku tidak marah karna kau emosi, aku mendukung jika kau marahh karna perkataan senior itu. Tapi mau bagaimana pun dia senior kita, kau tidak bisa memperlakukannya seperti itu, tunjukkan rasa hormatmu." Hamin memberikan saran.
"Kau mau aku hormat pada orang yang tidak tau sopan santun dalam etika dan bahasa seperti itu? Berharaplah dalam mimpimu." Balas Juyeong dan berniat pergi keluar.
Namun Hamin mencekal tangannya, "setidaknya minta maaf, bukan karna kau salah tapi hanya untuk membuat suasana tidak canggung seperti ini." Bisik Hamin
Juyeong menghela nafasnya, ada benarnya yang Hamin katakan. Akhirnya Juyeong berjalan perlahan menuju senior yang tengah membersihkan lukanya itu. Juyeong dapat melihat senior itu yang sedikit ketakutan saat Juyeong berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the City || ft. Bahiyyih-Seungyoun ✅
Fiksi Penggemar"Kalau kau hanya ingin menceramahi ku, diamlah. Aku tidak butuh omong kosongmu itu." "Sifatmu yang seperti itu yang membuatmu tak memiliki teman" Bahiyyih gadis desa yang merantau ke kota Seoul untuk menjadi trainee, disaat masa frustasinya dia bert...