Setelah pulang dari makan malam itu mereka semua menuju tempat gaun pernikahan. Jujur Kaerin bingung mengapa keluarga Dimas membawa keluarganya ke tempat gaun-gaun pernikahan."Bun? Kenapa kita ke sini? Siapa yang mau nikah Bun?" Tanya Kaerin penasaran.
"Tentu saja, pernikahan kamu sama Dimas." Balas Bunda dengan santai.
Kaerin melotot kaget mendengar perkataan yang keluar dari bibir sang Bunda.
"Bunda? A-aku? Aku nikah sama Dimas?" Beo Kaerin dengan wajah polosnya.
Bunda dan Tante Karin tersenyum menatap Kaerin dan Dimas bersamaan.
"Iya sayang, kamu dan Dimas akan segera menikah. Bunda dan tante Karin sudah menentukan tanggal pernikahan kalian." Balas Bunda kelewat santai.
Kaerin menatap tak percaya Bundanya, "Bun, aku masih sekolah loh. Gimana bisa aku nikah, aku masih mau sekolah Bunda."
"Bunda tau, tenang aja. Nanti Bunda pilih di hari biasa, Bunda juga bisa memberi cuti sekolah untuk kamu dan izin pada gurumu." Ucap Bunda menatap putrinya.
Kaerin benar-benar kesal, dengan cepat ia menatap Dimas memberikan sinyal untuk meminta tolong. Sayangnya lelaki itu hanya diam saja mendengarkan apa yang Bunda dan Mamanya katakan.
Ia sudah tidak bisa menahan emosinya dengan cepat menarik tangan Dimas paksa menuju keluar.
"Lo gila ya? Gue gak mau nikah muda Dimas!" Bentak Kaerin kesal.
"Lo kira gua mau di jodohin begini, gua maunya juga pilih pasangan hidup gua sendiri." Balas Dimas sambil bersilang dada.
"Gue gak mau tau! Lo harus bilang Mama lo kalo pernikahan ini gak bisa di lanjutin!" Mutlak Kaerin marah.
"Gua gak bisa. Mama gua gak suka kalo perintahnya di bantah."
Kaerin memutarkan matanya jengah, "Lo kira ini jaman Siti Nurbaya? Di jodoh-jodohin segala! Berasa gak laku banget tau gak sih!"
"Udah kita turutin kemauan mereka, lagian gapapa kali di jalanin dulu." Dimas berbicara santai lalu langsung masuk ke dalam meninggalkan Kaerin yang sedang frustasi.
"WOI DIMAS!! GILA YA LO!!! PERNIKAHAN ITU SAKRAL!! GAK BISA DIBUAT MAIN-MAIN DAN GUE GAK MAUU!! DIMASSS LO DENGER GAK SIH?!! SIALAN!!" Teriak Kaerin dengan lantang memanggil nama lelaki itu.
Namun pada akhirnya ia kembali masuk ke dalam menuju Bunda dan Ayahnya dengan wajah tertekuk. Ia benar-benar sudah tidak habis pikir dengan pemikiran kedua orang tuanya, bahkan abangnya saja belum menikah, kenapa harus ia yang menikah duluan.
"Dimas setuju Ma, Pa. Kalo mau nikah. "
"Kalo kamu Rin? Setuju kan dengan pernikahan kalian?" Tanya Bunda Sohaa pada Kaerin yang sudah tidak mood itu.
Kaerin menghela napas kasar, "Setuju Bun."
"Bagus kalo kalian berdua setuju, kita berdua sudah memesan pakaian untuk kalian pakai. Tinggal menunggu hari H saja." Balas Mama Karin tersenyum.
Sesudah selesai dengan acara tidak jelas itu, anggap aja tidak jelas. Lagian mana ada orang jodoh-jodohin saat anaknya masih di usia sekolah. Bunda benar-benar membuat Kaerin tidak habis pikir.
"Aku capek mau istirahat aja Bun, Yah." Ucap Kaerin datar lalu langsung menuju kamarnya sendiri.
Saat di kamar.
"Hiksss gue gak mau nikah hikss... Gue masih mau nikmatin masa muda gue hikss" Isak Kaerin di tempat tidurnya.
"Kenapa sih hikss gak ada yang ngertiin perasaan gue hikss gue gak mau nikah duluan hikss"
Terlalu lama menangis membuat ia tertidur dengan wajah sembab dan merah itu.
•••
Dimas setelah sampai di rumahnya langsung menuju kamarnya. Sekilas senyuman terlihat diwajahnya, akhirnya ia bisa hidup bersama dengan Kaerin meski dengan perjodohan ini, jika mereka memang benar-benar ditakdirkan untuk bersama pasti akan ada jalan untuk mereka kembali.
Walau awalnya ia benar-benar tidak percaya jika wanita itu Kaerin yang dijodohkan dengannya, padahal Dimas tadi sudah ada rencana untuk membatalkan perjodohan itu.
"Gua menang Revin, dan lo gak bakal bisa buat deketin Kaerin lagi." Ucap Dimas tersenyum miring.
"Gak sabar gua nunggu hari itu tiba, gua bakal memiliki orang yang gua sayangin walaupun harus make cara perjodohan ini." Gumam Dimas tertawa bahagia.
Setelahnya ia langsung berganti pakaian lalu kembali menuju tempat tidurnya, sepertinya merokok di malam hari sangat menyenangkan.
Tangannya mengambil sebatang rokok dan menyalakannya dengan korek. Lalu setelah menyala ia menghisap rokok tersebut, membuat banyak asap berterbangan.
Kakinya berjalan menuju balkon tempat biasa ia pakai saat sedang banyak masalah. Tubuhnya di biarkan terkena terpaan angin yang mulai dingin ini.
"Gua terpaksa ngelakuin ini, karna ini satu-satunya cara buat gua ngejaga lo Rin... Bahkan kemarin gue masih marah ngeliat lo mesra banget sama Revin." Ucap Dimas menatap ke depan.
Tangannya merogoh celana mengambil ponsel miliknya, saat menghidupkan banyak notifikasi masuk di ponselnya dari temannya nomor tidak kenal bahkan sampai adik kelasnya. Dimas memang seterkenal itu di kalangan sekolah, apalagi wajahnya benar-benar di atas rata-rata. Banyak sekali yang dari dulu ingin mendekati Dimas tapi selalu gagal karena sifat Dimas yang berbanding terbalik dengan wajah tampannya.
Tapi tidak dengan satu gadis yang membuat Dimas merasakan kembali rasanya tertarik. Benar, pertemuan pertama mereka saat Kaerin mencoba membangunkan Dimas saat tertidur di kelas dan menyuruhnya ke ruangan BK. Dari tatapan teduh itu, senyuman itu, bahkan semua yang gadis itu lakukan Dimas menyukainya. Dimas sendiri masih tidak mengerti perasaan ini, apa benar ia mulai menyukai gadis itu atau sudah mencintainya.
Setelah berlarut-larut bertarung dengan pikirannya sendiri Dimas langsung kembali sadar dan paham dengan perasaannya sendiri.
'Gua bukan lagi suka sama lo, mungkin suka ini udah ke tahap mencintai dan menyayangi lo Kaerin...' batin Dimas tersenyum tulus.
"Gua gak bakal biarin lo deket sama siapapun setelah pernikahan itu terjadi." Gumam Dimas posesif.
Matanya sudah mengantuk, dengan cepat ia mematikan puntung rokok yang masih menyala itu. Lalu menutup jendela kamarnya dan langsung merebahkan tubuh mengantuknya di ranjang.
Matanya terpejam sempurna, membiarkan mimpi yang mengambil alih dirinya.
______________________________
TBCGIMANA PART INI? DAPET FEELNYA??
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!!
BUAT SIDERSS AYOLAH VOTE JANGAN PELIT-PELIT
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfiction[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...