Pagi ini di dalam sebuah rumah sudah berdiri seorang lelaki menatap pantulan dirinya di cermin, setelan kantor tidak lupa dengan dasi yang menggantung itu sangat cocok ditubuhnya.Merasa sudah selesai Dimas langsung keluar dari kamarnya menuju ke bawah. Ia sudah siap dengan pakaian kantornya, bahkan ia membawa tas kantor miliknya.
Lalu matanya teralihkan kepada seorang wanita yang sedang fokus menyiapkan makan siang untuknya di kantor nanti. Dimas bisa lihat wajah cantik itu yang benar-benar tulus memberikan perhatiannya, apa Kaerin sudah mulai menerima ia sebagai suaminya.
"Selamat pagi istri Dimas yang paling cantik, boleh saya memeluk kamu?" Sapa Dimas yang tiba-tiba meminta izin padanya.
Kaerin tersenyum hangat menyambut suaminya itu lalu mengangguk.
Tanpa menunggu lagi Dimas langsung memeluk Kaerin lama, menyalurkan rasa sayangnya. Bagi Dimas mulai hari ini dan kedepannya pelukan Kaerin seperti full chargernya. Ia sangat mencintai wanita di pelukannya ini.
"Saya berangkat kerja dulu, dirumah baik-baik ya, Kalo ada apa-apa telepon saya. Kalo ada orang asing dateng jangan bukain pintu. Paham?" Perintah Dimas yang diangguki oleh Kaerin, setelah Kaerin mencium tangannya ia langsung berjalan keluar rumah.
Sekolah mereka sudah selesai dua bulan yang lalu, karena itulah Dimas bisa bekerja di perusahaan Papanya mengantikan posisi sang Papa yang sudah saatnya ia turunkan.
Sebenarnya ia tidak peduli jika Dimas harus pergi bekerja, bahkan jika lelaki itu tidak pulang juga tidak apa-apa. Kaerin masih bisa sendiri sepertinya.
Dan ya semenjak kejadian itu, setiap Dimas mau sholat lelaki itu selalu mengajak Kaerin untuk sholat bersamanya dan melaksanakan bersama, pernah waktu malam jam 3 entah ia ada keinginan apa tiba-tiba bangun dan mengambil wudhu melebarkan sajadah dan sholat tahajud bersama Dimas, bahkan lelaki itu terkejut melihat Kaerin di belakangnya dan hanya di balas senyuman sisanya mereka gunakan untuk tadaruz sampai subuh walaupun ia sempat mengantuk dan tertidur.
Jujur waktu sekolah dulu ia sangat jarang beribadah bahkan bisa di bilang renggang hubungan ia dengan tuhannya, tapi nyatanya tuhan masih menyayanginya sampai mengirimkan mahluk tampan dan baik seperti Dimas.
Kaerin tidak bisa berkata apa-apa lagi, sepertinya ia harus membuka hatinya untuk bisa mencintai Dimas sepenuhnya.
"Rumah berantakan banget, mending gue atur ulang aja." Kaerin benar-benar sudah tidak nyaman dengan kamar Dimas sekarang sangat kotor dan berantakan, apalagi lelaki itu selalu mengacak apapun jika barang yang ia inginkan tidak di temukan. Jadi sedikit membedah isinya tidak masalah kan.
"Gue gak suka sama foto gak jelas ini, mending ganti aja sama foto idol kesukaan gue, Kim Doyoung..." Ucap Kaerin terkikik geli dengan cepat mencopot poster bergambar motor modis milik Dimas itu.
Setelah selesai membersihkan rumah Sepertinya ia butuh membeli sesuatu untuk di dapurnya dan juga peralatan lainnya.
Tapi saat ingin mengambil dompet dan ponsel, tiba-tiba ponsel miliknya berdering nyaring dengan cepat ia menekan tombol hijau di layarnya.
"Halo?"
"Halo Rin! Lo gimana? Gue denger-denger lo udah nikah sama Dimas. Gak nyangka gue..." ucap Mela dari sebrang terdengar tawa di akhir kalimat.
"Ya, itu juga karena sebuah kesalahan bodoh. Gue juga gak tau bakal begini akhirnya, lagian gue nikah sama dia bukan atas dasar cinta cuman karena terpaksa aja." Balas Kaerin santai walaupun ada sedikit getaran aneh di hatinya saat mengucapkan kalimat itu.
"What? Gila sahabat gue, jahat banget loh. Ati-ati lo kalo lo lengah sedikit Dimas bakal jadi milik orang lain, apalagi dia kerja di perusahaan orang tuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfiction[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...