"Mas, dimana Tezza dan Lettha? Sebentar lagi kita mau foto keluarga loh." Ucap Kaerin yang memakai dress panjang dengan makeup yang sangat pas di wajah cantiknya.
"Tunggu sebentar sayang, sebentar lagi mereka turun." Jawab Dimas sambil mencoba membantu anak terakhirnya yang masih berumur 3 tahun itu.
"Daddy, Mommy, kita udah siap! Ayo foto!" Antusias Alettha langsung menghampiri kedua orang tuanya.
"Iya Mom, Dad. Ayo kita foto." Balas Altezza dengan wajah tampannya.
"Baiklah, semuanya siap." Ucap fotografer tersebut.
Dengan cepat keluarga Dimas langsung mengikuti arahan sang fotografer, mereka semua tersenyum bahagia.
"Hai baby, kakak sangat merindukanmu tau!" Ucap Lettha gemas melihat adik satu-satunya.
"Lettha, jangan seperti itu. Lihat Arzan wajahnya ketakutan." Omel Kaerin dengan putri kesayangannya.
"Sorry Mom, Arzan sini sama kakak." Balas Alettha sambil tertawa kecil.
Dimas dan Altezza yang melihat itu menggeleng kecil, lalu kembali tersenyum.
"Dad, Mommy saat muda dulu bagaimana?" Tanya Altezza penasaran.
"Begitulah, kisah Daddy dan Mommy dulu cukup rumit, bahkan Daddy sendiri tidak menyangka akan ada kalian." Ucap Dimas tertawa kecil mengingat masa remajanya dulu.
"Apa serumit itu?"
"Tidak juga, nanti jagoan Daddy juga akan tau sendiri. Tapi untuk saat ini harus fokus sekolah, paham?"
"Paham Dad."
Setelah mengatakan itu Altezza bergabung dengan adik-adiknya. Bahkan mereka mengambil gambar hanya bertiga, Kaerin mendekati suaminya itu.
"Lihat, mereka tumbuh dewasa. Aku benar-benar tidak menyangka, takdir kita seperti ini mas."
"Aku juga, bahkan sampai detik ini aku masih sangat mencintai kamu Rin. Kita akan merawat mereka sampai mereka mencari pasangan mereka masing-masing."
Kaerin mengangguk tersenyum, "Iya mas, semua yang kamu katakan itu benar. Mau makan apa hari ini anak Mommy?"
Ke tiga anaknya menoleh cepat lalu langsung menjawab, "Mommy, Lettha mau seafood masakan Mommy."
"Bosen, Mommy bagaimana dengan spaghetti? Itu enak."
"Itu juga membosankan!"
"Sudah, sudah, Daddy tidak akan menyuruh Mommy memasak karena kita akan bermain ke rumah Nenek dan Kakek."
"Wah, akhirnya kembali kesana!!"
"Sudah lama tidak kesana, bagaimana ya rumah Nenek Kakek."
"Sudah lebih baik kalian siapkan barang kalian."
Mereka mengangguk dengan cepat lalu langsung berlari menuju kamar masing-masing.
"Kamu beneran mau ke rumah Mama?" Tanya Kaerin menolehkan wajahnya ke arah Dimas yang sedang bermain ponsel.
Kaerin mempoutkan bibirnya kesal, "Baiklah. Aku berbicara dengan diri sendiri."
Dimas mengerti jika istrinya sedang kesal, dengan cepat ia tersenyum lalu mengecup dahi Kaerin penuh sayang.
"Berhenti mempoutkan bibirmu seperti itu." Tegur Dimas langsung menggandeng tangan istrinya.
"Kamu sih bikin aku kesel!" balas Kaerin.
"Iya-iya, aku minta maaf yaa sayang..."
Kaerin mengangguk.
Akhirnya mereka langsung kembali menuju kamar mereka dan bayi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfiction[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...