Aku kembali xixixixi
Aku saranin kalian baca ini setelah udah buka ya gaisss happy reading!!!!
••••••••••••
"Saya udah selesai? Jadi hadiah apa yang kamu kasih?" Tanya Dimas penasaran sambil mendekati istrinya yang sedang duduk di ranjang.
Kaerin mengangkat wajahnya menatap Dimas yang keluar hanya berbalutkan handuk sepinggang. Sialan belum berbicara saja sudah membuatnya ketakutan. Tapi ia harus yakin.
"I-ini.." Jawab Kaerin dengan takut.
"Hah? Ini yang mana?" Bingung Dimas yang tidak melihat kado atau apapun itu di dekat Kaerin.
Bodoh, suaminya ini benar-benar bodoh atau apa. Tidak lihat wajah Kaerin yang sudah semerah tomat menahan malu. Tapi dengan cepat ia kembali berbicara membuat bulu kuduknya meremang.
"Mari turuti keinginan Bunda untuk program kehamilan, itu hadiahnya." Jawab Kaerin cepat bahkan wajahnya sudah benar-benar memerah. Dimas sudah mendengar perkataan Kaerin barusan.
Dimas masih diam, mencoba meyakinkan istrinya itu. "Kalo memang kamu belum siap, saya bisa menunggu. Kamu gak perlu lakukan itu Rin."
Kaerin menggeleng, dan membalas perkataan Dimas, "Aku udah yakin dan percaya sama kamu Dimas, jadi lakukan aja..."
"Kaerin... saya janji tidak akan menyakiti kamu..." Ucap Dimas lagi lalu dengan perlahan mendekati Kaerin.
Kaerin mengangguk memberi izin Dimas untuk menyentuhnya.
Setelah diberikan izin untuk menyentuhnya, Dimas secara perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Kaerin. Bahkan Kaerin bisa merasakan hembusan napas milik Dimas, perlahan Dimas mencium bibir Kaerin dengan lembut memberikan sensasi sensasi pada tubuhnya.
Lalu ciuman itu berpindah ke leher Kaerin, Dimas mencoba merangsang titik sensitif istrinya itu. Setelah Kaerin mulai terbawa suasana Dimas kembali mencium bibirnya, ciuman itu menjadi ciuman yang sangat panas. Bahkan sangat mendominasi, Dimas memeluk erat tubuh Kaerin itu.
Bahkan Kaerin merasa tubuhnya sangat panas, apa ac di rumahnya mati? Entahlah, ia merasa terbuai setiap Dimas menciumnya begitu dalam, lumatan-lumatan kecil, dan ciuman lembut itu membuat Kaerin terbang rasanya.
Ciuman itu turun ke leher, Dimas mengigit leher Kaerin dengan pelan dan menimbulkan tanda yang cukup jelas itu. Sedangkan Kaerin yang tidak bisa menahan desahannya tiba-tiba lolos begitu saja saat Dimas menyentuh area sensitif dadanya, perutnya merasa banyak kupu-kupu beterbangan.
"Shhh,"
"Ahhh!"
Kaerin mencengkram kuat punggung Dimas dengan tangannya menyalurkan rasa yang baru pertama kali mereka rasakan.
Sampai pada akhirnya mereka mulai membuka pakaian mereka satu persatu dan Kaerin yang mulai merasakan takut kembali itu tubuhnya bergetar, Dimas mengerti pasti istrinya ini masih ragu.
Dimas tersenyum lalu mengelus punggung Kaerin dengan lembut, "Kamu percaya sama saya kan? Saya mencintai kamu dan saya janji akan melakukannya dengan perlahan."
Kaerin merasa bahagia, ia merasa dihargai. Ia mengangguk menatap Dimas yang sudah mulai melakukannya. Tatapan itu tulus, bahkan tidak ada nafsu di dalamnya yang Kaerin lihat hanya ketulusan dan penuh cinta.
Kaerin yang sudah mengerti perasaanya dengan cepat mencium pelan bibir Dimas.
"Dimas... aku mencintaimu... jangan pernah ninggalin aku ya." Ungkapan cinta yang keluar dari mulut Kaerin membuat Dimas mendadak lemot. Ia masih tidak menyangka jika Kaerin istrinya juga mencintainya. Rasanya ia ingin menangis bahagia.
"Saya juga sangat, sangat mencintai kamu Kaerin... dan saya gak akan pernah ninggalin kamu sampai kapanpun." Balas Dimas tersenyum bahagia.
"Dimas.... lakukan pelan-pelan ya, ini pertama kalinya untukku." Ucap Kaerin sambil memeluk tubuh telanjang Dimas.
"Dan ini juga yang pertama untukku, ayo kita lakukan yang terbaik!" Balas Dimas saling mengsupport, lalu dengan cepat Dimas kembali mencium Kaerin dengan panas dan ciuman itu kembali turun ke leher jenjangnya.
Dan mereka melakukan aktivitas program anak itu sampai selesai.
•••
Karin dan Jamal yang berada di rumah mereka tiba-tiba kepikiran sesuatu. Masalahnya, Sohaa bilang padanya jika dia ingin memiliki seorang cucu bahkan mendengar cucu saja Karin sudah bahagia juga.
"Mas, apa kita tanya Dimas aja apa Kaerin lagi hamil apa tidak?" Tanya Karin pelan.
Jamal menggeleng, "Jangan, itu membuat mereka semakin tertekan. Apa kamu inget waktu dulu perjuangan kamu buat hamil sangat susah tapi akhirnya lahirlah Dimas."
Mendengar perkataan suaminya itu benar juga, dulu ia dan Jamal bahkan pernah di kekang sana sini masalah program hamilnya dan membuatnya jatuh sakit. Tidak, ia tidak mau jika menantunya juga sakit seperti yang di alami dirinya waktu itu.
"Kamu bener mas, yaudah kalo begitu kita tunggu aja beberapa hari ke depan." Jawab Karin tersenyum.
"Iya, yaudah. Dek, ngomong-ngomong mau nambah anak lagi gak? Biar kamu gak kesepian." Ucap Jamal mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Gak, aku gak mau hamil lagi. Dimas aja udah cukup." Tolak Karin cepat.
Jamal hanya mendesah kecewa, mungkin belom saatnya ia memiliki anak lagi, Jamal tetap sabar bagaimanapun juga istrinya itu lebih penting. Lalu dengan cepat ia langsung merebahkan tubuhnya untuk tidur bersama dengan istrinya.
"Baiklah, mas sangat mencintai dek Karin." Ucap Jamal langsung tertidur bersama istrinya itu.
______________________
TBCJANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN JUSEYOO
SEMOGA LANCAR YA PROGRAMNYA BUAT PASUTRI BARU ITU HIHIHIHI
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fiksi Penggemar[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...