Saat ini Kaerin sedang ingin menyerahkan tugas dari semua murid di kelasnya. Langkah kakinya berjalan melewati gudang sekolah, samar-samar ia mendengar suara aneh dari dalam sana.
"Gion, gua kasih tau lo sekali lagi. Kalo lo masih berani ikut campur urusan gua, gua bakal bikin hidup lo menderita." Ucap seseorang dari dalam.
Kaerin yang mendengar nama seseorang yang tidak ia kenal mencoba menolong, pasti di dalam gudang itu sedang ada perkelahian.
Dengan cepat Kaerin membuka pintu gudang itu dengan keras dan membuat semua orang di dalamnya menoleh ke arah Kaerin.
Tunggu, itu bukannya Dimas.
"Kalian ngapain disini? Kalian pergi sekarang atau gue teriak ke kepala sekolah kalo kalian udah bully anak kelas lain." ucap Kaerin mengancam.
Dimas yang melihat Kaerin berbicara dengan nada mengancam langsung menatap sinis, "Lo siapa? emangnya berani ngusir kita? Lebih baik keluar dari sini dan beliin gua minum."
Sumpah sudah ia duga, pikiran lelaki ini benar-benar random sekali, apalagi wajahnya menyeramkan.
"Heh, lo kira gue babu lo gitu? Gue gak mau dan gue bilang bebasin itu cowo." dengan tegas Kaerin menatap tajam wajah Dimas.
"Ck, cari masalah ya sama gua? Yaudah, mulai detik ini lo jadi babu gua dan ikutin semua kemauan gua. Paham?" Titah Dimas dalam.
'Mampus, Kaerin apa yang udah lo lakuin sih. Kenapa lo malah buat masalah sama cowo dingin kaya Dimas gini.' Umpat Kaerin dalam hati.
"Oke, gue bakal teriak." ucap Kaerin dengan ancang-ancang ingin teriak.
Lalu dengan cepat Dimas menutup mulut Kaerin cepat, "Iya gua bakal lepasin itu anak, lo jangan teriak. Puas lo?"
Kaerin tersenyum lega, dan mengangguk.
"Kita pergi sekarang." ucap Dimas pada entah temannya itu lalu langsung pergi dari gudang sekolah.
Kaerin langsung berlari menghampiri lelaki bernama Gion itu.
"Lo gapapa?" tanya Kaerin sambil membantu melepaskan tali yang mengikat tangannya.
"Gua gapapa, thanks ya udah nolong gua." balasnya sambil mencoba berdiri.
Kaerin dengan rasa kasihan inisiatif membantunya berdiri. Dapat ia lihat wajah lelaki itu bengap seperti habis di tonjok. Bahkan lebam di sekitar pipi itu membiru, ia bergidik ngeri.
Pasti ini semua kelakuan Dimas dan teman-temannya.
"Lo ngapain sampe di bully gitu sama Dimas?" tanya Kaerin.
Lelaki itu menghela napas lelah, "Gua gak sengaja liat Dimas lagi mau buat masalah di daerah rumah gua. Gua yang gak mau daerah gua di rusak sama dia ya gua coba lawan.. jadi gini akhirnya."
Kaerin menatap tak percaya lelaki di depannya, ini lelaki punya nyawa berapa coba berani-beraninya nantangin Dimas, tadi ia saja melawan Dimas harus menahan rasa takut demi menolongnya.
"Gue pikir lo udah gila ya, gue kayanya bakal ada masalah yang dateng gara-gara nolongin lo." ucap Kaerin dengan was-was.
"Tenang, karna lo udah nolongin gua pasti bakal gua bantu. Nama lo siapa?"
Kaerin merasa tidak yakin dengan perkataan lelaki itu barusan. Ia hanya merotasikan matanya ke arah lain.
"Gue Kaerin, lo sendiri?" balas Kaerin seadanya.
"Gua Gion Krispatih, yaudah mending kita keluar sekarang." ucap Gion langsung keluar di ikuti Kaerin di belakangnya.
Sepulangnya Kaerin dari gudang sekolah tadi, di kelas ia merasa tidak tenang. Bagaimana kalo Dimas datang ke kelasnya lalu menyuruhnya dengan iming-iming kalo ia babunya. Tidak, tolong bebaskan Kaerin dari masalah ini.
___________
TBC
Hai aku up nihh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfic[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...