BAGIAN 19 PENGUNGKAPAN YANG TULUS

126 31 31
                                    


Dimas saat ini sedang berjalan menuju ke dalam rumahnya, ia benar-benar lelah seharian bekerja. Untungnya Papa tidak memberinya lembur sampai malam, sebenarnya Dimas sedikit khawatir dengan Kaerin pasalnya tadi siang sudah berapa kali Dimas menelepon istrinya itu tidak ada jawaban.

Dimas dengan cepat membuka pintu rumahnya, "Assalamualaikum.." Dimas mengerucutkan bibirnya ngambek karena salamnya tidak di jawab oleh sang istri.

Dengan cepat Dimas masuk mencari istrinya itu, saat ingin melewati ruang tamu dirinya terkejut saat mendapati istrinya sedang duduk bersantai di ruang tamu.

"Assalamualaikum... sayang aku pulang... kok gak di jawab tadi.." Dimas mode manja.

Kaerin yang melihat suaminya pulang tersenyum membalas, "Waalaikumusalam, maaf aku tadi kan gak denger kamu masuk... maaf yaa..."

Dimas hanya diam lalu ia langsung duduk di sebelah Kaerin dan memeluk tubuh itu, Dimas sangat nyaman dengan pelukan itu sedikit menghilangkan beban dan penatnya.

"Kamu jahat banget, suami pulang bukannya di sambut. Terus juga kenapa di telepon gak diangkat tadi?" Ucap Dimas mempoutkan bibirnya.

Kaerin yang melihat Dimas bermanja ria dengannya menatapnya malas. "Kan aku udah disini Dimas, jangan ngambek lagii... masalah kamu nelpon tadi gak diangkat aku ketiduran."

Dimas menatap Kaerin dalam, "Serius?"

Kaerin mengangguk yakin.

"Mending kamu mandi dulu deh, badannya bau keringet. Terus kalo udah selesai mandi turun kebawah, kita makan."

Dimas menatap sayu Kaerin, "Terima kasih, udah hadir di hidup saya dan terima kasih sudah menerima saya di hidup kamu Rin..."

/Cupp

Setelah mengatakan itu Dimas langsung mengecup bibir tipis milik istrinya cepat dan langsung berlari menuju kamarnya.

"DIMASSS!!!" Teriak Kaerin dengan wajah benar-benar merah.

Jujur saja perkataan Dimas barusan seperti magnet, ia merasa detak jantungnya melompat ingin keluar. Tanpa sadar ia tersenyum bahagia.

Di dalam kamarnya, Dimas tersenyum bahagia. Bahkan sekarang ia sudah masuk ke dalam kamar mandinya, seperti yang di katakan Kaerin tadi memang benar seharian bekerja di kantor benar-benar melelahkan, bagaimana bisa Papanya kuat dengan dokumen sebanyak itu.

Tubuh kekarnya ia biarkan terkena air yang mengalir. Sampai pada akhirnya selesai juga. Dimas langsung berjalan keluar dari kamar mandi dan mencari pakaian santainya.

Saat ini Dimas hanya menggunakan celana pendek dan baju putih slowacidnya. Dengan rambut yang masih basah ia langsung keluar menuju meja makan, dapat ia lihat istrinya menatapnya lalu langsung kembali mengambil piring dan di berikan padanya.

"Ini, sekarang makan." Titah Kaerin lalu langsung mulai memakan makanannya.

"Ngomong-ngomong kamu udah sholat dikerjaan?" Tanya Kaerin pada Dimas yang asik dengan makanannya.

Dimas mengangguk bak seorang anak kecil.
"Aku udah sholat di kantor, kamu boleh kok kalo mau ngingetin aku kaya gitu telepon aku aja."

Kaerin jadi malu, dengan cepat ia mengganti bahan cerita. "Tadi aku belanja bulanan, terus aku beli banyak snack sama ice cream." Laporan Kaerin pada suaminya.

"Habis berapa? Kamu pakai uang dari mana? Kan aku belum kasih kartu atm aku." Tanya Dimas.

"Pake punyaku dulu, gak masalah kok."

Dimas hanya mengangguk, "Lain kali kalo mau belanja pake kartu aku, gak mau tau." Mutlak Dimas.

"Iya Dimas, makan yang banyak."

[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang