Setelah acara pernikahan kemarin selesai, Dimas dan Kaerin sudah menjadi pasangan, dan sekarang lebih tepatnya ia ikut bersama Dimas untuk tinggal di rumah barunya sesuai yang Dimas inginkan.Awalnya ia menolak dan tetep kekeh akan tetap tinggal bersama orang tuanya, Dimas malah menatapnya tajam seakan ingin menguliti Kaerin hidup-hidup.
Tapi tetap saja walaupun Dimas sedikit marah padanya, ia tetap tidak mau tinggal seatap dengan orang lain bahkan hanya berdua, tidak mau pokoknya. Ia takut Dimas melakukan hal yang tidak di inginkan walaupun mereka sudah menikah.
Tapi pada akhirnya Bunda yang menceramahinya dengan berkata hal yang membuat Kaerin terdiam.
"Sayang, kamu sekarang bukan anak gadis Bunda seperti dulu. Kamu sudah menikah, sudah memiliki suami, dan sekarang suami kamu yang akan membawa kamu." Ucap Bunda tersenyum mengelus surai Kaerin dengan lembut.
"T-tapi bunda, aku gak mau." Bantah Kaerin menggeleng tidak mau.
Bunda menghela napas, "Kamu mau jadi istri durhaka? Sekarang kamu harus nurut sama perkataan Dimas, dia suami kamu sekarang. Dia juga yang akan menjaga kamu."
Pada akhirnya Kaerin hanya bisa mengangguk menyetujui untuk tinggal di rumahnya lelaki itu.
Dan sekarang ia berada di kamar suaminya, hanya saja tidak satu ranjang. Ia yang menyuruh Dimas untuk tidur di bawah, Kaerin juga masih kesal dengan yang baru saja terjadi.
Walaupun sempat berdebat dan membuat Kaerin hampir menangis, pada akhirnya Dimas mengalah lalu mengikuti keinginan istrinya itu untuk tidur terpisah dengan dia yang di bawah dan Kaerin yang di ranjang.
Padahal ranjang miliknya besar tapi pada akhirnya saat sedang terlelap nya tidur, Dimas berpindah dari bawah menuju ke ranjang sebelah Kaerin yang terlelap tidur. Ia baringkan tubuhnya disebelah Kaerin lalu memeluk istrinya itu dengan sayang dan kembali tertidur bersama.
Pagi pun mulai memunculkan cahaya mentarinya.
Kaerin mengusap matanya yang terkena bias cahaya matahari, dan juga entah kenapa tubuhnya terasa berat seperti ada orang lain. Dengan cepat ia menoleh, matanya membelalak kaget secara tidak sengaja ia juga membangunkan Dimas yang telah berganti pakaian itu menjadi sarung karena ia langsung mendorong lelaki itu sampai terjatuh.
"AHHH!!!! L-LO NGAPAIN TIDUR DI RANJANG GUE?!! NGAPAIN LO!!" Teriak Kaerin refleks.
Dimas yang terkejut juga langsung menatap istrinya malas, lalu kembali bangun dan tidur di ranjang.
"Kita udah menikah, jadi wajar kalo tidur seranjang." Balas Dimas santai lalu memejamkan matanya.
"What!" Kaerin tidak terima.
Ia lebih memilih bangun dan langsung menuju kamar mandi. Tentu saja ia akan menggunakan pakaiannya di kamar mandi juga, masih belum terbiasa tentang kehadiran Dimas ini.
Sedangkan Dimas, ia di belakang menggeleng lucu menatap wajah kesal Kaerin, baginya ia lebih suka melihat wajah marah Kaerin dari pada menangis. Terlihat lucu di matanya.
Setelah selesai Kaerin langsung keluar dengan pakaian kasualnya, masih belum terbiasa dirinya tinggal hanya berdua dengan lelaki itu. Dapat Kaerin lihat Dimas masih tertidur di ranjangnya, lebih baik ia turun ke bawah dan masak sesuatu. Ia ingat kemarin ia dan Dimas belum makan apapun.
Eh tunggu, kenapa juga ia harus peduli dengan lelaki itu. Menyebalkan saja.
Saat ini Kaerin sedang berkutat di dapur, sepertinya ia akan mencoba untuk belajar memasak.
Dan untuk masalah sekolahnya Bunda sudah meminta izin untuk mengambil libur seminggu, untungnya guru tidak ada yang curiga, jujur Kaerin sedih karena dia belum bisa mengatakan hal penting ini pada sahabat dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfiction[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...