Saat ini ia dan suaminya sudah duduk di depan keluarga suaminya. Mereka saling menatap dan tersenyum, Dimas mengangguk lalu mempersilahkan istrinya untuk berbicara."Ma, Pa... Um, aku hamil dan usia kandunganku sudah memasuki empat bulan." Ucap Kaerin lirih sambil menatap wajah mertuanya.
Karin yang mendengar langsung dari menantu tersayangnya ini memekik bahagia, "Ah! Akhirnya kalian akan mempunyai anak, dan Mama akan menjadi Nenek."
'Sohaa, ternyata yang kamu katakan benar.' Batin Karin tertawa bahagia.
"Kamu kan sekarang lagi hamil, di jaga baik-baik ya kandungannya. Dimas juga kalo istrimu butuh apapun kamu juga harus selalu ada di sisinya." Ucap Karin menasehati pasutri tersebut.
Kaerin dan Dimas saling mengangguk bersamaan.
"Iya Ma, Dimas bakal jagain istri Dimas dengan baik. Dimas janji."
Kaerin tersenyum lalu tangannya menyatu dengan tangan Dimas saling menggengam erat.
"Mama sama Papa bahagia banget akhirnya terwujud, semoga kalian baik-baik aja ya sayang, maafin Mama juga belum bisa jagain kamu Rin." Ucap Karin sedikit merasa bersalah.
Kaerin langsung menggeleng tersenyum, "Gak Ma, Mama ngapaian minta maaf? Bahkan seperti ini aku sudah merasa aman, dengan kehadiran kalian termasuk Dimas yang akan jagain Kaerin nanti. Mama sama Papa gak perlu khawatir ya."
"Aku bahagia, kalian bisa saling melengkapi dan saling menyayangi." Ucap Jamal ikut tersenyum, bahkan lelaki paruh baya itu masih ingat pertengkaran sengit yang terjadi di antara dua pasangan di depannya ini saat awal menikah, dan sekarang sudah baikan dan saling menyayangi Jamal lega sekali akhirnya.
"Terima kasih Pa, kalo gitu aku sama Kaerin izin pulang ya, Aku takut kenapa-kenapa dengan mereka di dalam." Pamit Dimas langsung merangkul pundak istrinya.
"Iya Dimas benar, kamu pulang aja. Terus nanti kalo udah sampai dirumah istirahat yang banyak."
Kaerin mengangguk lalu langsung mengikuti Dimas yang beriringan dengannya.
"Sayang, terima kasih banyak untuk segalanya. Aku mencintaimu." Kaerin berhenti di depan teras rumah lalu menghadap Dimas ia menangkup wajah yang tampan itu pelan sambil menatap wajah suaminya itu.
"Aku juga sangat terima kasih, aku mencintaimu sayang."
•••
Bunda yang sedang memasak di dapur sangat terkejut saat ponselnya berdering.
"Halo Karin ada apa?"
"Kau pasti tidak akan percaya! Semua yang Kamu katakan itu benar Sohaa!"
"Hah? Ada apa sih? Kenapa?"
"Kaerin sama Dimas Sohaa!"
"Kenapa anak dan menantuku?"
"Kaerin hamil dan usianya sudah empat bulan, aku benar-benar bahagia sekali astaga impian kita menjadi nenek dan memiliki cucu tercapai!"
"Kan aku sudah duga, tapi aku benar-benar bahagia. Semoga mereka baik-baik saja."
"Iya, aku juga."
"Besok aku coba main ke rumahnya, aku harus melihat langsung. Kalo begitu aku tutup ya Karin."
"Iya."
Setelah panggilan berakhir Sohaa menangis terharu, akhirnya anaknya sedang mengandung, semoga anak dan bayinya baik-baik saja ya tuhan, pikirnya.
•••
Dimas sedang duduk bersantai di bawah duduk di karpet beludru di sana. Di depannya istrinya sedang bermanja sambil memainkan rambut seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfiction[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...