Dimas sekarang sudah sampai di Jerman, tapi sayangnya saat sampai di hotel yang telah di pesan itu ia malah tidak boleh memainkan ponselnya. Membuatnya kebingungan bagaimana jika istrinya mengirimi pesan kepadanya. Dan untungnya ia sedikit pintar dan bersyukur, karena ia membawa satu ponsel lagi di tasnya ia bisa mengabari Kaerin lewat ponsel ini."Alhamdulilah untung aku menyimpannya." Gumam Dimas sambil tersenyum bahagia.
Dengan cepat Dimas menekan nomor yang sudah dihafalnya itu. Lalu menekan tombol telepon.
Ringing
Dimas yang mendengar bunyi berdering dari sana senang.
Dan panggilan terangkat, bersamaan dengan suara wanita yang sangat ia rindukan itu.
"Hallo? Assalamualaikum? Maaf ini siapa ya?"
"......" Dimas masih diam tidak menjawab.
"Hallo? Apa ada seseorang disana? Maaf?" Ucap suara Kaerin dari sebrang telepon yang belum di jawab oleh Dimas.
"Hhh, Waalaikumusalam... Kaerin ini saya Dimas." Akhirnya suara Dimas terdengar, membuat yang ada di panggilan terdiam. Mungkin Kaerin kaget, pikirnya.
"TUNGGU? DIMAS??? INI DIMAS? KOK NOMOR KAMU TIDAK DI KENAL? KAMU GANTI NOMOR?" Serbu Kaerin dengan beribu pertanyaan.
"Sayang dengerin dulu yaa, ponsel yang biasa saya pakai ditahan. Dan saya gak bisa kabarin kamu kalo saya udah sampai, untungnya saya bawa cadangan jadi langsung hubungin kamu." Ucap Dimas panjang lebar.
"Ponsel kamu ditahan? Apa itu alasannya kamu gak bales pesan aku? Oke gapapa aku udah gak masalah sama itu, aku seneng kalo kamu udah berusaha buat kabarin akuu" balas Kaerin tersenyum dari seberang telepon.
"Rin saya kangen sama kamu..." ucap Dimas di telepon, dapat ia dengar istrinya tertawa kecil.
"Aku juga kangen sama kamu Dimas, kamu udah makan? Udah sholat juga?" Balas Kaerin mengingatkan suaminya itu.
"Udah sayang, aku juga udah sholat. Kamu tanya saya begitu, kamu sendiri udah sholat belum?"
"Udah, ini baru selesai sholat. Dan kamu menelepon membuat aku tenang."
"Dimass aku kemarinn nginep di rumahh Bundaa, aku udah chat kamu juga tapi ga ada balasan"
Dimas membiarkan Kaerin berbicara manja di telepon, ia masih mendengarkan suara istrinya itu yang kadang tertawa, kadang marah, kadang sedih sampai ia mendengar helaan napas, Kaerin pasti sedikit kecewa padanya. Dengan cepat ia membalas.
"Iya sayangg, gapapa kokk. Lagipula kamu juga tau kan ponsel saya ditahan dan gak bisa kasih balasan jugaa."
"Iyaa okee, Dimas aku mencintai kamu."
"Saya juga sangat mencintai kamu Rin."
"Kaerin, saya tutup teleponnya yaa sepertinya ada yang datang, assalamualaikum istri Dimas yang cantik"
"Umm, Iya aku mengerti. Hati-hati disana ya, Waalaikumussalam."
Setelah mendengar jawaban dari Kaerin, Dimas membiarkan Kaerin yang menutup panggilan ini.
Tutt tutt
Dan panggilan berakhir, ia tersenyum bahagia. Lalu dengan cepat tangannya langsung memasukan kembali ponsel miliknya ke dalam tas agar tidak ada yang tau.
"Bersyukur banget masih di beri nikmat sama allah buat denger suara kamu lagi, semoga disana baik-baik aja ya Kaerin..." Setelah mengatakan itu Dimas langsung mandi dan berganti pakaian, sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan partner bisnis dari Jerman ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfic[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...