Setelah perdebatan singkat itu Dimas langsung membawa Kaerin untuk makan bersamanya. Ia bahkan sudah pusing dengan semua hal yang terjadi hari ini, dari pertemuannya dengan perempuan yang mengaku temannya sampai perasaan anehnya tentang gadis di depannya sekarang."Lo mau pesen apa?" tanya Dimas yang masih melihat menu makanan di restoran ini.
Tidak ada jawaban dari si gadis membuat Dimas menatap wajahnya langsung.
"Kaerin... Lo denger gua kan? Mau pesen apa?"
Masih tidak ada jawaban.
Membuat Dimas sedikit geram dengan gadis di depannya ini.
"Rin, Lo kenapa sih? Gua tanya sekali lagi. Lo masih marah sama hal sepele tadi?"
Kaerin tertawa sinis, "Hal sepele? Gue cuman mau pulang itu doang."
"Untuk saat ini, lo pilih makanan habis itu kita pulang."
"Ck, burger cheese sama chocolate drink."
"Ada lagi?"
"Gak ada."
Dimas langsung memanggil pelayan dan memberi tau pesanan mereka.
Yang terjadi di meja makan sekarang hening, tidak ada percakapan lagi. Hanya kesibukan masing-masing yang menjadi simbol utama di antara lawan jenis ini.
"Permisi, pesanannya datang. Selamat menikmati." ucap pelayan tersebut sambil tersenyum lalu meletakan makanan yang di pesan ke meja.
"Terima kasih." Balas Dimas dingin.
Setelahnya Dimas dan Kaerin hanya sibuk makan tanpa melirik masing-masing. Entahlah malam ini mood nya di buat hancur oleh laki-laki bernama Dimas.
Dengan kesal Kaerin melahap burger yang masih panas itu sampai membuatnya mengaduh panas karena lelehan cheese di dalam burger.
"Awh!! Hufh hufhh!" Ringisnya reflek sambil meniup niupkan bibirnya.
Dimas yang melihat Kaerin menahan panas langsung memberikan minuman dinginnya kepada gadis itu sebagai pereda.
"Itu minum, lidah lo kepanasan, udah tau panas malah di lahap semuanya." Dimas dengan datar menasehati.
Kaerin? Ia hanya diam menerima minuman itu. Perasaannya campur aduk, dengan cepat ia berlari menuju toilet.
"Ahhh, lo kenapa sih Rin! Kenapa gak bisa kendaliin diri lo sendiri?" Teriak Kaerin di toilet umum itu.
Wajahnya ia basuh dengan air dingin di wastafel, pikirannya benar-benar kacau dan berantakan. Ia butuh pendinginan.
Setelah mencoba merapihkan rambutnya yang berantakan, ia kembali menuju tempat duduknya. Dimas hanya diam melihat kedatangan Kaerin.
"Gue pulang sendiri aja."
"Gak bisa, ini udah malem. Kalo terjadi sesuatu sama lo gimana?" Balas Dimas menakut-nakuti.
"Gue bukan anak kecil, gue bisa pulang pake kendaraan umum."
"Gua juga udah selesai, nunggu di mobil gua."
"Iya, gue tunggu."
Dirinya males berdebat lagi bahkan membalas perkataan lelaki itu saja sudah lemas, ia benar-benar mengantuk.
Setibanya di parkiran Kaerin langsung mencari mobil Dimas, setelah ketemu ia langsung masuk dan bersandar. Tidur sebentar sepertinya tidak masalah.
Matanya terpejam secara perlahan, dan dengkuran halus terdengar di dalam mobil itu. Dimas yang baru datang terkejut melihat gadis yang dari tadi mengerutu itu sudah tertidur pulas. Merasa kasihan melihat wajah lelahnya membuat Dimas membiarkan gadisnya ini tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfiction[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...