Bacanya pelan pelan aja gaess. Jangan buru buru. Nikmatin alurnya, keluarin semua komentarnya. Asal itu positif okay.
" memiliki mu begitu sulit untuk digapai, seolah semesta tak merestuinya " Karalina Oktavia Rajendra.
Happy reading bree ❤
🦅🦅🦅🦅
Kara sedari hanya terdiam dibawah langit para murid sudah pulang kerumah masing masing,tapi hanya dia yang senantiasa berada di dekat halte bus,tangan nya terulur seolah berusaha menggapai langit,tapi semakin ia gapai semakin sulit.
Ia teringat akan hari pertama sekolahnya bertemu dengan seseorang yang sudah lama tak ia temui, rasa rindu yang tak kunjung usai itu kini terobati namun pada akhirnya ia secara tidak sadar dipaksa mundur oleh keadaan melihat Arsen yang tak mengenalinya dan bersikap dingin seperti dulu .
Beberapa kali Kara menghela nafas dan menatap langit seolah mencurahkan semua isi hatinya bersamaan dengan cuaca yang tiba tiba mendung persis seperti keadaan hatinya yang kacau .
Tanpa sadar Kara tersenyum miris, ia menyesal tak menghampiri Arsen kala itu dan memutuskan meninggalkan nya sebab kondisinya benar benar sudah tidak kuat untuk bertahan meskipun sampai detik ini rasa sakit itu masih menggerogoti nya.
Flashback on .
Seorang gadis kecil yang menduduki bangku 1 SMP tengah berjalan menyusuri jalan sepulang sekolah dalam perjalanan tiba tiba ia berhenti mendadak dengan perasaan yang was was ia perlahan mendekati seseorang yang tergeletak tak berdaya semakin dekat Kara berjalan perlahan seolah takut jika tiba tiba dia diserang.namun,Ia berusaha meyakinkan dirinya dan langsung berjalan cepat menuju laki laki yang entah siapa.
Kara berhenti di depan laki laki asing itu sesaat ia terpana sebab laki laki asing itu sangat tampan meskipun wajahnya penuh luka dan tubuhnya juga beberapa mendapat luka goresan benda tajam.Tanpa banyak kata Kara mengeluarkan hp nya dan menghubungi dokter pribadinya .
Beberapa saat akhirnya Dokter pribadinya datang dengan tergesa gesa mengira jika pasien nya kembali kambuh.
"Sayang kamu sakit lagi" ucap Dokter Heiden dengan tergesa gesa dan memutar tubuh Kara memeriksa kondisi pasien nya.
"Ih bukan kara Om,Kara baik baik aja tapi anak itu " ucap Kara menunjuk laki laki yang masih terbaring di jalan.
"Ayo om selamatkan dia Kara takut jika laki laki itu kenapa kenapa" ucap Kara cemas.
Tanpa banyak kata Dokter Heiden selaku paman Kara pun segera mengangkat dan memasukan nya kedalam mobil diikuti Kara disamping nya dan memangku Arsen di pangkuan nya.
Sampai mobil yang dikendarai Haiden pun sampai di rumah sakit terdekat yang mana tempat Heiden bekerja dengan segera Heiden beserta suster nya membawanya masuk Arsen ke dalam ruang UGD diikuti kara.
Arsen beserta dokter dan suster pun masuk keruang UGD meninggalkan Kara di depan pintu dengan perasaan cemas ia cemas hingga berjalan kesana kemari dan berdoa untuk keselamatan Arsen , hingga beberapa saat kemudian Heiden keluar beserta susternya. susternya pun pamit meninggalkan dokter dan Kara disana.
"Om gimana keadaan nya?apa dia bisa selamat?apa dia baik baik saja?Apa lukanya cukup parah? " tanya Kara beruntun dengan wajah Kara yang terlihat jelas jika ia khawatir dan takut laki laki itu tidak selamat.
Heiden pun tersenyum tipis dan mengelus kepala Kara sayang dan Kara dibuat bingung juga semakin takut.
"Dia baik baik saja, lukanya sudah om jahit begitupun luka diwajah nya juga sudah om bersihkan,sepertinya diliat dari lukanya dia korban penggeroyokan karna terdapat luka gores benda tajam lumayan dalam dan sekarang dia masih dalam pengaruh bius mungkin sejam mendatang dia akan terbangun dan merasa pusing." jelas Dokter Heiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIT KILLER SAVAGE -2 (End)
Teen Fiction~•• PEROMBAKAN ALUR••~ UNIT KILLER SAVAGE 2 FOLLOW SEBELUM MEMBACA Arseno jendral maxwell viterzon yang mendapat gelar sebagai ketua unit killer savage setelah ayahnya, selalu mengutamakan janji dan menjaga amanah keluarga nya. Itulah didikan yang...