بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
MAAF YA BARU BISA UPDATE, HEHEHEHEHE
•••
Sebegitu cepat Allah mengabulkan doanya?
Mereka kira akan membutuhkan bertahun-tahun lamanya untuk tidak bisa menginjakkan kaki di pesantren milik orang tua nya lagi. Kesabaran sepasang suami istri itu patut diacungi jempol. Biasanya mereka akan tidur berdempetan sangking sempitnya, sekarang berbeda. Mereka berdua bisa berguling kesana kemari dalam satu ranjang yang besar, tempat sebelum mereka memutuskan pergi dari ndalem.
Bila esuk pagi mereka hanya bisa sarapan nasi dengan lauk kerupuk putih yang dilumuri kecap, kini hidangan daging-dagingan tersaji dalam berbagai macam. Mereka tidak pusing memikirkan dimana lagi tidur ketika di setiap sudut rumah bocor terkena air hujan. Kemewahan meski milik kedua orang tua tapi mereka juga akan ikut membantu, tentu ada sangkut pautnya dengan Athar di balik itu.
Athar sudah cukup diam, semua harta yang ia punya bukan milik dia sepenuhnya. Tepat anaknya di umur 21 tahun, Athar akan memberitahukan kepadanya tentang wasiat yang belum tersampaikan.
*****
Sarung pondok, entah dari mana khayalannya itu datang yang pasti Airin akan mengoleksi jika sudah memiliki banyak uang. Sekarang dia masih meminjam, Insyaa Allah satu tahun kedepan Airin memiliki tokonya.
"Kamu beneran bisa naik mobil, kan?"
Ali memandang langit, "Naiknya sih bisa, tapi kalau nyetir saya nggak yakin."
"Terus kenapa pas Abba nyerahin kunci mobil kamu ambil aja, nggak nolak?!" Airin geram.
Mulutnya mengeluarkan ringisan sambil menatap Airin yang cemberut.
"Dulu saya jago, sekarang ndak. Gimana dong?" tanya Ali bingung meminta pendapat.
Rasanya kepala Airin sudah mengeluarkan asap tebal, punya suami tapi polosnya minta ampun! Kalau masalah begini susah nolak, beda lagi kalau sudah di kamar, ups!
"Ya sudah kalau kamu nggak bisa ngasih saya saran, pake sepeda aja. Kan lumayan nggak usah ngisi bensin."
Dengan entengnya Ali bicara begitu, seperti usulnya begitu cerdik.
"Iya ya, terus semua baju kita biar di seret aja kasih tali. Emang saya harus bersyukur banget punya suami yang kelewat pintar." Airin berkata seperti itu membuat Ali tanpa fikir panjang tersenyum pongah, dia kira kata-kata istrinya berupa pujian melainkan kebalikannya.
"Yuk, biar saya kasih angin dulu ban nya," ajak Ali menggandeng tangan Airin menuju kebelakang ndalem dimana sepeda butut kesayangannya terparkir.
Masih ingat kan sepeda yang Ali jual 10 ribu? Mau tahu kenapa bisa sepeda itu ada lagi, ternyata Ali membeli sepeda tidak hanya satu. Melainkan ada 5 sepeda butut di sana dengan model yang sama juga. Jika Ali mengoleksi sepeda butut, maka Airin akan mengoleksi sarung pondok.
"Gila emang kamu, pantas aja 10 ribu di kasih ternyata banyak cadangannya," heran Airin geleng-geleng kepala.
Laki-laki berkokoh hitam itu terkekeh, lucu saja mendengar sindiran dari istrinya. "Sekarang langka tahu sepeda kaya gini, kalau di jual lagi bisa sampai 10 juta."
Jika ada buaya terbang mungkin bisa masuk ke dalam mulut Airin yang terbuka lebar, tapi sayang tidak mungkin ada.
"Yang bener, Mas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALI HAZBI (NEW VERSION)
RomanceJudul awal : Chase You (2A) UDAH NGGAK HIATUS YAA Setelah mengetahui sedikit seluk beluk gadis yang akan menjadi istrinya, apakah dia akan tetap pada awal tujuan? Masih banyak misteri, dan Ali akan membongkar. Hanya saja ia merasa tidak sanggup bil...