بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
•••
Ali memejamkan matanya sejenak, dia hampir sampai di rumah sakit dimana istrinya sedang di rawat. Begitu tidak becus dan pecundangnya ia lalai menjaga Airin, pakaian yang semula kusut ia tata serapih mungkin. Jangan sampai Airin tahu bagaimana kondisi nya sekarang.
"Mas, Airin akan baik-baik saja."
Kepalan tangannya mengerat, namun sebisa mungkin dia kembali menormalkan raut wajah agar tidak terlihat marah. "Aamiin."
Hazna tersenyum melihat interaksi keduanya.
Keadaan mobil kembali hening, Ali bernafas lega saat rumah sakit yang dituju sudah terlihat dimatanya. Dia memakirkan asal, buru-buru keluar tanpa menoleh ke belakang dimana banyak orang yang menegurnya.
"Dasar anak itu," gerutu Hazna.
Perempuan berkerudung hijau tosca nampak tersenyum pedih. "Mas Hazbi masih perlu waktu, aku tahu."
"Iya Umma juga tahu, tapi kamu jangan terlalu difikirkan. Kasihan cucu Umma di dalam sini," pungkasnya mengelus daerah luar perut perempuan itu yang sama sekali belum menonjol.
*****
"Saya nggak lumpuh," seru nya enggan menerima suapan bubur untuk kedua kali.
"Dan gue nggak nerima penolakan. Cepet, buka mulut." Pemuda bersarung hitam itu begitu kekeh menyuapi perempuan yang sedang berbaring lemah di sana. Susah sekali membujuk agar dia makan, padahal dia rela-rela menggotong tubuh yang lumayan berat ini menuju mobil pribadi miliknya.
Menarik nafasnya gusar, dia semakin mendatarkan wajah seraya menatap Airin. Dengan cara lembut tidak bisa mungkin harus dengan cara yang kasar, karena pemuda bernama Ilegar itu sangat tidak menyukai gadis susah diatur.
Ilegar menaikkan dagu Airin hingga kepala perempuan itu terangkat. Bibir Airin dipaksa terbuka dengan segala caranya, karena sakit cengkeraman di dagunya yang semakin menusuk Airin akhirnya pasrah. Dia menelan cepat bubur, berharap bubur segera habis.
"Suapan terakhir, gue janji." Sejujurnya dia tidak tega saat Airin menelannya tanpa jeda.
"Alhamdulilah."
"Pantes terakhir, orang nggak tersisa itu," ketus Airin usai meminum airnya.
Ilegar ikut lega, dia mengambil tisu dan memberikannya pada Airin. "Apa mau dielapin juga?" tukasnya disaat Airin hanya menatap lembaran tisu tanpa minat.
"Nggak perlu, makasih."
"Kamu boleh pulang, terimakasih lagi karena kebaikan kamu saya masih bisa lihat wajah ganteng— suami saya."
"Loh?" bingungnya mengamati di sana.
Airin mengucek matanya dimana pintu terbuka menampilkan Ali. Pria itu terdiam menatap bertanya siapa laki-laki yang sedang bersama istrinya.
Tubuh Ilegar pun berbalik, sedikit terkejut. Namun dia segera menormalkan kembali raut wajahnya. "Suami lo udah dateng, gue pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALI HAZBI (NEW VERSION)
RomanceJudul awal : Chase You (2A) UDAH NGGAK HIATUS YAA Setelah mengetahui sedikit seluk beluk gadis yang akan menjadi istrinya, apakah dia akan tetap pada awal tujuan? Masih banyak misteri, dan Ali akan membongkar. Hanya saja ia merasa tidak sanggup bil...