Delapan belas

46.3K 4.9K 75
                                    

~Happy Reading~

Ridha kaget setelah membuka pintu kost mendapati Laras sudah berdiri dengan wajah penuh air mata, gadis itu tidak berbicara tapi langsung meledakkan tangisnya setelah melihat Ridha keluar kamar.

"Sttt, ntar kedengeran tetangga." Ridha langsung saja membekab Laras dan menariknya masuk.

Keduanya belum memulai pembicaraan, Laras masih sibuk menangis mengungkapkan sakit hatinya dan Ridha diam memperhatikan temannya itu, membiarkan gadis itu lebih tenang sebelum dia wawancara nantinya.

Setelah setengah jam Laras akhirnya mengatur nafasnya dan berjalan ke rak makeup, membersihkan sisa-sisa riasan di wajahnya sambil sesekali dia masih sesenggukan. 

"Kenape lo?"

"Tadi ada mantannya pacar gue, kata tante dia tuh cewek lebih pantes jadi mantu keluarga mereka."

"Ck, cuma mantan."

"Mantannya sekarang lagi nempuh S3 di luar negri," gadis itu memandang kosong, lalu melanjutkan, "Mana cantik bener kek model."

"Insecure lo?" Tebak Ridha mengerti apa yang terjadi.

"Ya dikit." Cicit Laras dengan wajah cemberut.

"Sakit ati aja sama apa yang gue denger."Lanjutnya sebelum masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Gadis itu keluar dengan keadaan lebih baik, namun tidak menyembunyikan wajah sembabnya dan melanjutkan sesi curhatnya, "Gini ya bestie, walaupun gue tau kemampuan gue dan masih terus berusaha biar bisa sepadan sama Mas pacar, tapi tetep aja kalau di rendahin orang tuh hati gue agak mleyot dikit." 

Dia bisa curhat dan nangis dengan tenang karena setelah keluar dari gedung, dia buru-buru mematikan smartphone-nya supaya Rama tidak bisa menghubunginya malam ini, iya ... setidaknya hanya untuk malam ini.

Sedangkan Rama sudah mengelilingi gedung mencari Laras, takut-takut terjadi sesuatu dan gadis itu butuh bantuannya, tapi dia sama sekali tidak menemukannya, dia sampai meminta pelayan untuk mengecek toilet perempuan, tapi tempat itu juga kosong. 

Sampai akhirnya Cantika menghampiri, "Dari mana aja sih? nyari Laras?"

Mendengar pertanyaan cantika lelaki itu langsung berbalik, "Kamu lihat dia?"

"Mau tau sesuatu gak?" 

"Apa?" 

"Coba tanya sama tante kita yang sangat baik hati mengomentari bagaimana calon mantu yang potensial untuk orang tuamu." Rama memasang wajah kaget, dia tau masalah apa yang terjadi.

"Tuh mantu potensial menurut dia lagi ngobrol sama dia." Lanjut Cantika menunjuk mantan Rama yang sedang mengobrol seru dengan tantenya, dari kapan perempuan itu akrab dengan keluarganya yang lain?

"Terus Laras kemana tadi?"

"Keluar gedung, kayaknya pulang, mana larinya cepet bener aku susul udah ilang aja anaknya, mana pacarnya susah banget dicariin." Sinis gadis itu kesal, dia sendiri capek mengejar Laras dan mencari Rama keliling gedung.

Rama mengacak rambutnya frustasi, di daerah gedung memang tidak sulit mencari kendaraan umum, juga tidak terlalu jauh dari kost teman Laras, tapi sekarang Rama lebih khawatir dengan perasaan gadis itu, sampai gadis itu memilih pulang berarti memang tidak baik-baik saja.

Lelaki itu memutuskan menyusul Laras ke kost temannya, mungkin dia disana sekarang.

Gerbang kost sudah ditutup sebagian, dan satpam sudah berjaga di depan sana, "Pak, Laras nya ada?" 

Pak Pacar [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang