Tiga Belas

54.9K 5.4K 56
                                    

Hay apa kabar kalian? jangan lupa vote, komentar dan follow ya biar aku makin rajin up nya nih 😉
~Happy reading~

"Serius kok mas, cuma-" Laras menggantungkan ucapannya, bingung bagaimana menyampaikan kepada lelaki dewasa dihadapan nya.

Rama masih menunggu kelanjutan jawaban gadis itu, namun dia malah terlihat berfikir keras dan Rama sadari mungkin saat ini gadis itu sedang berdebat dengan fikirannya sendiri.

"Mas cuma pengen kamu aman dan nyaman aja sampai rumah ras," jelas Rama berusaha membujuk gadis itu.

"Iya tau," jawabannya singkat tapi raut wajahnya merengut dan tampak berfikir keras, mungkin kesal karena tidak menemukan cara menjelaskan perasaannya pada Rama.

Laras itu anak rumahan, gadis pendiam tak banyak bicara ketika keluar rumah. Dunia Laras memang hanya berputar pada orang-orang di sekitarnya dan dunia fiksi ciptaannya, kedua itu saling bersangkutan.

Dan masalah hati adalah satu hal yang Laras tidak pernah benar-benar memperhatikan, semua tentang cinta dan semua tentang hal itu dia dapatkan dari cerita teman-teman dekat dan novel yang dia baca saja.

Yang orang-orang terdekat tau begitulah Laras, walaupun gadis itu tau keluarganya akan memaklumi jika akhirnya dia memiliki kekasih, tapi tetap saja ini yang pertama, bahkan Laras tidak tau bagaimana dia harus bersikap jika Rama datang ke rumah, bagaimana cara dia mengenalkan lelaki itu ke keluarganya, dan apa yang harus dilakukan setelahnya.

"It's Ok, kita bicarain ini lain kali kalau kamu udah sembuh." Akhirnya gadis itu kembali menatap wajah Rama, wajah lelaki itu tampak tenang seperti biasa.

Untuk memastikan, Rama kembali bertanya, "Kamu nanti di antar siapa?"

"Ridha," jawabnya pelan, seperti anak habis dimarahi ayahnya.

Rama tersenyum menangkan, tangannya mengusap perlahan puncak kepala gadis dihadapannya, "Mas gak marah."

Gadis itu lagi-lagi hanya mengangguk paham, dalam hatinya dia begitu merasa bersalah pada Rama, kenapa dia belum berani membawa lelaki itu pada keluarganya, dan Laras sadar Rama mungkin meragukannya sekarang.

'Di umur segini, dan apa yang mas Rama punya, bukankah wajar dia sudah berumah tangga, mungkin kalau gak sama gue mas Rama udah nikah.'

'Mungkin kalau sama mantannya yang pinter itu bakal lebih serasi kali ya?'

"Ras, Laras!" Rama sampai menepuk pipi gadis itu untuk menyadarkan nya dari lamunan, pikirannya ramai sekali saat ini.

Setelah yakin gadis itu sadar Rama baru mengulangi pertanyaannya, "Kamu mau makan apa? mas pesenin nanti."

Laras hanya berkedip bingung, "Apa aja."

"Sup?" tawarnya lagi.

"Sundubu jjigae aja mas."

"Okey, aku harus pulang buat nemenin mama fitting baju buat minggu depan, kamu gapapa?" Rama merapikan selimut yang membalut sebagian tubuh Laras.

Gadis itu mengangguk, "Maaf gak bisa ikut mas."

"Nggak papa, mereka pasti ngerti."

Laras tersentak kaget, "Semua udah tau aku mau ke sana hari ini?"

Rama meringis mengingat kejadian pagi tadi, "Mama tadi pagi langsung bilang pas mereka nyampe."

"Tunggu sebentar," kata Rama sebelum berlari kecil keluar ruangan, Laras hanya melihat dengan tatapan penasaran.

Tak lama lelaki itu kembali dengan beberapa bungkus cemilan rumput laut kesukaan Laras, "Tadinya buat kamu makan di mobil."

"Makasih." Gadis itu tertawa pelan, padahal beberapa menit lalu dia overthinking, dengan mudahnya lupa karena rumput laut, bisa-bisanya.

"Sama-sama, kalau ada sesuatu telpon atau panggil seseorang, kalau mau pulang dan sampai rumah kabarin, makanan udah aku pesen tinggal tunggu abang ojol aja," cerocos Rama panjang lebar sambil bersiap pergi.

"Okey." Hanya itu yang Laras keluarkan menjawab segala hal tadi.

***

"Stttt." Entah sudah berapa kali mereka ber-5 bergantian mengingatkan untuk tidak terlalu ribut.

Tak lama setelah Rama pergi tadi, teman-temannya akhirnya ke klinik untuk menemani Laras.

"Btw pacar lo udah lo kasih tau?" Rania membuat pembicaraan baru lagi.

Laras mengangguk sambil nyengir, mengingat Rama tadi datang tampa dia beri tahu sebenarnya, "Udah, tadi kesini bentar."

"Enak banget bisa pacaran, kita tadi pas kelas Pak Digta auranya serem banget, walaupun ga ngamuk tapi mau diem aja ga berani, otak ngeblank tapi kudu aktif diskusi lo bayangin!" keluh Ridha yang di setujui 4 orang lainnya.

Rania tertawa, "Lu doang yang ngeblank, itu circle nya si Mia mah sat set sat set otaknya."

"Ya kan beda kapasitas." Decak Ridha kesal.

Mereka membicarakan bagaimana tegangnya kondisi kelas barusan, katanya tampa marah saja mereka semua sudah bisa merasakan hawa tidak enak yang menguar ke seluruh penjuru kelas, mau diam takut membuat dosen muda itu marah, tapi mau berkomentar otak mereka kosong sangking tegangnya situasi dalam kelas.

Laras cuma bisa tertawa me dengar penderitaan teman-temannya, dan panjang umur sekali seseorang yang mereka bicarakan menghubungi Laras sekarang.

Mas Ramaaa ❤️

Kata driver nya, dia udah masuk wilayah kampus
Kamu sendirian?

Okey
Ini temen-temen pada ke sini

Yaudah, minta tolong temen kamu ambil ke depan klinik ya
Mas beliin buat temen kamu juga

"Guys, tolong ambilin makanan kiriman pacar gue dong," pinta Laras kepada siapapun dari mereka ber 5.

"Dimane?" Lisa turun dari brangkar kosong di sebelah Laras.

Laras menunjuk keluar dengan isyarat mata, "Di depan katanya."

Lisa kembali masuk dengan wajah bahagia, dengan sekantong plastik penuh makanan, "Wiiii banyak bener jajan-nya!" Seru Rania ikutan bahagia.

"Katanya sama kalian." Tambah bahagia sudah teman-teman Laras sekarang, berbagai pujian di lontarkan, niatnya biar nanti dapet lagi kalau Laras dapet kiriman.

"Makin seneng jadi temen lu kita Ras."

"Pacar lo pengertian banget sampe kita kecipratan juga."

"Jadi penasaran gue gimana orangnya."

"Kenalin ke kita lah Ras, penasaran gue sama pacar lo."

"Gak kita embat kok, jangan khawatir."

"Kapan-kapan, jangankan mikir kalian embat, gue lebih mikir saingan gue yang cantik-cantik dan sukses," ucapan Laras membuat teman-teman nya memandangnya dengan melotot.

Lisa menggeleng tak setuju, "Yakan yang penting sekarang dia milih lo Ras, lo harus yakin."

"Tapi katanya jodoh itu cerminan diri?!"

Bersambung...
Hai gimana kabar kalian hari ini?
Asli lega banget akhirnya update lagi wkwk
2 minggu ini jadwal update ku berantakan banget, dan kayaknya bakal ada perubahan jadwal update karena jadwal aku juga berubah mulai bulan ini...

Gak kerasa banget udah bab 13 dong, BTW di bab 10 san 11 itu flashback ya, kalian nyadar kan ya? sengaja ga aku italic soalnya dulu banget katanya ga terlalu nyaman baca italic mulu, menurut kalian gimana? biar aku perbaiki kalau malah kalian ga nyadar hehew

Spam next gaes gapapa wkwk
Papay, jangan lupa bahagia..

Pak Pacar [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang