~Happy Reading~
Dari pagi rumah Laras sudah tampak sibuk sekali, semua orang sibuk menyiapkan acara hari ini, Laras sendiri sekarang duduk di ruang tamu masih dengan kegiatan menata kue-kue seperti kemarin, dia tidak akan dipercayakan masak untuk acara hajatan besar seperti ini.
"Misi, paket!" Semua orang menoleh ke arah pintu depan, melihat tukang paket membawa satu kotak cukup besar.
"Ras kamu belanja online?" Ayah Laras yang sedang ngopi dengan bapak-bapak lainnya di depan rumah otomatis yang mendekati kurir itu.
Gadis itu menggeleng, dia ingat betul dia tidak memesan apapun, "Nggak."
"Loh," Si bapak berkacak pinggang dengan kening berkerut bingung, "Beneran kesini mas paketnya?" Dia menunjuk kotak besar ragu.
"Iya pak alamat nya, untuk mbak Laras Maharani." Kurir itu membaca data pengirim dan penerima yang tersedia.
Lelaki paruh baya itu mengangguk yakin, "Oh bener anak saya, dari siapa?"
"Dari Rama Naresh Pradigta." Laras yang sedari tadi mendengarkan akhirnya berdiri menghampiri, melihat data penerima dan pengirim yang tertera.
"Oh iya, buat saya mas berarti." Dia mengambil kotak itu dengan sedikit susah, ternyata lumayan berat.
"Oh benar ya, kalau gitu saya pamit, monggo mbak dan bapak-bapak." Kurir itu langsung pergi dan Laras masih kaget dengan paket besar yang dikirimnya.
"Buka tante!" Para anak-anak sudah hebih dengan rasa kepo mereka dengan hal baru, dan ternyata ibu-ibu juga tidak kalah keponya ikut memperhatikan dari tempat masing-masing.
Sebelum membukanya Laras sudah memfoto kotak itu untuk ditanyakan pada Rama nanti, dan ternyata ada beberapa kardus lagi di dalamnya, dua kardus dengan warna sama di keluarkan terlebih dahulu dan langsung dibuka oleh anak-anak yang ternyata berisi kue.
Lalu satu kotak yang paling besar akhirnya dia keluarkan dengan susah payah, satu-satunya kotak yang dibungkus dengan kertas kado. Tertulis di pojok jika itu untuk keponakannya yang akan di khitan hari ini, tentu anak lelaki itu kegirangan dan dengan bahagia membuka kadonya.
"WAHHHH!" Sekarang mamanya ikut heboh dan Laras justru khawatir, dia ingin membelikan itu kemarin tapi karena terlalu mahal dia urungkan, tapi hari ini Rama mengirimnya.
"Itu yang ngirim siapa? barang mahal itu." Budhe-budhe yang selalu update barang yang diminati anak, karena anaknya sering meminta pasti tau harganya.
"Pacarku," kata Laras dibuat sesantai mungkin.
"Lah udah punya?"
"Lah gapernah ngomong."
"Tak kira bakal susah punya pacar loh, soalnya anaknya pendiem sekali."
Laras meringis mendengarnya, akhirnya dia berbicara tentang ini juga, tidak apa-apa tapi deg-degan bukan main, Ibu dan Ayah Laras tidak menunjukkan respon yang buruk. Gadis itu mencoba menghubungi Rama tapi masih belum bisa, sampai akhirnya dia hanya mengirim foto paket dan menanyakan apa benar lelaki itu yang mengirim?.
"Kok ga ke sini aja Ras?" Akhirnya ayah Laras bersuara, gadis itu menatap lelaki paruh baya yang santai menyeruput kopi itu dengan was-was.
"Hari ini dia lagi banyak kerjaan Yah." Sesaat setelah mengucapkan itu Smartphone Laras berdering, layarnya menampilkan panggilan video dari Rama.
Yang Laras lihat setelah mengangkat panggilan adalah wajah Rama lengkap dengan masker sedang serius memerhatikan jalan, lelaki itu sepertinya baru selesai rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Pacar [TERBIT]
ChickLitCover by seelviyeo13 Laras tak habis pikir, entah sekenario apa yang sudah tuhan tuliskan untuknya, kenapa semakin rumit saja cobaan perkuliahan nya di semester yang semakin tua ini. "Ngapain kamu liatin saya begitu?" Suara berat itu membuat Laras s...