Delapan

63.1K 6.3K 36
                                        

~hai happy reading~ 

Boleh vote dulu? jangan lupa tinggalkan komentar biar aku rajin up wkwk

"Mau ngumpulin tugas?" Laras hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan gadis dihadapannya.

"Yaudah, aku duluan ya, bye." Gadis itu melambaikan tangan yang lagi lagi Laras balas dengan lambaian juga walaupun dengan senyum canggung.

Sampai akhirnya Laras menoleh ke arah Pak Digta yang masih setia di depan pintu ruangannya, "Ng, mau mengumpulkan tugas saya dan temen-temen pak."

"Masuk!" kata Pak Digta membuka pintu, Laras mengikuti dengan langkah ragu, berulang kali merapalkan mantra jika tidak akan apa-apa.

'Gak apa-apa ras, cuma ngasih tugas aja langsung balik, gak ada lima menit.' 

"Duduk dulu." Laras tersentak mendengarkan suara berat Pak Digta, di sela kesibukan gadis itu merapalkan mantra di otaknya.

Laras menghembuskan nafas berat, pupus sudah harapan dia untuk segera keluar dari ruangan itu. Namun Pak Digta justru sibuk membuka-buka file, yang tadinya dia bawa sejak di luar tadi.

"Mmmm Pak, ini ada yang kurang atau perlu di sampaikan?" tanya Laras setelah lumayan lama menunggu di sana.

"Kamu udah makan?" Pertanyaan itu malah keluar dari mulut Pak Digta.

"Hah?" Laras ngelag seketika.

Pak Digta sibuk memikirkan tempat makan, "Oh, kamu kan baru nyampe, pasti belum makan kan? mau makan apa?" 

"Saya gak laper Pak, mau lanjut nugas sama teman," jawab Laras menekan panggilannya pada lelaki dewasa di hadapannya itu.

"Lagian bapak bisa makan siang sama temen lama sambil nostalgia." Lanjut gadis itu sambil tertawa kecil di akhir.

Akhirnya lelaki itu menatap Laras dengan lagi-lagi menghela nafas, Laras dengan pikiran negatifnya sekarang menghantui otak dan perasaan lelaki itu. Apalagi saat ini lelaki itu sedang dalam mode Dosen, sebagai Pak Digta buka Mas Rama nya Laras.

"Kamu boleh kembali." Akhirnya Pak Digta menyandarkan diri pada kursinya, menyibukkan diri dengan file yang sekarang.

"Beneran pak?" Laras bingung, loh ini nggak ada usaha untuk menyangkal ucapannya tadi?.

"Iya, ngapain mahasiswi lama-lama di ruangan dosen laki-laki? saya udah punya pacar," kata Pak Digta rada sensi.

Laras mengangguk dengan gerakan pelan dia pamit dan berjalan menuju pintu, belum juga membuka pintu itu sebuah notifikasi chat masuk ke smartphone-nya. Gadis itu melihat sekilas notifikasi itu, namun matanya melotot lalu kembali menatap kebelakang, melihat Pak Digta yang baru saja meletakkan smartphone-nya dan kembali fokus ke berkas sebelumnya.

"Apa lihat-lihat?" tanya Pak Digta nggak santai.

Laras meringis, "Permisi pak."

Sampainya gadis itu di luar ruangan dan menutup pintu, dia bernafas lega lalu kembali melihat layar smartphonenya.

Mas Ramaa 

Aku udah pesenin makanan, nanti ambil langsung ke abang ojolnya 

Mas Rama juga jangan lupa makan

Aku ada acara makan malam sama seseorang, jadi nanti aja sekalian

oke deh, hati-hati 

Beda yang di ungkapkan beda juga yang dipikirkan, Laras memilih segera beranjak dari sana menyusul teman-temannya, "Udah selesai? ada apaan kok lama?" 

Pak Pacar [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang