Xylon hanya berdiam diri di dalam tendanya. Tidak ada satu orang yang berani masuk ke dalam tempat itu tanpa diminta oleh sang pemiliknya. Sekarang duke monish sedang berubah menjadi singa kelaparan yang bisa kapan saja menghunuskan pedangnya.
Satu hari berlalu tidak ada kabar baik yang dibawa oleh maxton maupun bawahannya. Mereka masih terus mencari pelayan pribadi tuannya yang kabur atau dibawa oleh musuh Xylon. Sedangkan Krit hanya bisa pasrah dengan nasib saja. Dia sudah berdiri di depan tenda tuannya. Rasanya dia menyesal saat itu tidak bertanya atau mengikuti Cherry.
"Nona Cherry kembalilah, saya masih ingin melihat dunia ini lebih lama lagi." gumam Krit yang wajahnya sangat mengkhawatirkan. Para pasukan maupun para bangsawaan yang ikut berperang juga merasakan perasaan khawatir seperti tangan kanan Tuan duke monish.
Nyawa mereka bisa kapan saja diambil jika pria berhati dingin itu ingin melakukannya. Apalagi sudah banyak korban yang menjadi amarah dari tuan duke monish. Kebanyakannya adalah orang-orang yang mendapatkan bagian menjaga saat seluruh pasukan pergi ke medan perang. Mungkin hanya tersisa Krit saja yang belum diberikan hukuman apapun.
Maxton berjalan dengan wajah tegang. Dia langsung masuk ke dalam tenda tanpa menunggu permisi. Karena hal yang lebih mendesak untuk dilaporkan pada tuannya. Meskipun nyawa menjadi taruhannya. Tapi tidak ada waktu untuk menundanya atau seluruh barak dalam bahaya.
"Kamu tidak punya sopan santu Maxton." ucap xylon dengan tatapan tajam. Pria itu dalam mood yang sangat buruk. Sekarang dia ingin membunuh seseorang untuk menghilangkan amarahnya karena kepergian pelayan pribadinya. Dia tidak menyangka peliharaanya itu sangat pintar dalam kabur. Bahkan sudah satu hari, pelayannya belum juga ditemukan.
"Tuan Musuh menyerang, dia berada di benteng pertahanan pertama." ucap Maxton pada tuannya. Dia terkejut saat melihat ekspresi bahagia yang muncul di wajah tuannya. Bukankah sekarang mereka dalam keadaan genting. Tapi tuannya malah menyeringai senang saat mendengar musuh menyerang mereka.
"Kamu tahu kalau aku masih marah dengan sikapmu tadi. Tapi kamu beruntung karena aku sudah menemukan pengganti untuk menyalurkan amarahku." ucap Xylon yang mengambil pedangnya dan berjalan meninggalkan maxton.
Maxton masih terdiam di posisi awalnya. Sedangkan Krit sudah masuk dan ingin bertanya apa yang telah terjadi hingga tuannya menunjukkan wajah senang. Tapi senyumannya sedikit menyeramkan apalagi pria itu membawa pedangnya. Apakah sahabatnya sudah menemukan nona Cherry sehingga tuannya senang karena bisa kembali memberikan hukuman aneh pada wanita muda itu.
"Apakah kamu sudah menemukan nona Cherry?"tanya Krit yang dijawab dengan gelengan kepala. Dia masih belum menemukan keberadaan Cherry. Hanya satu petunjuk yang dia dapatkan kalau pelayan pribadi tuannya menggunakan sihir teleportasi yang terpasang di hutan pembatas antar dua desa. Selain itu tujuan nona Cherry adalah desa tempat dia tinggal selama ini.
"Lalu apa yang membuat tuan duke bahagia. Dia sepertinya sangat senang." ucap Krit yang membuat Maxton sadar apa yang akan terjadi setelah ini. Dia langsung berlari meninggalkan sahabatnya. Krit juga mengikuti maxton. Kedua pria itu berkuda keluar dari wilayah perkemahan menuju pertahanan paling luar dari desa Bradis dan desa Northel yang berada di bawah tangan kerajaan Octivain.
Mereka menarik tari kuda yang membuat kedua Kuda mengangkat kaki depan mereka. Saat ini mereka menatap pemandangan yang sangat menyeramkan. Sosok pria muda yang mereka hormati telah menghabisi satu kelompok dari pasukan kerajaan Octivain seorang diri. Padahal jumlahnya bisa lebih dari 50 orang. Tapi dalam hitungan menit saja semuanya sudah berakhir dengan kondisi yang mengenaskan.
Bahkan pasukan yang menjaga pertahanan terdepan saja ketakutan melihat pemimpin mereka. Xylon sekarang benar-benar seperti seorang malaikat maut dalam medan perang. Pria itu membalikkan badannya dan menatap tajam pada Maxton dan Krit. Kedua bawahannya yang paling bisa handalkan selama ini. tapi sudah membuatnya kecewa karena tidak bisa menjaga seorang pelayan saja agar tidak kabur.
"Kalian bereskan mayat mereka semua. Kirim kepala ini pada pasukan musuh. Mereka harusnya mengerti dengan peringatanku yang seperti ini." ucap Xylon sambil melempar kepala seorang komandan pada bawahannya yang sedang memegang pedang. Pria itu menangkap kepalanya dengan tangan bergetar. Sedangkan Krit dan maxton langsung turun dari kuda mereka.
Krit menatap salut pada ksatria yang dengan senang hati menangkap kepala yang masih bercucuran darah segar. Karena Xylon baru saja memenggalnya. Sedangkan Maxton sudah terbiasa melihat kejadian seperti jika menemani tuannya turun kemedan perang. Dia memang bukan seorang yang baik pada musuhnya.
"Maxton aku tidak akan memberikan kamu hukuman karena belum bisa menemukan Cherry. Tapi jika hingga beberapa bulan kedepan kamu masih belum bisa menemukannya. Aku tidak yakin akan membiarkanmu tetap hidup." ucap Xylon yang berjalan mendekati mereka dengan badan yang bercucuran darah dari musuhnya. Sedangkan Krit sedang ketakutan karena dia adalah penyebab pelayan pribadi tuannya itu kabur.
"Sedangkan kamu krit , aku sangat ingin memenggalmu saat ini. Tapi kamu sangat berguna dalam mengurus pekerjaanku. Jadi untuk kali ini aku maafkan tapi kamu juga akan bernasib sama seperti maxton jika belum bisa menemukan Cherry dalam waktu dekat." ucap Xylon sambil menepuk bahu bawahannya dengan tangan yang diselimuti oleh darah. Kedua pria itu mencoba untuk menahan bobot badannya saat ini. Rasa takut melingkupi kedunya.
Walaupun tidak ada suara yang menggelegar saat Xylon memberikan peringatan pada bawahannya. Tapi suara dingin dan tegas itu lebih menyelamkan di mata mereka berdua. Hal itu menunjukkan kalau Xylon sedang tidak main-main. Dia benar-benar akan membunuh mereka jika keinginannya tidak tercapai juga.
Xylon berjalan ke kudanya yang berwarna hitam legam dan besar. Terlihat sangat kuat dan gagah saat ditunggangi oleh pria itu. Dia meninggalkan begitu saja kedua bawahannya yang masih terdiam di posisinya. Mereka merasa nyawanya seperti terbang bersamaan kepergian tuannya.
"kita dalam bahaya." ucap Krit yang dianggukkan oleh Maxton. Tidak ada orang yang bisa menghentikan kegilaan tuannya. Mungkin kalau ada pelayan pribadinya kegilaan tuannya itu hanya mengarah pada wanita muda itu. Karena itu mereka harus segera menemukannya dan tidak akan mereka biarkan Cherry menjauh dari tuannya.
Sedangkan ditempat lain, Cherry baru saja tiba di kota yang ditujunya. Ternyata menggunakan kuda lebih cepat sampainya. Walaupun awalnya dia sedikit tidak nyaman karena harus berkuda bersama pria asing tapi tawaran itu tidak sedikitpun merugikannya.
Saat Cherry mau turun dari kuda, tanpa diminta Galord memberikan tangannya untuk pegangannya. Dia turun dibantu oleh pria itu. sungguh perlakuan Galord berbeda dengan tuannya. Pria di depannya sangat lembut dan baik pikir Cherry. Dia tidak sadar terus menatap wajah pria itu. Sedangkan Galord tersipu malu karena Cherry terus menatapnya.
"Apakah wajahku sangat tampan nona?"tanya Galord yang dijawab anggukan kepala oleh Cherry. Sedangkan pria itu terkekeh melihat ekspresi lucu wanita muda di depannya. Tawa Galord menyadarkan Cherry dari lamunannya. Sekarang dia yang tersipu malu karena ketahuan terpesona dengan Galord.
KAMU SEDANG MEMBACA
The maid of Villain Tyrant ( Tamat)
Fantasy# 1 Edisi Novel Transmigrasi #Season 1 [Follow dulu ya sebelum baca] Bagaimana ceritanya kalau Dena harus masuk ke dalam tubuh seorang gadis yang hidup sebatang kara. Walaupun nasib kehidupan keduanya tidak beda jauh dengan kehidupan sebelumnya. Saa...