Cherry terdiam karena pemandangan di depannya yang begitu indah. Seingatnya waktu bersama dengan rombongan budak count Erbest. Dia hanya melihat hutan yang suram dan menyeramkan karena minimnya cahaya saat itu sepertinya. Tapi hutan yang berada di hadapannya sungguh berbeda.
Hutan yang begitu indah dan asri dengan berbagai bunga yang ikut tumbuh di sekitar pohon-pohon besar yang sangat rindang. Meskipun begitu cahaya masih dapat masuk untuk menyinari tamanan yang lain dibawa pohon rindang. Sungguh hutan di depannya tidak semenyeramkan seperti hutan sebelumnya yang termasuk ke dalam desa Bradis.
Cherry melangkahkan kakinya sambil menikmati pemandangan di sekelilingnya. Dia tidak berniat untuk buru-buru karena letak dari hutan ini sangat dekat dengan desa ructri. Jarak kedua desa yang sebenarnya cukup jauh. Tapi menjadi sangat dekat akibat batas sihir tadi. Dijelaskan di dalam novel yang dulu dibacanya. Kalau batas sihir tidak hanya menjadi pembatas wilayah dari dua hutan. Tapi sihir itu memiliki kegunaan seperti portal sihir. Karena itu ada singa penjaga untuk memastikan tidak sembarang orang menggunakan portal sihir itu.
"AKU BEBAS." teriak Cherry setelah dia melewati hutan dan sekarang dirinya berada di jalan utama menuju desanya. Dia sangat senang karena bisa kembali kehidupannya tanpa ada tuan gilanya yang sangat suka memerintah dan menghukumnya.
Dia berjalan dengan riang gembira. Rasanya seperti sudah sangat lama Cherry tidak bertemu dengan pasangan tua itu. Dia tidak tahu kabar kedua orang yang selalu membantunya saat dia kembali hidup. Apakah mereka baik-baik saja, ada rasa khawatir menghinggapinya. Saat dia meninggalkan desa kondisi meggy tidak baik-baik saja. Semoga saja wanita tua itu sudah kembali seperti sebelumnya. Cherry ingin mendengarkan coletahannya tentang pengalaman hidup wanita itu
"Setelah ini aku harus memikirkan bagaimana caranya menghasilkan uang. aku harus menjauh dari Xylon. Tidak ingin lagi aku bertemu dengan tuan menyebalkan itu." ucap Cherry .
Tiba-tiba senyum Cherry menghilang saat melihat hamparan bunga hogwult yang beberapa minggu lalu masih tumbuh dan bermekaran. Sekarang semua bunga-bunga itu sudah hangus. Seperti bunga-bunga itu telah terlahap oleh api yang sekarang hanya menyisakan ladang berubah menjadi abu. Kemungkinan semua ini ulah count Erbest yang membakar seluruh ladang untuk menghilangkan bukti kejahatannya.
Dia masih tidak percaya dengan ladang tempatnya bekerja beberapa waktu lalu sudah tidak ada. Dia ingat kalau membakar bunga hogwult sama saja menghasilkan asap beracun bagi mahluk lain disekitarnya. Sedangkan di desa ructri masih banyak budak yang ditinggalkan karena umurnya sudah tua saat itu. Segera Cherry berlari menuju pemukiman padat tempat para budak berteduh saat malam hari.
Cherry tidak bisa menahan air matanya untuk keluar. Pemandangan di depannya sangat menyedihkan. Seluruh bangunan yang saat meniggalkan desa ini masih banyak rumah dan tanaman. Tapi sekarang hanya tersisa puing-puing bangunan yang seperti telah hangus terbakar oleh api.
Tidak satupun rumah yang berada keadaan baik-baik saja. Bahkan rumah kecilnya sudah tidak ada lagi. Dia terduduk sambil menatap keadaan di depannya. Siapa orang yang tega melakukan ini pada desanya.
Pemukiman yang sudah tidak ada penduduk satupun di dalamnya. Sekarang dia seperti berada di desa kosong yang telah hancur karena terlahap api. Cherry tahu siapa penyebab kehancuran desa ini. Sekarang dia tidak tahu harus melakukan apa setelah melihat keadaan desanya seperti ini.
Sekarang dia tidak punya uang dan rumah. Dia tidak tahu bagaimana cara bertahan hidup setelah ini. Cherry juga tidak berniat untuk kembali ke tuannya. Tidak ingin lagi dia merasakan penyiksaan yang diberikan oleh Xylon padanya. Dia tidak ingin lagi diperlakukan seperti mainan yang bisa diperlakukan sesuka hati sang pemiliknya.
Cherry berdiri dari posisi duduknya. Entah dia tidak tahu kakinya melangkah kemana. Sekarang dia tidak memiliki tujuan lagi. Bahkan dia tidak tahu tempat selain desanya dan desa Bradis. Kakinya berjalan tidak tentu arah. Sekarang dia hanya ingin mencari tempat yang tepat untuk menghindar dari amukan tuannya.
Teringat dibenaknya peringatan yang diberikan Xylon padanya. Dia sudah melanggar perintahnya untuk tidak keluar dari tenda. Entah hukuman apa yang menunggunya bila pria itu berhasil menangkapnya kembali. Karena itu Cherry harus kabur dari pria sejauh mungkin.
Mungkin dia harus ke ibu kota kerajaan Octivain yang merupakan musuh dari tuannya. Xylon sedang ingin melakukan ekspansi pada kerajaan itu. Tapi Cherry ingat kalau hingga akhir cerita kerajaan Octivain masih dapat bertahan. Meskipun hanya memiliki wilayah kecil yang menjadi ibukota kerajaan itu. Beberapa wilayah diluar ibu kota Octivain jatuh ke tangan penjahat tirani itu.
Sayangnya tidak begitu dijelaskan dalam novel yang dibaca Cherry jalan menuju ibu kota Octivain. Hanya sedikit informasi yang menjelaskan kerajaan musuh dari pemain utama. Satu hal yang dia ingat kalau ada satu jalan yang mengarah ke ibu kota Octivain. Walaupun jalan itu terkenal dengan para bandit yang sering menjaganya.
Tapi Cherry harus mencoba pergi ke sana. Untuk masalah yang akan menghampirinya. Mungkin akan dia pikirkan belakangan. Dia harus segera bergerak. Dia takut Xylon menyadari kepergiannya. Dia merasa tuannya tidak akan melepaskannya begitu saja. Karena pria itu sudah mengecapnya sebagai mainan yang menarik untuk dia siksa. Apalagi Cherry tidak bisa memberontak jika pria itu sudah mengatakan hukuman untuknya. Tuannya adalah pria yang paling berbahaya di cerita ini. Bahkan raja Octivain saja tidak sekejam pria muda itu.
Cherry terus berjalan menyusuri jalan setapak yang akan mengarah ke desa Hirlaman yang dekat dengan ibu kota. Entah sudah seberapa jauh dia berjalan. Satu hal yang pastinya sudah sangat lelah karena berjalan seharian. Hari sudah menuju gelap, Dia berniat untuk beristirahat di dalam hutan.
Sebelum itu dia mencari kayu bakar yang akan digunakannya untuk api unggun. Karena udara sudah mulai dingin. Apalagi cherry hanya menggunakan gaun berwarna hijau gelap dengan bahan tipis tapi tidak menembus tentunya. Dia membawanya untuk digunakan saat kabur. Tentu saja dia tidak mungkin kabur menggunakan pakaian pelayan. Bisa ketahuan kalau dia seorang pekerja dari kediaman monish yang kabur. Dia ingat baju khas setiap keluarga bagi pekerja agar membedakan dari keluarga lain.
Setelah dia mengumpulkan beberapa kayu. Sekarang masalah muncul adalah dia tidak punya korek api seperti di kehidupan pertamanya. Bagaimana dia bisa membuat api jika tidak ada benda itu. Sesaat Cherry ingat cara menyalakan api yang pernah muncul di film tentang perkemahan. Dimana kayu digosokkan ke kayu lain dan terjadi percikan api. Bukankah dia harus mencoba hal itu dibandingkan pasrah saja dengan nasibnya.
Tapi semuanya tidak seperti ekspetasi Cherry. Dia pikir akan sangat mudah seperti pada film yang dirinya tonton. Entah sudah berapa lama dia melakukannya. Tapi tidak ada satu percikan api yang muncul. Lelah iya hasi malah tidak ada.
"Kalau nona melakukan seperti itu, Tidak akan ada percikan api yang muncul." ucap seorang pria yang sudah beberapa waktu lalu menikmati kegiatan wanita asing di depannya. Sesekali dia harus menahan tawa melihat tingkah wanita itu. Tanpa sadar dia malah menikmati menontoni wanita itu padahal tadi dia hanya ingin melewatinya saja. Tapi hati kecilnya mengatakan untuk membantu wanita kecil yang sedang berusaha membuat api unggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The maid of Villain Tyrant ( Tamat)
Fantasia# 1 Edisi Novel Transmigrasi #Season 1 [Follow dulu ya sebelum baca] Bagaimana ceritanya kalau Dena harus masuk ke dalam tubuh seorang gadis yang hidup sebatang kara. Walaupun nasib kehidupan keduanya tidak beda jauh dengan kehidupan sebelumnya. Saa...