Begitu aku buka mata di pagi hari, Magi masih dalam posisi memelukku. Damn! Aku bakalan harus menghadapi kecanggungan situasi persahabatan kami nantinya. Cepat atau lambat.
Magi baru aja membuka matanya, dia sedikit mengulat. Aku tersenyum padanya, dia pun balik senyum padaku. Magi tau-tau langsung mau nyosor bibirku, aku langsung tahan dia dengan telunjukku.
"Gi ...," kataku. "Ini ... salah Gi ..."
"Salah? Kenapa?"
"Kita ... crossing the line ..."
Magi diam; menghela nafas. "Enggak kok, semua bakal baik-baik aja,"
"Baik-baik aja gimana? Sinta?"
Magi mengernyitkan dahinya. "Kenapa Sinta?"
"Dia kan pa-"
"Udah putus, kok,"
"Hah!? Seriusan? Kapan? Kok bisa?"
"Kemaren, sore. Ya ... Gak apa-apa." Magi berkata dengan tenang.
Kami berdua lalu saling terdiam. Aku enggak tau harus bereaksi apa. Seneng? Iya, sih ... Tapi- tetep aja, situasi aku dan Magi canggung.
"Terus ... sekarang kita gimana, Gi?" tanyaku dengan nada khawatir manja.
"Ya- maunya emang gimana?"
"Kok malah balik nanya?" kataku. "Enggak tau ... bingung ...."
Magi lalu mengusap-usap rambutku. "Emangnya, apa sih yang mesti ditakutin?"
"~Takut puutuuus ..." kataku sambil merengek.
"Putus? Jadian aja belom, udah takut putus,"
"Ya abisnya ... kan biasanya kalo pacaran, pasti ujungnya bisa putus ..." -aku memeluknya- "~enggak mau ..."
Magi menyentuh daguku untuk membuat wajahku menatapnya. "Han, boleh nanya enggak?"
"Apa?"
"Sebenernya ... suka enggak sih?"
"Suka? Suka apa?"
"Sama ..."
"Sama apa?" tanyaku penasaran. "Eh bentar deh, kok aneh sih?"
"Aneh apanya?" tanya Magi.
"Kosakatanya,"
"Maksudnya?"
"Kata ganti orang ke-dua nya kok ilang? 'Suka enggak sih?' bukannya 'lo suka enggak sih?' atau 'suka enggak sama gue?' Kayak yang menghindar untuk ngomong -lo-gue- gitu,"
"Heheh, abisnya ... bingung, Han, mau panggil apa ... dibilang pacar bukan ..., dibilang temen juga-"
"Tapi ciuman ..." kataku sambil tersenyum menggoda sekaligus malu.
"Bukan cuma ciuman kalee, orang sampe keluar segala,"
"~Magiii...! Apaan siih ...?" Aku semakin nyaman merengek manja sama Magi.
"Ya udah, sebenernya ... lo suka gak sih sama-"
"Kok pake 'lo-gue' lagi, sih?"
Magi ketawa. Entah kenapa aku seneng ngeliat dia ketawa lepas kayak gitu. "Iya iya iya, sebenernya ... kamu suka gak sih sama aku?" Akhirnya kata ganti mesra itu pun keluar dari mulutnya, seolah men-justifikasi hubungan kami yang kini semakin intim.
"Mmm ..." Aku bergumam."Jawabannya gak akan simple Gi, kita kan sahabat-an, pastinya saling perhatian, saling jaga, lebih dari suka. Bahkan mungkin ... sayang ...,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Situasi Birahi
Short Story(21+) Sebuah kumpulan cerita dewasa dengan ragam variasi. Novelet ini dibuat untuk coba mengisi kekosongan genre "Dewasa" yang lebih serius, dan memenuhi kerinduan akan cerita dewasa yang kreatif dan imajinatif. Kuhusus Dewasa (21+). Nb: Mungkin mas...