Coba-Coba - III

2.1K 9 0
                                    

Gw dan Flo kebagian ruangan 4B di lantai empat.

"Yang kemaren itu, cowok kamu?" tanya gw ke Flo waktu kita di tangga.

Flo yang berjalan di depan gw, menoleh kebelakang dan mengangguk.

Bangor juga nih cewek. Gila ...

Sesampainya di atas, kita menuju ruang ke dua dari pojok koridor. Ruangannya beda sama yang kemarin. Di sini bukan matras, tapi ... Kasur! Terang-terangan banget. Yoga apaan yang pake kasur!?

"/Halo, Flo dan Ken. Sungguh hari yang menyenangkan! Silahkan dimulai, Flo. Hasil kalkulasi saya mengatakan jika Ken adalah pasangan yang paling pas untuk kamu./" Suara Mami menyambut.

Ha? Serius?

"Oke, Mami," kata Flo sambil mengacungkan jempolnya ke hadapan layar TV.

Flo menatap gw sebentar, lalu maju mendekat. Rambutnya masih dengan gaya kuncir kuda, tapi kali ini pakaiannya ketat dan stretch. Membuat lekuk tubuhnya sangat menonjol. Seksi banget!

"Well ... Halo ...??? Dede udah gede ternyata?" Flo meraba selangkangan gw dengan tangannya dari luar, mengelus-elus yang dia panggil 'dede'.

Agresif banget Jo'!

Dia pelorotin celana training gw sekaligus sama celana dalem gw, membuat peler gw yang tegang nongol keluar. "Wah, halo ..." Flo menyapa burung gw. "Si Adek namanya siapa, Kak?" tanyanya menoleh ke muka gw.

Gila ... Dia ngomong sama kontol gw dong!? Udah kayak di film bokep!

"Adek? Enak aja ... Ini 'Bang Jago', Neng," kata gw sambil bercanda dengan sedikit sombong.

"Oooh, Bang Jago, ya? Panteees ..."

"Pantes apaan?"

"... Gede ..." katanya dengan suara sangat pelan. "Kalo gitu ... Cobain, ah. Beneran Jago apa enggak, sih?" Flo kemudian berlutut yang membuat mukanya berhadapan langsung dengan Si Bang Jago.

Gw akuin, lagi-lagi gw terkejut banget. Memang Flo ini tipikal mahasiswi cantik yang supel dan gaul, tapi ... se-nakal ini? Gw sih gak nyangka.

Flo mengulum Bang Jago dengan sangat lembut -hampir seolah tanpa tenaga di bibirnya. Rasanya seperti sedang dielus oleh bibirnya. Sesekali dia melepas kulumannya dan beralih menjilat dengan lidahnya. Dan tatapan matanya tetap intact sama tatapan gw. Cewek 19 tahun yang gw yakin pasti memek-nya enak itu, seolah nantang gw.

Gw pun mendesis meringis, mencoba menahan rasa nikmat ini. Jangan sampe game over cepet lagi.

Merasakan Bang Jago yang berkedut-kedut, Flo pun lalu menyudahi blowjob-nya. Dia membuka celana ketat dan kancutnya lalu berbaring di atas kasur. "Sini, Kak. Mau kenalan sama 'Cha-Cha', gak?" Flo mengangkang.

Cha-Cha? Cute banget gak, sih!? Tembem gila!

"Halo, Cha-Cha ... Kamu imut bangeeet," kata gw gemes. Langsung gw seruput Si Cha-Cha yang tembem itu. Rambutnya rapi dengan bentuk garis lurus dan halus.

Flo yang duduk mengangkang, mengusap kepala gw dengan sebelah tangannya. Sambil sedikit menekan -mungkin untuk semakin menempelkan bibir gw sama Si Cha-Cha. "~Umphh ..."

Dia terlihat sangat menikmati. Bukan hanya menikmati seperti biasa, tapi cara dia menikmatinya menunjukkan kalau dia sudah siap terbiasa dengan itu. Flo lalu mengangkat muka gw dan mencium gw sambil memeluk dan merebahkan diri. "Udah, ah... Cha-Cha mau nyicip Bang Jago," katanya -minta di-entot!

Situasi BirahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang