Fahri bersama keluarganya sedang melaksanakan sahur bersama-sama. Setelah sahur, mereka semua berkumpul di ruang tamu untuk duduk santai sambil menunggu waktu Subuh tiba.
"Berarti kalian semua mudik, dong?" tanya Fahri.
"Gue mudik ke Salatiga, Jawa Tengah," jawab Santo.
"Ke Surabaya, nengok eyang," kata Wiwit.
"Ke Padang, lihat nenek sama kakek," ucap Danel.
"Aku ke Kalimantan Barat, tepatnya Entikong," kata Ali.
"Sama Ali, satu pulau, gue di Banjarmasin," ucap Ridho.
"Gue deket, cuma di Indramayu aja," jawab Putra.
"Lah, gue kemana dong?" tanya Fahri penasaran.
"Gemoy mudiknya ke Australia, soalnya opa dan oma tinggal di sana," jawab Angelina sambil tersenyum.
"Wih, aku ke luar negeri!" seru Fahri, terkejut.
"Ayo, shalat dulu semuanya!" ajak Angelo.
"Oh iya, iya," jawab Fahri, buru-buru.
Setelah melaksanakan shalat berjamaah, mereka lanjutkan dengan tadarus yang dipimpin oleh Danel dengan suaranya yang merdu. Mereka terus membaca hingga matahari terbit, dan setelah itu kembali tidur.
Sore harinya, Fahri ngabuburit bersama keluarganya, begitu juga dengan para sahabatnya.
Di bazar Ramadhan, Fahri melihat berbagai macam jajanan, membuatnya ingin memborong semuanya.
"Jangan lapar mata saja, ingat," kata Angelo.
"Mau sate maranggi!" seru Fahri.
Fahri memesan 10 tusuk sate maranggi, sementara Angelina dan Roy mencari takjil.
"Hayang cilung jeung surabi atuh," kata Fahri.
(Note: mau cilung dan surabi dong.)"Hayu, meuli," jawab Angelo.
(Note: Ayo beli.)Setelah puas membeli jajanan, mereka bertemu Angelina dan Roy, lalu pulang ke rumah.
"Mommy, es cendol!" seru Fahri, menunjuk tukang es cendol yang lewat.
"Kalau mau, beli saja," jawab Angelina.
"Uangnya mana?" tanya Fahri.
Angelina memberikan uang seratus ribu kepada Fahri, dan Fahri langsung berlari menuju tukang es cendol untuk memesannya.
Saat Fahri akan kembali ke tempat orang tuanya, tiba-tiba ada yang sengaja mendorongnya hingga Fahri terhuyung ke belakang.
Fahri mendongakkan kepalanya dan mendapati itu adalah Rivaldo. Dengan sabar, Fahri mengelus dadanya, berusaha menahan emosinya.
"Gue kira setan udah pada dirantai semua, ternyata masih ada yang sisa, ya?" ujar Fahri dengan santai.
"Apa lu bilang?!" teriak Rivaldo, wajahnya terlihat kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fahri (END)
Fiksi RemajaMahendra Sabil Al Fahri, seorang cowok yang selalu terlihat ceria dan penuh canda tawa di depan semua orang. Namun, di balik senyumnya yang menawan, ia menyimpan luka mendalam akibat perlakuan tak adil dari kedua orangtuanya. Topeng keceriaan yang i...