Part 10 -Berdebat

58 5 87
                                    

"Tapi lebih baiknya, apapun yang sudah menjadi milik seseorang tidak pantas di rebut."

-Dev Dirgantara

Happy reading ❤️

Para perempuan sudah berkumpul di kamar yang di sediakan mereka sudah terbaring bersebelahan dengan selimut masing-masing tetapi, wajah mereka tampak bingung, takut dan cemas bahkan tak ada dari mereka yang mau memejamkan matanya.

Mereka juga tak mau berbicara, disana hanya terdengar suara serangan dari luar.

"Kok, horor gini sih?" Shreya menyeletuk, tubuhnya agak merinding.

Raika yang posisinya berada di sebelah Shreya lantas menjawab. "Bukan horor sih tapi kayak... Itu apa, hening."

Alena berdecak. "Memang hening lah, apa disini terdengar ada suara orang menyetel musik? Tidak kan--"

RAANJHAN DE YAAR BULLEYA

Tiba-tiba terdengar suara musik Bulleya––lagu yang di nyanyikan oleh Amit Mishra dan Shilpa Rao serta Sountrack film Ae Dil Hai Mushkil.

"Eh eh! Itu ponsel siapa yang menyala?!" Gerutu Raika terkaget-kaget.

Alena melotot , perempuan itu masih kaget dengan musik yang tiba-tiba menyala di tambah lagi ocehan Raika yang seolah menyudutkannya padahal itu suara ponsel Raika sendiri.

"Siapa sih disini yang jadi penggemar beratnya Ranbir Kapoor?!" Alena memberikan ponsel Raika yang menyala itu ke hadapan wajah perempuan itu dengan kesal.

Raika cengengesan bak tak punya salah. "Hehe, aduh kok ada ayang yah..."

"Eh kok ada sinyal?" Rinku bertanya.

"Lah iya..." Raika tampak senang lalu mengangkat telepon dari seseorang itu.

"Iya kak Ammar?" Tanya Raika pada telfonnya.

Alena melirik sinis. 'Itu ngapain kak Ammar menelfon Raika?' Batin nya tak terima.

Wajah Raika yang semula penuh tingkah dan banyak cengengesan akhirnya berubah menjadi serius setelah mengangkat telepon dari Ammar.

Bahkan gadis itu berjalan menjauhi perempuan yang lain, bilangnya sih cari sinyal sampai pergi ke dapur tanpa melepaskan ponselnya.

"Iya kak? Aku sudah jauh dari mereka..." Ujar Raika pada Ammar.

"Kau harus awasi Dev dan Alena..."

"Kenapa harus di awasi kak?"

"Kakak hanya ingin tahu apakah mereka benar-benar tulus menerima perjodohan ini? Dan apalagi kakak tidak tahu apakah Dev sudah mempunyai orang lain di dalam hatinya? Apakah Alena juga kan?"

"Kak, kalau soal Alena..."

"Iya? Dia kenapa?"

"Alena menerima perjodohan ini tanpa paksaan, paman dan bibi juga mengulangi pertanyaannya ini berkali-kali tapi Alena menjawab dia menerima ini dengan senang hati..."

"Berarti Alena menginginkan Dev..."

"Tapi kak, Alena mencintai seseorang..."

"Hah? Lalu mengapa Alena menerima perjodohan ini dengan sepenuh hati?"

"Karena pria yang Alena cintai, tak pernah mencintai nya..."

"Siapa pria itu? Apa kau mengenalnya? Apakah aku mengenalnya?"

INSOLETN HEART [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang