Part 20 -Pasangan Yang Tertukar

33 6 223
                                    

Setelah sampai di rumah orang tuanya––Alena memilih untuk langsung tidur saja di kamarnya karena kelelahan padahal Rehaan yang menyetir, sedangkan Rehaan sendiri tengah sibuk di wawancarai oleh orangtuanya Alena.

Besoknya mereka bangun pagi seperti biasanya––kali ini Alena dengan rajin membantu ibunya memasak padahal biasanya gadis itu sama sekali tak mau membantu karena tak bisa memasak, tapi karena kejadian waktu itu membuatnya ingin bisa memasak.

"Kau sedang bertengkar dengan Dev?" tanya Sinta pelan-pelan ketika putri bungsunya sedang sibuk mengaduk-aduk tepung.

"Tidak, hanya saja aku muak dengan nya ma! Dia tidak menghargai ku sebagai tunangannya, aku ingin mengakhiri perjodohan ini!" keluh Alena dengan wajah masamnya.

Sinta malah menggelengkan kepalanya. "Nak, kemarin kau mau di jodohkan. Sekarang kau menolak? Ini pasti karena kesalahpahaman saja, kau jangan membuat keputusan secepat itu nak--"

"Ma, mama tidak tahu berita diluar sana? Dev selingkuh, ya walaupun aku tahu itu hanya berita palsu," sela Alena.

"Mama tahu, tapi itu hanya salah paham saja, biasanya hubungan akan di uji, kau harus bisa menyelesaikan bukan malah mengakhirinya..." pesan Sinta untuk yang kesekian kalinya.

"Belajarlah mencintai Dev, dia sudah ditakdirkan untuk mu," tambah Sinta sebelum meninggalkan Alena di dapur seorang diri.

Alena menatap nanar tepung yang sedang di aduk itu sambil bergumam, "Aku sudah terjebak, mereka semuanya akan melarang ku untuk membatalkan perjodohan ini..."

Alena memegang keningnya yang pusing seketika. "Aku harus bagaimana? Aku datang kesini karena ingin membatalkan perjodohan nya tapi apa ini?"

Drttt...

Dev Insoletn calling...

Alena tertawa meledek saat melihat layar ponselnya, melihat nama seseorang yang baru saja membuatnya patah hati. "Si Insoletn kenapa baru menelfon? Oh dia baru sadar bahwa dia sudah meninggalkan tunangannya berjam-jam? Haha, pantas saja Insoletn..."

Tut!

Alena memilih tidak mengangkat telepon nya, untuk apa? Hanya buang-buang waktu saja.

Gadis itu berjalan menuju jendela––ingin melihat pemandangan diluar tapi ia malah menemukan Rehaan yang sedang bermain bola bersama anak-anak disana.

"Aku selalu merasa bahwa kau mencintaiku, tapi kenyataannya ternyata lain. Han, tolong aku... Aku harus bagaimana sekarang?" ujar Alena pelan dengan matanya yang tak lepas memandangi wajah Rehaan yang sedang tertawa bersama anak-anak disana.

"ALENA, REHAAN, AYO MAKAN DULU NAK!" pekik Sinta memanggil.

Mereka pun lantas segera pergi ke meja makan dan mulai memakan dengan tenang namun Rizal tiba-tiba menyeletuk, "Rehaan... Paman punya kenalan seorang gadis, kau mau menemuinya?"

Alena langsung menatap papanya dengan tatapan tak percaya. Belum selesai perjodohan putrinya, kini putra orang lain juga mau di jodohkan?

"Pa! Rehaan tuh bukan siapa-siapa kita, biarkan dia bahagia dengan pilihannya," timpal Alena tak suka.

"Papa hanya menawarkan saja, siapa tahu Rehaan mau, ya kan?" sahut Rizal santai.

Rehaan tersenyum tipis. "Tidak dulu paman, aku masih punya kekasih, lain kali mungkin bisa..."

"Baiklah..." Rizal terkekeh. Pandangan lantas beralih pada putrinya yang sedang cemberut. "Kau itu harus belajar bersabar dan jangan terlalu posesif pada pasangan sendiri. Dev kan banyak temannya, jadi ya kau harus bisa beradaptasi dengan mereka juga, bukannya malah menuduh yang tidak-tidak..."

INSOLETN HEART [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang