Part 14 -Menguji Insoletn

48 7 214
                                    

"Kenapa kau berbicara asal, Nisha?" Dirgantara tampak marah kepada adik perempuannya yang bernama Nisha.

"Iya kakak, Rehaan bukan anak mu kan?" Nisha malah memeluk lengannya sendiri, seolah tengah menantang kakaknya untuk mengakui kebenaran.

"Nisha, cukup! Jangan berbicara yang tidak-tidak! Rehaan anakku dan akan selalu begitu!" bentak Maharani tak terima.

Nisha perlahan-lahan menghampiri kakaknya. "Tapi mengapa kalian menyakiti hati keponakan ku?!"

"Kak Dirga sudah tahu kan? Kalau Rehaan mencintai Alena tapi kenapa kau tetap menjodohkan Dev dengan Alena? Kenapa?" Nisha tak percaya kakaknya akan melakukan ini.

"Bibi..." lirih Rehaan.

Nisha dengan perasaan sedih segera menghampiri Rehaan lalu memeluk ponakan-nya dengan penuh cinta, sedang-kan Dirgantara dan Maharani hanya diam, tak tahu harus berbuat apa.

"Jika kau anaknya, mereka pasti akan menuruti keinginan mu..." ujar Nisha menenangkan Rehaan.

"Nisha! Rehaan anak kami! Kau jangan berbicara seenaknya begitu!" bentak Dirgantara.

"Jika Rehaan anak kalian, maka lakukanlah keinginan Rehaan! Hentikan perjodohan antara Dev dan Alena!" balas Nisha tak kalah membentak.

"Semuanya sudah di tengah jalan, tidak bisa di hentikan!" jelas Dirgantara.

"Semuanya belum terlambat! Undangannya saja belum tersebar! Ayo hentikan! Dan nikahkan Alena dengan Rehaan! Lagipula Dev tak mencintai Alena!" paksa Nisha.

"Kau tak mengerti, Nisha!" Maharani tampak lelah––ia tak bisa menjelaskannya, apalagi di depan Rehaan.

"Kakak ipar, kau tega menyakiti kedua putra mu?" Nisha menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Bukan begitu,"

"Tapi kau melakukan nya, disatu sisi Rehaan yang mencintai Alena harus terpisahkan dan disisi lain Dev yang tak mencintai Alena harus bersama..."

Mereka terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya Dirgantara menyeletuk, "pernikahan Dev dan Alena tak boleh di batalkan..."

"Kak!" Nisha tampak tak percaya.

"Ini keputusan ku! Tidak bisa di ganggu gugat! Pernikahan Dev dan Alena harus dilakukan!" setelah mengatakan itu Dirgantara segera pergi, di susul Maharani dari belakang.

Nisha lagi-lagi tak percaya.

Rehaan terdiam, wajahnya datar seraya menatap kosong ke satu arah.

Mengingat lagi masa kecilnya.

Saat itu Nisha selalu datang ke rumah Dirgantara untuk bermain dengan anak-anak kakaknya dan Nisha membelikan hadiah kepada Dev dan Rehaan.

Dev mendapatkan hadiah mobil mainanam berwarna hitam sedangkan Rehaan mendapatkan mobil mainan berwarna biru.

Awalnya Dev mengambil hadiah yang berwarna hitam karena lelaki itu menyukainya, Rehaan mengalah dan mengambil mainan berwarna biru.

Namun di tengah-tengah mereka asik bermain dan ketika Rehaan sudah sangat menyukai mainan nya; Dev tiba-tiba mengambil paksa mainan Rehaan.

Rehaan marah dan mencoba kembali mengambil mainannya sedangkan Dev juga tak mau kalah terus mengambil mainan itu.

Mereka bertengkar, dorong-dorongan hanya karena memperebutkan mainan itu.

Dirgantara lalu datang dan mengambil mainan itu.

"Kenapa kalian memperebutkan mainan ini?" tanya Dirgantara.

INSOLETN HEART [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang