Part 25 -Jadi Dev Itu?

34 6 187
                                    

"Aku meminta maaf soal kejadian kemarin malam. Kemarin tiba-tiba ada pekerjaan penting, jadi aku lupa mengabarimu dan maaf aku meninggalkan mu, dan membuatmu menunggu lama," pinta Dev yang sangat merasa bersalah.

Alena tersenyum tipis. "Ya, tak apa..." balas gadis itu, terdengar nya agak terpaksa.

"Kau tak marah?" Dev tampak memastikannya lagi.

Alena terlihat lelah. "Aku sudah lelah Dev, ini bukan yang pertamakali nya, tapi ini sering terjadi. Aku tak masalah, sudahlah lupakan saja," jelas Alena demi kedamaian bersama.

"Ya sudah, yang penting kau memaafkan ku," timpal Dev merasa lega.

Alena melirik Dev sekilas. Lupakan artinya jangan lupakan! Kenapa kau hanya meminta maaf ku? Kenapa kau tak membuatku senang kembali, maaf bisa di ucap, tapi tidak dengan yang lainnya batin gadis itu tampak kecewa.

Hari ini sebenarnya hari yang penting bagi mereka; karena hari ini semua orang berkumpul untuk menyiapkan pernikahan mereka yang akan di adakan seminggu lagi. Kebanyakan anak-anak atau yang seusia mereka sibuk berlatih menari––karena akan di lombakan menari antara keluarga Dirgantara dan Pranata.

Keluarga Dirgantara di wakili oleh Shreya, Veer dan Rinku. Sedangkan di keluarga Pranata akan di wakilkan oleh Raika dan Ammar tapi saat ini Raika sedang bersedih karena Ammar tak kunjung datang juga.

"KAKAK!" pekik Alena kegirangan kala melihat Ammar yang akhirnya datang, setelah membujuknya berkali-kali. Gadis itu segera berlari menghampiri kakaknya dan memeluknya erat, begitupun dengan Ammar sendiri.

"Akhirnya kau datang," isak Alena.

"Sebenarnya aku tak mau, tapi kasian Raika tidak ada teman menarinya," dusta Ammar karena gengsi. Ia sampai sekarang Ammar belum setuju dengan hubungan Alena dan juga Dev, terlebih lagi karena berita itu, semakin membuat pria itu muak tentang Dev.

"Ish..." dengus Alena.

Dengan acuh Ammar malah berjalan ke arah Raika meninggalkan Alena disana. "Dasar kakak kejam!"

---

Danish sedang galau akibat status nya dengan Mentari hanya sebatas teman. Sebenarnya sekarang ia sadar bahwa ia mulai menyukai Mentari. Ia selalu menganggap dia spesial dan selalu mengharapkan dia.

Tapi rasanya gengsi sekali untuk mengungkapkan perasaan yang sejujurnya kepada Mentari. Ia hanya takut respon Mentari tertawa seperti biasanya. Jika masalah lain, tak apa. Tapi jika masalah pengungkapan perasaan, itu rasanya sangat menakutkan, takut di tolak.

Apalagi kemarin Veer mengejeknya karena mempunyai hubungan dengan Mentari tanpa status yang jelas. Veer juga menakutinya dengan mengatakan jika suatu hari nanti Mentari pasti akan dibawa oleh orang lain.

Sedangkan dirinya akan menangis kembali setelah gagal dengan cinta pertama nya, masa sekarang harus gagal lagi? Oh tidak, Danish terus saja memikirkan ini namun ragu untuk bertindak.

"Danish aku harus pulang," kata Mentari terlihat terburu-buru.

"Kau harus menginap disini seminggu, kenapa pulang? 24 jam saja belum..." jelas Danish kebingungan. Mana Mentari terlihat resah gelisah.

"A-aku a-ada kepentingan," kikuk Mentari.

"Kepentingan apa? Kau ini seperti orang sibuk saja," tanya Danish marah, tak mau Mentari kemana-mana.

"Please ya?" pinta Mentari.

Danish menggelengkan kepalanya. "Kau sudah janji untuk membantu pernikahan Dev dan Alena!"

"Orangtua ku datang, mereka kekeh ingin menjodohkan aku dengan pemuda itu. Apalagi saat tahu rumor tak jelas ini, mereka jadi semakin ingin aku cepat-cepat menikah--"

INSOLETN HEART [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang