Part 16 -Rencana Baru Dev

48 7 235
                                    

Rencananya Dev akan mengantarkan Kanaya pulang ke rumahnya akan tetapi saat ini gadis itu sedang bersiap-siap dan Dev yang bosan memilih untuk menyalakan televisi nya.

Pria itu malah melihat Danish tengah siaran langsung dan Dev penasaran karena judulnya menarik perhatiannya.

MEMBUAT KUE COKLAT KESUKAAN DEV... ALENA BISA MASAK?

Dev terkekeh melihat tingkah laku mereka disana

"Mereka ada-ada saja, membuat kue coklat untukku? Aku pikir mereka akan membuat kejutan tapi ini malah siaran langsung, rasanya ingin cepat-cepat pulang dan memakan kue coklat buatan calon istri ku yang tak bisa masak..." gumam Dev dengan senyuman tak pudar.

Ya, Dev sangat tahu kalau Alena tak bisa memasak; hampir setiap hari Dev datang ke rumah Alena dan gadis itu selalu pesan makanan online atau sewaktu-waktu ia memasak dan mengaku itu buatannya padahal sebenarnya itu buatan Raika. Dev tahu karena Raika sendiri yang bisik-bisik padanya.

Dev kembali lagi ke Televisi, memperhatikan Alena, Rehaan dan Danish satu persatu.

Danish tampak sibuk berbicara dan matanya selalu mengarah pada kamera sedangkan Alena dan Rehaan tampak fokus sekali memasak.

Perhatian nya langsung tertuju pada Rehaan yang terus menatap Alena dengan tatapan tak biasanya dan jujur Dev tak menyukai itu.

"Rehaan seperti nya tak pernah seperti itu pada perempuan lain, tapi pada tunangan ku? Dia benar-benar kurang ajar!" maki Dev seraya mengganti siarannya dan memilih menonton film Horor.

"Dev aku sudah siap," kata Kanaya dengan pakaian barunya––sebenarnya Dev membelikan pakaian baru untuk Kanaya karena berpikir gadis itu akan memakai pakaian apa untuk pulang nanti.

Dev menoleh lalu tersenyum karena pakaian itu sangat cocok di tubuh Kanaya. Sebuah dress berwarna hijau.

"Ayo?"

"Ayo tunggu," Dev hendak mematikan Televisi nya namun Kanaya malah menatap ke depan dengan tatapan tak percaya.

"Wah? Film ini?" Kanaya terlihat semangat dan mendudukkan dirinya di sebelah Dev.

"Kau mau nonton?"

"Aku tak sempat menontonnya di bioskop, padahal aku ingin sekali menonton nya, bisa dari awal tak?" pinta Kanaya memohon––kapan lagi kan? Dapat menonton film gratis seperti ini.

Dev mengangguk senang––sebenarnya ia juga masih ingin menonton, toh sekarang belum ada pekerjaan apapun, kenapa tidak menonton saja? Ada Kanaya pula yang menemaninya.

Mereka menonton dengan sangat serius. Tiba-tiba tenggorokan Kanaya terasa sangat kering.

"Aku mau minum, aku ambil yah? Apa kau mau ku ambilkan juga?" tanya Kanaya memastikan.

Dev mengangguk tanpa menoleh saking fokusnya dengan film itu.

Tiba di dalam adegan film itu, seseorang terbunuh. Dev yang tak biasa melihat itu langsung menarik Kanaya yang sedang berdiri menjadi terduduk di pangkuan pria itu.

"Dev..." Kanaya panik bukan main ketika Dev menariknya dan membuatnya terduduk di pangkuannya, belum lagi pria itu memeluknya dari belakang dan menyembunyikan wajahnya punggungnya.

"Kanaya itu darahnya banyak sekali," rengek Dev ketakutan.

"Itu hanya film," Kanaya terkekeh.

"Tetapi tetap saja..."

CEKLEK

"Dev aku membuatkan ini untukmu!" ujar Alena yang datang tiba-tiba bersama Danish, tak lupa dengan kamera kesayangan pria itu.

INSOLETN HEART [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang